EMPAT PULUH DELAPAN : Kean Rivano

192K 14K 1K
                                    

Chapter yang tadinya di-private akan saya ubah jadi publik kembali besok, karena saya bingung banyak yang nggak bisa ini itu

Tapi buat antisipasi nanti mungkin 5 chapter akhir yang akan saya private mending follow dari sekarang. Takutnya malah ribet.

∆∆∆

Kevin terbangun dengan keringat yang menetes di pelipisnya. Lagi-lagi ia bermimpi buruk, sudah beberapa hari ini ia mengalami mimpi seperti itu. Bahkan sebelum ia melaksanakan niatnya untuk menghajar Samudra.

Mimpinya tak berubah, dan itu yang membuat Kevin gelisah sekaligus tertekan. Ia mengembuskan napasnya keras-keras lalu bangkit dan berjalan ke balkon untuk duduk di sana.

Mimpi buruk itu entah mengapa terus menghantuinya, meskipun setitik rasa senang ia dapatkan ketika bermimpi tentang Tamara, gadis kecilnya yang ceria dan selalu tersenyum dalam keadaan apapun.

Mimpinya itu selalu sama, selalu.

Kevin menolehkan kepalanya kesana-kemari ketika yang ia lihat hanyalah kegelapan, bahkan setitik cahaya pun tidak ada.

Tiba-tiba sebuah cahaya yang menyilaukan datang dari depan, sehingga membuat Kevin menutup matanya selama beberapa saat.

Perasaannya kaget luar biasa ketika setelah ia membuka mata hal yang pertama kali ia lihat adalah Tamara, gadis kecil itu sedang duduk di atas kursi kayu sambil menangis tersedu-sedu.

"Ra." Suara Kevin rasanya tidak keluar sama sekali.

"Ra," panggilnya sekali lagi. Akhirnya Tamara mendongak, tetapi yang membuat Kevin heran adalah tatapan yang dilayangkannya, seperti tatapan kebencian.

"Ra, ini Kean." Kevin berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan Tamara, "aku kangen sama kamu Ra."

Bukannya membalas ucapan Kevin dengan topik yang sama, Tamara malah memukul-mukul kepala Kevin. "Kenapa Kean benci sama Samudra? Sampai celakain Samudra? Kamu jahat Kean!"

Kevin hanya diam membeku, rasa sakit akibat pukulan Tamara sama sekali tidak ia rasakan. Melainkan lubang menganga di hatinya karena Tamara masih menyebut nama Samudra bahkan dalam mimpinya.

"Samudra sampai sakit, Kean nggak kasihan?"

"Aku sedih liat Samudra kayak gitu."

Kevin mendongak dan menarik Tamara ke dalam pelukannya. "Karena dia udah ngerebut perhatian kamu."

"Tapi Kean nggak harus nyakitin Samudra kan? Aku suka sama Samudra."

Kevin kembali diam ketika Tamara meronta dipelukannya.

"Kenapa kamu harus suka dia sih Ra? Apa aku nggak cukup buat kamu?"

Suara tangisan yang lolos dari mulut mungil Tamara membuat Kevin ikut merasa sedih luar biasa. Segala pertanyaan mengenai mengapa Tamara bisa menyukai Samudra dan hal-hal sejenisnya malah membuat kepala Kevin terasa mendidih.

"Aku sayang sama kamu Ra."

Kevin melepaskan pelukannya ketika tidak mendapat respon, betapa terkejutnya ia ketika mendapati Tamara yang tidak sadarkan diri dengan darah mengalir dari hidungnya.

"Ra? Kamu bisa denger aku kan? Ra?" Kevin mengguncang-guncangkan tubuh gadis mungil itu.

"Ra, bangun Ra, jangan tinggalin aku." Air mata berhasil menetes dari matanya, hingga berlanjut ke isakan hebat ketika melihat kejadian itu terulang di mana orang yang paling ia sayang meninggal di hadapan Kevin.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now