Part 18 ~ Where Are You, Sae? [2]

598 40 14
                                    

Happy reading :)

______________________________________


"Fuji-kun, kau kenapa?"

Seorang cewek terlihat khawatir. Tangannya secara perlahan menyentuh pipi cowok di depannya itu. Di sudut kanan bibir cowok itu, terlihat bulatan kecil berwarna biru. Ada juga bulatan besar berwarna biru yang sedikit tersamar di sekitar tulang pipi kiri.

"Apa gara-gara otou-sanmu lagi?" lanjut cewek itu.

Fuji terdiam. Menelan ludah. Wajah cewek di depannya begitu membuatnya tenang. Wajahnya begitu teduh. Sikapnya yang selalu perhatian dan tulus. Membuat Fuji semakin menyayangi cewek di depannya.

"Tidak usah dipikirkan!"

Fuji duduk di bangkunya. Cewek itu ikut duduk di bangku depan Fuji.

"Aku harap, kau bisa berbaikan dengan otou-sanmu lagi," ucap cewek itu, lembut. "Mau bagaimana pun juga, dia itu ayahmu."

"Tapi gara-gara otou-san, kamu jadi terluka, Yumeko," sanggah Fuji.

Cewek itu mengembuskan napas, pelan. "Aku tidak kenapa-kenapa, Fuji. Ayahmu adalah yang terpenting."

Fuji hanya terdiam.

***

Fuji segera mengemasi barang-barangnya begitu bel pulang berbunyi. Dia mengingat suatu hal yang penting. Dia takut, kejadian beberapa tahun silam terjadi lagi. Tapi, kasus ini sedikit berbeda. Sae bukanlah orang terkasihnya. Seharusnya, fakta itu membuat Sae tidak terlibat dengan kehidupannya. Tapi, kenapa itu tetap terjadi?

Fuji mengepalkan tangannya dan segera menyandang tas. Keluar kelas, menuju tempat parkir. Mobilnya berbunyi sejenak saat Fuji menekan tombol di kunci. Dengan tidak sabar, Fuji segera masuk dan memacu mobilnya.

Kali ini, Fuji tidak akan memaafkan otou-sannya lagi kalau sampai terjadi apa-apa dengan Sae. Harusnya, cewek itu tidak pantas untuk menjadi korban. Bahkan cewek itu,

Astaga. Fuji baru ingat. Sae adalah tipe cewek yang sangat rapuh. Kurang percaya diri dan sering gugup bila ditanya yang macam-macam. Nanti bila otou-sannya bertanya segala hal dan Sae malah menjawab yang aneh-aneh bagaimana?

Fuji memukul setirnya. Dia begitu kesal. Salah dia sendiri. Kenapa dia begitu ingin tahu tentang kehidupanku? Itulah konsekuensinya. Fuji meremas rambutnya dengan emosi yang meluap-luap.

Pokoknya bila terjadi apa-apa dengannya, tetap akulah yang harus bertanggung jawab.

___________________________________________

Ditunggu lho kritik dan sarannya ;)


Gomen ne, Summer [Beginner]Where stories live. Discover now