TIGA PULUH LIMA : Stupid

147K 12.6K 167
                                    

Wajah Lalisa kusut sekusut-kusutnya saat ia sampai di rumah, ketika ia masuk didapatinya Joshua yang sedang duduk anteng di ruang tamu.

"Hai Lis."

"Hai." Balas Lalisa seperti tak bertenaga.

"Mmm.. Lis, aku mau balikin buku ini." Joshua menyerahkan sebuah buku berjudul Penujum Buta.

"Kapan kamu minjem buku ini Josh? Aku nggak inget."

"Pas SMP dulu." Lalisa hanya mengangguk mengiyakan.

Joshua sebenarnya ingin berlama-lama di sana, tetapi respon yang diterimanya tidak seperti yang ia harapkan. Lalisa bahkan tidak bertanya mengenai luka di sudut bibirnya.

"Kalo gitu gue pulang ya Lis." Lalisa kembali mengangguk. Joshua menatap Lalisa kecewa.

Dengan langkah gontai Lalisa meninggalkan ruang tamu dan pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua. Samar-samar terdengar suara beberapa perempuan dari sana yang Lalisa yakini adalah suara Jennie, Mila dan Rosa.

Ketiga temannya itu tidak sadar ketika Lalisa membuka pintu kamar, sepertinya mereka terlalu asik dengan film yang mereka tonton.

Jennie yang memang posisinya paling dekat dengan pintu segera menoleh.

"Hei Lis, buruan sini!" Jennie menepuk lantai disebelahnya.

"Ada apaan emang?"

"Nonton biasa." Lalisa kemudian menyadari sesuatu.

"Kok baju kalian kayak baju tidur?" Mila dan Rosa kini menoleh.

"Kita nginep di rumah elo ya, bosen gue di rumah. Nyokap bokap keluar kota mulu." Sungut Rosa sambil menggigit keripik kentangnya.

"Gue juga bosen di rumah, ribut mulu sama si banteng." Timpal Mila kesal. Jennie menoleh.

"Banteng? Siapa?"

"Adek gue, badannya kan gede." Lalisa hanya tersenyum tipis dan segera menghampiri lemari pakaian lalu pergi ke kamar mandi.

Lalisa yang sedang mengenakan celana pendeknya hampir saja terpeleset karena kaget ketika mendengar suara perempuan berteriak, dengan buru-buru ia keluar dari kamar mandi dan mendapati ketiga temannya sedang menunjuk-nunjuk layar laptop.

"Si Ganush nggak masih idup atau udah mati tetep nyusahin njir." Ucap Rosa frustasi.

"Mati mah mati aja please." Timpal Mila.

"Gue mual sumpah." Jennie menutupi mulutnya.

"Nonton apaan sih? Kok berisik banget."

"Drag Me To Hell." Balas ketiganya dengan kompak.

"Serem emangnya?" Lalisa ikut duduk di sebelah Jennie.

"Ngagetin."

"Ngeselin juga." Lalisa hanya tersenyum tipis untuk merespon ucapan mereka.

Lalisa mengecek layar ponselnya, tetapi tidak ada notifikasi pesan atau apapun. Padahal Lalisa sudah sangat menantikan pesan dari Samudra.

Apa cowok itu marah padanya? Lalisa meringis, pertanyaan bodoh. Tentu saja cowok itu marah padanya, pasti.

"Kok elo bengong Lis." Jennie menyenggol tangan Lalisa karena menyadari bahwa temannya itu sedang memikirkan sesuatu.

"Gue lagi mikirin Samudra Jen." Ketiga temannya itu langsung menoleh.

"Filmnya pause dulu." Bisik Mila ke Rosa, tapi sedetik kemudian Mila malah berteriak kaget.

"ANJIR PAUSE NYA JANGAN BAGIAN INI ROSAA!!" Di layar laptop menampilkan penampakan hantu dengan sangat jelas. Rosa meringis tetapi tertawa kecil kemudian.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now