Part 17 ~ Where are you, Sae?[1]

699 43 11
                                    

Happy Reading :D

_______________________________

Kereta itu melaju dengan kecepatan penuh. Membawa Sae menuju sekolahnya, SMA Sumitani.

Sae mengembuskan napas. Matanya menatap keluar jendela. Selama hidupnya, dia tidak pernah terlalu peduli dengan kehidupan temannya yang lain. Terutama temannya yang berjenis kelamin cowok. Dari dulu, dia sangat tertutup dengan makhluk berjenis kelamin tersebut. Tapi, semua berubah.

Sejak dia bertemu Fuji.

Sae sekarang bahkan bertekad untuk mengetahui kehidupan Fuji yang sebenarnya. Semalaman, dia berusaha memperkuat dirinya. Dia harus bisa mendekati Fuji. Membuat cowok itu luluh padanya. Tapi, jika Fuji memang tidak mau terbuka dengannya, Sae juga tidak akan memaksa.

Itu adalah hak Fuji.

Kereta itu berhenti. Membuat Sae segera bangkit dan keluar kereta. Berjalan meninggalkan stasiun dan menyusuri trotoar. Sekolahnya tidak jauh dari pemberhentian kereta.

Sae berusaha mengembangkan senyumnya. Hari ini, aku harus bisa lebih dekat dengannya. Sae ingat betul bagaimana kejadian kemarin. Fuji meminjamkan jaketnya pada Sae. Dan jaket itu yang membuat Sae semakin bersemangat.

Kening Sae berkerut saat sebuah mobil hitam besar berjalan pelan di sampingnya. Sesaat kemudian, beberapa orang laki-laki berbadan kekar dan berpakaian hitam keluar dengan gerakan gesit. Dan, entah bagaimana kejadian itu terjadi. Tapi Sae sudah menutup matanya dan terduduk di jok belakang mobil itu.

Mobil itu segera melesat cepat.

***

Fuji melemparkan tasnya, sembarang. Seperti biasa. Dia duduk di bangku dan mengeluarkan alat tulis. Mulai melakukan aktivitas untuk membunuh kejenuhan.

Jari-jemarinya mulai menari di atas kertas gambarnya. Menggambarkan apa yang sedang dipikirkannya. Teman-temannya yang mulai berdatangan tak dihiraukan. Membuat Fuji juga tidak menyadari. Bahwa gadis yang biasanya selalu menganggu hidupnya belum juga datang.

Sesaat, Fuji mendongak. Satu alisnya terangkat heran. Tak lama, dia mendengus kesal. Kenapa aku mencarinya?

Fuji melanjutkan aktivitasnya lagi. Membiarkan jemarinya menari. Mencoret-coret kertas gambarnya dengan sebuah pensil mekanik. Menggambar sebuah wajah yang sedang terpikirkan.

Dan, begitu terkejutnya dia saat sebuah wajah yang selalu mengganggunya terlukis di kertas gambarnya. Membuatnya membanting pensil mekaniknya. Pensil tak berdosa itu jatuh ke lantai dan patah menjadi dua bagian.

Fuji mengacak-acak rambutnya, frustrasi. Dia menatap ke arah Yuki yang sedang menggambar di atas kertas gambar. Fuji tau betul apa yang dilakukan gadis itu. Gadis itu adalah seorang mangaka.

Tidak perlu dibahas dari mana Fuji tau hal itu.

Yang ada di pikiran Fuji sekarang adalah Sae.

Semakin Fuji berusaha menghilangkan Sae dari pikirannya, semakin Fuji mengingatnya.

Dia menoleh ke arah Yuki lagi. Gadis itu tengah menatap cemas ke arah pintu masuk. Pantas saja. Kurang lima menit lagi, bel masuk akan berbunyi. Hampir semua temannya juga sudah berdatangan dan mengambil tempat duduk masing-masing.

"Sae-chan. Kemana kamu?" gumam Yuki.

Gadis itu segera menutup buku gambarnya dan menyembunyikannya di laci. Hal yang sama dilakukan Fuji. Dia tidak menyangka bahwa Yuki juga pandai menggambar, sama seperti dirinya.

Fuji menoleh ke pintu masuk. Pikirannya sekarang sedang kurang fokus. Terlebih, saat Sae belum juga nampak batang hidungnya ketika guru matematika mereka, Eri-sensei, sudah memasuki kelas.

_____________________________

Gimana? Kependekan? :v Ditunggu krisannya

Gomen ne, Summer [Beginner]Where stories live. Discover now