Part 4 ~ Restoran Soba

1.1K 70 27
                                    


Assalamualaikum, semuanya....

Hari ini aku excited banget buat nglanjutin nih cerita. Kenapa?

Karena Leppi udah pulang ke rumah setelah hampir 3 bulan koma :v :v :v

Oke. Mungkin ini sedikit lebay, sih! Tapi, kalian tau sendiri kan kalau berpisah dengan pacar selama hampir tiga bulan terus ketemuan lagi itu rasanya bagaimana?

Oke. Happy reading, guys.....

________________________________________


Sae memarkirkan sepedanya di tempat parkir. Setelah terparkir dengan sempurna, dia mengambil tas kecil yang ada di keranjang sepeda depan dan memakainya di pundak. Dia lalu merapikan rok selutut dan rambut sepundaknya. Setelah merasa rapi, dia segera berjalan santai menuju lapangan.

Sae terdiam sepanjang perjalanan menuju lapangan. Dia memikirkan tentang masalah hatinya dan itu dilakukannya setiap hari. Ibunya berpikir bahwa Ryota-kun tampan. Namun, pernyataan itu membuat Sae semakin bimbang. Apakah Ryota pantas untuknya. Dia terlalu sempurna untuk itik buruk rupa seperti Sae.

Sae tersenyum. Dia melihat Ryo-kun sedang memainkan raketnya untuk melawan anak kelas lain yang juga mengikuti ekskul tenis. Dia lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan. Ya! Benar saja. Banyak para gadis yang melihat mereka bermain.

Dan.... mereka lebih cantik daripada aku....

Dengan menunduk, Sae mendekati tempat duduk kayu yang ada di tepi lapangan. Tempat Ryota meletakkan tasnya. Lalu duduk di sana.

Ryota tersenyum melihat Sae. Dia mengucapkan sesuatu pada lawan mainnya. Lalu kepada para lelaki yang duduk di tepi lain lapangan yang berlawanan dengan Sae. Semua mengangguk. Menandakan bahwa mereka mengerti apa yang diucapkan Ryota.

"Sae? Ada apa kamu kemari? Apa ada yang ketinggalan?" tanya Ryota saat sampai di depan Sae.

"Tidak. Aku bosan di rumah. Dan, aku hanya ingin melihatmu bermain."

Karena kau terlihat keren saat bermain tenis. Lanjut Sae, dalam hati.

"Oh... hanya itu saja."

Sae terdiam. Ryota mengambil handuk kecil di atas tasnya dan segera mengelap keringatnya. Setelah semuanya kering, dia menukarnya dengan sebotol air mineral dan menengguknya. Membuat Sae melihatnya dalam diam. Lagi-lagi, dia harus memikirkan masalah hati. Dia selalu merasa kehidupan SMA penuh dengan cerita cinta. Dan, dia selalu merasa hanya kehidupan dirinyalah yang berwarna abu-abu.

"Hei?"

Sae menoleh. Ryota menatapnya dengan heran.

"Ada bunga sakura di rambutmu."

Kening Sae berkerut. "Benarkah?"

"Iya. Apa kamu tidak menyadarinya."

Sae menggeleng. "Di mana?"

"Diamlah! Aku akan mengambilnya."

Sae terdiam. Dia menahan napas. Matanya membulat. Ryota sangatlah dekat dengannya sekarang. Membuatnya bisa mencium aroma tubuh Ryota yang harum meskipun dia baru saja berolah raga dan banyak mengeluarkan keringat.

"Ini."

"Hah?" Sae tersentak dari lamunannya. "Oh... o iya."

Sae menerima bunga sakura berwarna merah muda itu. Lalu menatapnya. Keningnya berkerut. Kapan bunga ini jatuh di kepala dan menyangkut di rambutku?

"Hei? Restoran Soba di dekat taman kota sedang memberikan harga murah untuk hari ini. Mau pergi?"

Sae terdiam sejenak. "Lalu, bagaimana dengan sepedaku?"

"Biarkan saja di sekolah. Nanti aku akan berbicara dengan penjaga sekolah. Besok, aku akan menjemputmu. Bagaimana?"

"Um... Baiklah."

Ryo tersenyum. "Baiklah. Aku ganti baju dulu."

"Ya. Jangan lama-lama."

Ryota hanya mengangguk kecil dan segera berjalan menuju ruang ganti. Sae menunduk. Bermaksud menyembunyikan senyumnya.

***

Sae terdiam sambil memainkan sumpitnya. Soba yang terlihat enak di depannya bahkan tidak bisa menarik perhatian Sae. Tentu saja. Ada hal penting yang Sae pikirkan. Dia sedang berpikir keras, apa maksud Ryota melakukan ini semua kepadanya.

"Kenapa kamu tidak menyentuh sobamu barang sedikit pun? Bukankah itu makanan kesukaanmu?"

Sontak, Sae bertambah bingung. "Kamu tau makanan kesukaanku?"

Ryota tertawa. "Bukankah kita sudah saling mengenal selama satu tahun? Itu tidak menutup kemungkinan bahwa aku bisa mengetahui segalanya tentangmu."

Alis Sae bertaut. "Tapi, aku bahkan tidak mengetahui makanan kesukaanmu meskipun aku," Sae terdiam, menunduk. Tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Kamu apa?"

Sae melirik ke Ryota. Dia menatap Ryota dengan tatapan marah yang dibuat-buat. "Tidak usah dibahas."

Sae mulai memakan sobanya. Rasa soba di lidahnya jadi tidak seenak kenyataan karena Sae tidak benar-benar menikmati sobanya. Ryota yang kembali memakan sobanya hanya menatap Sae dalam diam. Mengamati perubahan wajah Sae.

"Dan, Ryo-kun?"

Ryota yang sedang menyumpit mi-nya mendongak. Keningnya berkerut melihat Sae yang terlihat cemas. Pantas saja. Sae kini tengah dilanda banyak pertanyaan dari otaknya.

"Ternyata harga sobanya tidak hanya murah. Harga soba ini gratis." kata Sae sambil menatap Ryota.

Ryota tersenyum. Kau mulai menyadarinya.

"Tidak hanya itu." lanjut Sae. "Ternyata soba gratis ini bisa didapat bila para pelanggannya membawa pasangannya."

Kau memang orang yang sangat peka, Sae-chan. Aku sangat senang itu. Ryota tersenyum. Dia bahagia sekali karena Sae sudah menyadari maksud Ryota mengajaknya ke tempat maka soba itu.

"Dan kamu membuatku sadar bahwa,"

Ayo katakan, Sae-chan!

"Kamu memanfaatkanku untuk mendapatkan soba gratis ini."

Ryota memandang Sae dengan bingung. Keningnya berkerut. Dia terkejut sekali bahwa ternyata Sae malah memandangnya dari sudut negatif. Sangat tidak sesuai dengan perkiraan Ryota yang,

____________________________________________

Gimana? Kepanjangan atau kurang panjang? Aku tunggu kritik dan saran yang membangun dari kalian. So? Jangan ragu juga buat komentar yang super pedas karena aku.... (menghela napas) masih amatir.

See you in the next part....

Wassalamualaikum...

Gomen ne, Summer [Beginner]Where stories live. Discover now