•Extra Chapter #2•

166K 15.3K 4.4K
                                    

Untuk Lalisa Kiana, perempuan yang memiliki magnet misterius sehingga aku bisa tertarik kepadamu.

Sebelumnya, apakah kamu bisa memaafkanku karena dulu aku mengkalaimmu secara tiba-tiba? Itu caraku, menyatakan sesuatu sebagai milikku.

Tidak bisa diungkapkan bagaimana perasaanku saat melihatmu. Cinta pada pandangan pertama? Terdengar konyol memang, tapi itu yang memang sebenarnya terjadi.

Senyummu yang indah menghilangkan segala beban di pundakku yang selama ini setia membebani setiap langkahku. Terima kasih, mine.

Yeah, you're mine. Terdengar sangat posesif? Kurasa tidak.

Milikku ya milikku, fakta itu tidak yang pernah bisa berubah.

Apa kamu ingat tentang kejadian setelah pulang di kolam renang? Tentang es krim itu, itu memori terindah tentangmu, mine.

Lalu sebenarnya apa tujuanku menulis surat ini untukmu? Hanya ada dua jawaban, sebagai ungkapan cintaku sekaligus permintaan maaf.

Terdengar cheesy, tetapi hati ini benar-benar memilihmu.

Kita tidak akan pernah tahu kepada siapa hati berlabuh, tetapi yakinlah dia adalah yang terbaik untuk hidupmu.

Apa kondisiku akhir-akhir ini membuatmu khawatir? Maafkan aku, tidak ada maksudku berbuat begitu. Tetapi jika Tuhan yang menentukan, siapa yang bisa membantah?

Lalisa Kiana. Jujur, rasanya rasa sakit dan lelah tak hentinya menyerangku agar menyerah. Setiap saat aku takut, pergi meninggalkanmu dan membuatmu sedih. Itu hal terakhir yang akan kulakukan.

Jangan sampai air matamu jatuh lagi, itu terlalu berharga untuk disia-siakan untuk laki-laki berkelakuan buruk sepertiku.

Tersenyum saja, karena tidak ada yang lebih indah dari senyummu.

Aku hanya bisa meminta kepada Tuhan agar dia menjagamu, membiarkan senyummu berkembang tanpa ada kisah sedih yang kamu rasakan.

Lalisa, jika kamu tidak menerima perasaanku ini, biarkanlah aku terjebak dalam bayangan semu tentang merajut kasih denganmu, setidaknya itu dapat membuat hatiku menghangat walaupun sekejap saja.

Lalisa, kamu tahu aku sangat menyayangimu kan?

Entahlah, tapi aku merasa Tuhan akan segera memanggilku. Tolong lah untuk bahagia, jangan terus-menerus bersedih untuk hal-hal yang sia-sia sepertiku.

Cari laki-laki yang lebih dariku, meskipun aku yakin tidak akan ada.

Ucapkan pada mereka, hidup laki-laki yang menyakitimu tidak akan pernah tenang. Aku berjanji.

Mungkin ini hal terakhir yang bisa kulakukan untukmu, menulis surat yang mengungkapkan segalanya.

Terima kasih Lalisa, sudah membuatku merasakan semua perasaan ini yang sejenak membuat hidupku lebih bermakna.

Aku tidak akan pernah melupakanmu.

Lalisa, terima kasih sudah hadir dalam hidupku.

I love you, mine.

From Samudra Alano Navvare, yours.

Lalisa memegang dadanya keras-keras, mencoba meredakan segala perasaan yang berkecamuk di dadanya.

Lalisa memeluk surat itu erat-erat, membayangkan bahwa yang ia peluk adalah Samudra yang kini sedang tersenyum menenangkannya.

Samudra, benarkah kamu menyayangiku? Lalu mengapa harus pergi?

Lalisa menarik dan mengembuskan napasnya berulang-ulang, rasa sakit itu belum pergi. Atau tidak akan pernah pergi?

Tetapi di balik itu ia mempelajari sesuatu.

Appreciate what you have, before it turns into what you had.

∆∆∆

Ada yang baper? Nggak kayaknya wkwk

So, apa tanggapan kalian tentang surat Samudra di extra chapter ini?

See you guys:)

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now