EMPAT PULUH SEMBILAN : Ego

195K 14.9K 3.8K
                                    

Jangan lupa tonton video MPBB di YouTube^^

Link-nya : https://youtu.be/hd_7n0gBKYU

Big thanks buat @Cherry1702 yang udah buatin video sekeren itu

∆∆∆

Mata tajam Kean segera menangkap seseorang yang terbaring dengan mata terpejam di atas tempat tidur, jika diperhatikan pun tak ada tanda-tanda bahwa anak laki-laki itu akan bangun.

Apakah yang ia lakukan dulu terlalu berlebihan? Samudra terlihat sangat lemah sekarang, dengan segala peralatan untuk perawatan intensifnya.

Apakah efek pemukulannya menyebabkan sesuatu yang berbahaya atau bahkan menjurus ke hal-hal yang tidak diinginkan? Pukulan yang dulu dilayangkannya Kevin rasa bahkan sangat keras. Apalagi di bagian dada dan kepala.

Ia masuk lalu menutup pintu dengan sangat pelan, seolah suara pintu yang tertutup bisa membuat kehebohan. Tetapi Kevin segera membulatkan matanya ketika melihat seorang anak perempuan yang duduk di kursi dan terkantuk-kantuk, dia Lalisa.

Kevin mengusap tengkuknya sendiri, apa yang harus ia lakukan? Rasanya apa yang akan ia lakukan akan serba salah. Jika ia pergi maka rasa bersalah dan mimpi buruknya akan terus berlanjut, tetapi ia tidak bisa membayangkan reaksi Lalisa saat melihatnya ada di sana.

Kevin mendesah, ia memilih untuk memberanikan diri menghampiri tempat tidur.

Lalisa mendongak ketika mendengar suara langkah kaki di dekatnya. Sebenarnya tadi ia tidak tidur, hanya menunduk saja sambil memejamkan mata dan menggoyangkan tubuh ke depan dan ke belakang dengan ritme yang teratur.

Betapa terkejutnya ia ketika membuka mata dan menemukan seorang anak laki-laki berusia setahun di atasnya yang menyebabkan Samudra seperti ini, Kevin alias Kean Rivano.

Refleks Lalisa bangkit dengan tubuh gemetar.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Lalisa seolah berbisik.

Kevin menunduk menatap wajah Samudra yang lebam, khususnya mata tajam itu yang masih tertutup. "Gue ke sini ... mau minta maaf."

Tanpa diduga Lalisa sudah berada di samping Kevin lalu menendang kaki cowok itu dengan keras, hingga menyebabkan Kevin mengerang.

"Nggak guna lo ke sini terus minta maaf."

Kevin mendesis dan kembali berdiri walaupun rasa sakit terasa di kaki dan juga hatinya.

Ia ke rumah sakit untuk tujuan yang baik, yaitu meminta maaf. Tetapi ternyata kedatangannya itu sama sekali tidak diharapkan.

"Gue ke sini bukan mau ribut."

"Tapi buat apa lo ke sini hah? Mau nyakitin Samudra lagi? Iya?" Suara Lalisa mulai meninggi karena emosi, telunjuknya terangkat dan mengarah ke wajah Kevin.

"Udah gue bilang gue ke sini nggak mau nyari ribut," ulang Kevin sambil menahan emosi, ia agak tersinggung sekarang.

"Terus mau lo apa hah?"

"Kenapa sih kemarin sampe ngegebukin Samudra? Buat apa?" Lalisa mulai terisak.

"Liat hasil kelakuan lo sekarang." Lalisa menunjuk Samudra yang masih setia menutup matanya.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now