Part 19 ~ Mata-mata?

606 40 2
                                    



Sae membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa pusing. Hal pertama yang dilihatnya adalah sebuah meja besar di depannya. Dia terduduk di sebuah kursi kecil yang terbuat dari kayu.

Di mana aku?

Sae berusaha menggerakkan anggota tubuhnya. Rasanya sangat sakit. Dan, apa-apaan ini? Sae mendapati tangannya diikat ke belakang kursi.

"Irasshai."*

Suara itu berasal dari belakang meja besar di depan Sae. Membuat Sae memicingkan mata. Ruangan itu sangatlah gelap. Hanya sebuah lampu meja kecil yang ada di atas meja. Dan, benar saja. Ada sebuah kursi di belakang meja besar itu. Orang yang mendudukinya sedang memunggungi Sae. Membuat cewek itu tidak bisa mengenali siapa orang yang baru saja berbicara itu.

"Kyou wa ii o tenki desu ne?"** Pria yang memunggungi Sae itu tersenyum licik.

Sae terdiam. Tidak menanggapi ucapan pria itu. Dirinya sekarang tengah dilanda kebingungan. Memikirkan, siapa kira-kira pria di depan sana yang tengah memunggunginya.

"Anda siapa?"

Pria itu tertawa. Membuat kening Sae berkerut. Pria itu memutar kursinya perlahan. Badan pria itu sedikit terlihat. Membuat Sae semakin penasaran dan memicingkan matanya. Terlihat pria itu memakai pakaian hitam. Itu jas.

Siapa dia?

Sae tidak mengenali pria itu begitu semua wajahnya terlihat. Pria itu mengembuskan asap rokoknya. Membuat Sae terbatuk sebentar.

"Anda siapa?" tanya Sae lagi.

Pria itu menyengir. "Tidak usah berpura-pura. Baka!"

Perkataan pria itu sukses membuat kening Sae berkerut, heran. Memangnya aku berpura-pura apa?

"Kau mata-mata dari mana?"

Mata-mata? Memangnya aku detektif, apa? Lagi-lagi Sae hanya bisa menatap pria itu dengan wajah innocent-nya. Dia benar-benar tidak tau apa yang dikatakan pria itu. Sae saja tidak mengenalnya sama sekali.

"Jawab pertanyaanku, wahai anak muda!"

"Apa yang perlu saya jawab, Tuan?" Sae membuka mulut.

Pria itu menggebrak meja keras-keras. Membuat Sae tersentak. Sae yakin pria itu tengah marah tingkat dewa. Tapi, kenapa? Ah! Pria di depannya membuat Sae teringat akan Fuji. Fuji kan juga suka menggebrak-gebrak meja.

"Kau sudah terkepung. Sebaiknya, tidak usah berpura-pura lagi."

Sae menangkap beberapa bayangan hitam melangkah maju. Mendekatinya dan pria itu, membentuk sebuah lingkaran. Sae baru sadar. Ternyata sedari tadi dia dikelilingi oleh beberapa orang berbadan kekar dan berbaju serba hitam.

Tapi... Hei! Kening Sae berkerut. Tunggu dulu! Sae sepertinya mengenali salah beberapa orang yang berdiri di dekatnya. Mereka adalah orang yang membawanya masuk mobil saat berjalan menuju SMA Sumitani tadi pagi.

Tiba-tiba, nyali Sae menciut.

"Jawab pertanyaanku. Kau mata-matanya siapa?"

"Saya bukan seorang mata-mata, Tuan," jawab Sae, tegas.

PLAK!

__________________________

*Selamat Datang


**Cuaca hari ini bagus, bukan?

___________________________________________

Bagaimana? Kependekan? Kurang panjang? Kepanjangn?

Ditunggu Krisannya lho :*

Regards,

Nazavelis

Gomen ne, Summer [Beginner]Where stories live. Discover now