TIGA PULUH SATU : PMS

235K 19.4K 818
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Pagi-pagi sekali Samudra sudah berada di rumah Lalisa, menunggu cewek itu bersiap-siap dan hendak pergi ke sekolah.

Dengan heran dipandangnya Lalisa yang keluar dari rumah dengan muka cemberut. Ada apa?

"Kenapa Lis? Kok cemberut gitu?" Lalisa mendelik dan membenarkan tatanan poninya.

"Pulpen aku hilang, padahal kemarin masih banyak kok sekarang tinggal 2 biji? Kok banyak banget yang punya bakat keterampilan tangan di kelasku?" Samudra mengangkat sebelah alisnya.

"Keterampilan tangan?"

"Nyopet atau nyolong maksudnya." Samudra tertawa seketika.

"Kok malah ketawa?!"

Sungut Lalisa sambil menghentakkan kakinya ke tanah, Samudra tersenyum tanpa sadar. Pacarnya ini terlihat sangat lucu.

"Nggak papa. Nanti pulpennya aku beliin, nggak usah ngambek gitu. Ayo berangkat." Samudra dan Lalisa masuk ke mobil dengan cepat.

"Eh btw aku mau nanya sesuatu Sam." Samudra menolehkan kepalanya sebentar sebelum ia memajukan mobilnya.

"Nanya apa?"

"Aku baru tahu kalo kamu punya kakak, orang lain banyak yang tahu nggak?" Samudra terdiam sesaat.

"Cuma temen pas smp yang tahu."

"Kayak Kak Johan?" Samudra mengangguk.

"Kalo ayah kamu gimana? Dia yang punya yayasan kan ya?" Samudra mengeratkan tangannya di stir mobil.

"Lis, topiknya pindah ke yang lain aja bisa nggak?"

"Loh? Kenapa?"

"Aku paling nggak suka ngomongin topik itu." Jawab Samudra dingin.

"Berarti kamu juga nggak suka aku ngomong? Aku berisik ya?" Samudra mengangkat sebelah alisnya heran, mengapa reaksi Lalisa seperti itu?

"Kok ngomongnya gitu Lis? Bukan maksud aku ngomong kayak gitu. Maksud a..."

"Udahlah, aku tahu aku salah." Lalisa mendengus dan memalingkan kepalanya, lalu menatap apa saja pemandangan yang ada di luar jendela.

Samudra yang bingung mengenai apa yang terjadi, ia hanya bisa menerka-nerka apa alasan Lalisa bisa sesensitif ini, apa hanya karena masalah pulpennya yang hilang? Tidak, itu terlalu sepele. Atau apakah Lalisa...

"Sam, nanti pulangnya aku mau rapat sama anggotaku, tungguin ya." Lalisa tersenyum sangat manis, sampai-sampai membuat wajah Samudra terasa panas karena kikuk.

"I.. iya."

Sebenarnya Samudra merasa sangat heran, mengapa mood Lalisa sangat mudah berubah? Tadi ia terdengar sangat sinis dan baru saja tadi Lalisa tersenyum manis. Apa yang sebenarnya terjadi?

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now