EMPAT PULUH DUA : Bruise

147K 13.9K 906
                                    

"Kev, mending kita berhenti. Dia udah keok juga, udah pingsan," celetuk seorang siswa berambut cepak yang merupakan teman Kevin. Apa yang dikatakannya memang benar, Samudra sudah tidak sadarkan diri. Mata cowok itu terpejam, dengan luka dan noda di tubuhnya.

"Terusin aja, biar modar sekalian," sungutnya dengan kemarahan yang masih menguasai dirinya, kenangan tentang masa kecil bersama Tamara berkelebat.

Andre, Samudra, Tamara dan Kean. Mereka adalah empat orang sahabat yang tak terpisahkan saat kecil, Tamara yang sakit-sakitan selalu tampak ceria di hadapan ketiga sahabat laki-lakinya, Kevin tersenyum pedih. Bayangannya tentang senyum Tamara yang hangat membuat hatinya sakit, ia merindukan perempuan ceria itu. Sangat.

"Kenapa kalian malah berhenti?" tanya Kevin ketika teman-temannya berhenti memukuli Samudra.

"Dia juga udah pingsan Kev."

"Gue enggak mau kebablasan."

"Mending kita cabut sebelum ada yang liat kita."

"Alah bacot lo semua!" Kevin merebut balok kayu yang dipegang temannya, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi hendak memukulkan benda itu ke kepala Samudra.

Tetapi belum sempat melakukannya Kevin tertarik ke belakang dan mendapatkan sebuah tinjuan gratis di wajahnya.

"BERANI-BERANINYA LO MUKULIN TEMEN GUE BANGSAT!" teriak Johan Samuel, teman Samudra dari SMP dengan wajah merah padam.

June dan Oldan melayangkan tatapan tajamnya ke arah teman-teman Kevin, Oldan lalu berteriak, "Lo semua nggak takut di DO hah? Lo lupa kalo Samudra anak pemilik yayasan?"

Beberapa dari mereka tampak menelan ludahnya kasar, mengapa tidak terpikirkan hal itu oleh mereka?

"Kenapa diem? Baru mikir lo semua hah? Otak itu dipake nyet," sambung Oldan sambil berusaha mengangkat tubuh Samudra bersama June.

"ALAH BACOT LU NJING! BERANTEM SAMA KITA KALO BERANI!" bentak Kevin dengan jarinya menunjuk-nunjuk wajah Oldan beserta yang lain.

Mereka mendengus bersamaan.

"Ngelawan Samudra yang sendirian aja lo rame-rame gimana mau ngelawan kita? Lo mikir nyet," ejek Mingyu sambil mendorong tubuh Kevin karena kesal.

"LO PIKIR GUE TAKUT? LAWAN GUE KALO BERANI!" Mingyu yang mulai tersulut emosi segera melayangkan tinjunya, Kevin terjatuh lalu dibantu oleh teman-temannya.

"Masih berani kalian disini? Gue yakin kalian bakal di DO setelah ini," tegas Mingyu dengan senyum miring yang tercetak di wajahnya.

"Mending cabut Kev, jangan nambah masalah lagi."

"Kita juga nggak bakalan menang."

"Bagus nyadar diri kalian semua, pulang lo anjing."

Dengan wajah kesal dan masih dendam Kevin pergi walaupun dengan terpaksa, teman-temannya sendiri sudah dari tadi ingin pergi dari taman belakang sekolah itu. Ucapan Oldan dan Mingyu menyadarkan mereka, dan sebuah istilah horor mulai menghantui pikiran masing-masing. DO alias drop out. Karena mereka yakin, setelah mereka dikeluarkan pasti akan sangat sulit mengurusi sekolah mereka, mengingat mengurus kepindahan kelas XII itu sangat sulit.

June dan Oldan yang membawa tubuh Samudra, lalu Johan, Jo dan Mingyu dikejutkan dengan suara kaki yang berpijak ke tanah secara cepat. Mereka menoleh bersamaan dan mendapati Lalisa yang datang dengan keadaan agak kacau. Rambutnya berantakan, bahkan cewek itu tidak memakai sepatu.

Mata Lalisa membulat sempurna ketika melihat keadaan Samudra yang berada di rangkulan Oldan dan June, ia segera menutup mulutnya untuk menahan teriakan yang hendak keluar.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now