LIMA : I don't care what you say, you're mine

631K 36.9K 891
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Kok nggak jawab?" ulang Samudra ketika Lalisa hanya menutup mulutnya rapat-rapat.

"Emmm... gue mau ngembaliin buku dari elo," jawab Lalisa berbohong, lebih baik cari aman dulu daripada timbul reaksi yang tidak diinginkan.

"Ngomongnya jangan elo-gue, kesannya kayak nggak akrab." Lalisa menaikkan sebelah alisnya, ia dengan Samudra kan memang tidak akrab. Lalisa mengelengkan kepalanya kemudian.

"Oh iya, mana bukunya?"

"Emmm... Di tas," cicit Lalisa sambil mengalihkan pandangannya dari anak laki-laki yang sekarang duduk di sampingnya ini, Samudra memicingkan matanya curiga.

"Ngapain kamu balikin buku itu ke aku? Bukannya aku bilang aku ikhlas?"

"Gue.. gue ngerasa gak enak aja." Samudra mengangkat sebelah alisnya.

"Kan udah aku bilang jangan pake elo gue."

"Yakin niat kamu nyariin aku mau kembaliin buku?" Lalisa mengangguk.

"Tapi aku gak yakin."

Deg. Ucapan Samudra membuat Lalisa gelisah, ngebohongin orang pinter emang susah.

"Aku nggak suka sama cewek yang ngebohongin aku Lalis." Samudra menatap Lalisa tajam, Lalisa yang ditatap Samudra pun merasa seperti terintimidasi.

"I.. iya kok."

"Aku nggak suka cewek yang ngebohongin aku," ulang Samudra, tetapi dengan penekanan disetiap katanya. Lalisa memalingkan wajahnya.

"Jujur sama aku. Aku pacar kamu kan?" Lalisa mengerutkan dahinya.

"Gue nggak pernah jawab iya Kak, jadi gue bukan pacar elo!" Kalimat itu akhirnya meluncur dari mulut Lalisa. Mendengar jawaban Lalisa, Samudra malah tersenyum sinis.

"Aku gak peduli apapun jawaban kamu, tetep aja kamu itu milik aku."

"Gue bukan barang yang lo beli terus diklaim kayak barang." Nafas Lalisa memburu akibat emosi. Sedangkan Samudra hanya merespon dengan tenang.

"Aku nggak peduli kamu mau ngomong apapun. Tapi faktanya tetep sama, nggak akan berubah," ucap Samudra sambil tersenyum tipis. Lalisa mendengus dan memalingkan wajahnya menghindari tatapan Samudra.

Ia berharap Samudra pergi tetapi cowok itu tetap setia duduk disamping tempat tidur yang ia tempati sekarang. Samudra hanya terus menatap Lalisa intens seolah Lalisa bisa lenyap bila ia mengalihkan perhatiannya.

"Ngapain masih disini?" sungut Lalisa.

"Nungguin kamu."

"Nggak perlu, keluar."

"Nggak mau."

"Keluar."

"Nggak."

"SAMUDRA KELUAR!" Bentakan itu berhasil mengagetkan Samudra sebentar, tetapi ia menggeleng.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now