5. Sweet to the sweet

7.6K 900 314
                                    


"Hear my soul speak. Of the very instant that i saw you. Did my heart fly at your service." -William Shakespeare

"Aw! Tih pelan-pelan!" Candra meringis saat Ratih menekan sudut bibirnya dengan kapas yang dibaluri rivanol.

"Kenapa emang? Sakit ya?!" Ratih tambah menekan luka di sudut bibir Candra.

"Adaw! Anjir ya sakitlah! Ini lo bukannya ngobatin gue malah nyiksa ini namanya!"

Ratih mendengus lalu membuang kapas ke bak sampah. Setelah tadi diseret Candra ke parkiran. Ia ternyata tidak dibawa langsung pulang kerumahnya. Melainkan di rumah Candra yang besar ini. Gadis itu memang kerap ke rumah Candra. Entah karena paksaan cowok itu saja atau karena inisiatifnya sendiri. Biasanya Ratih hanya sekedar menemani Candra belajar. Karena jika tidak ditunggui, cowok itu hanya akan kelayapan tidak jelas.

"Makanya kalau gak bisa nahan sakit pas diobatin itu gak usah sok kejagoan berantem--"

Baru saja Ratih akan melanjutkan omelannya, namun tidak jadi karena dia dibuat ternganga oleh tindakan Candra. Dengan santainya Candra melepas kancing kemeja seragamnya satu persatu. Membuat Ratih seketika menahan napas.

"Ekhm... Mau apa lo?!" Ratih tergagap.

"Ganti baju lah. Gerah!" kemeja seragam Candra sudah lolos dari tubuhnya dan menyisakan dalaman kaos putih ketat yang mencetak otot-otot perutnya. Seperti kurang membuat Ratih megap-megap. Candra melepaskan kaosnya melalui kepala. Dan terpampanglah tubuh bagian atas Candra yang selama ini di idam-idamkan teman-teman sekelasnya. Candra sudah sangat cocok menjadi model Calvin Klein. Gila nih! Badannya ngalahin Cameron Dallas, Retta harus tahu! Batin Ratih.

Jangan ditanya bagaimana reaksi Ratih. Suasana kamar Candra seketika menjadi panas. Padahal suhu AC sudah dipasang paling rendah. Aduh ini cowok pake buka baju segala, kenapa juga perutnya harus kotak-kotak gitu! Ratih membatin dalam hati dan rasanya tangannya gatal ingin merasakan kerasnya perut Candra. Boleh gak ya pegang dikit aja. Kemudian Ratih ingat dosa lalu mengucapkan istighfar sebanyak-banyaknya dalam hati.

Candra yang melihat Ratih salah tingkah lalu menyeringai. Ia kemudian melepaskan kancing celana seragamnya, dan ketika ia akan menurunkan ritsleting. Ratih berteriak sambil menutup matanya.

"STOP!!!! GILA YA LO?! KALAU MAU GANTI BIAR GUE KELUAR DULU! DASAR SARAP! MATA GUE INI MASIH PERAWAN TAU!"

"Apasih? Gakusah lebay gue pake boxer juga." Candra cengengesan.

"Gak! Gue tau lo boong. Boxernya cowok itu tetep aja ketat!"

"Yaudah yaudah gue gak lepas. Udah itu tangan lepas elah. Besok lo juga bakal lihat keseluruhan punya gue kalau udah halal." Candra berkata misterius.

"Hah? Maksud lo---"

"Gak! lupain!" Candra kemudian berjalan menuju Ratih di pinggir tempat tidurnya sambil memakai kaos warna putih longgar.

"Mau makan gak? Kita delivery aja ya. Mbok Yem baru kondangan di kampungnya. Beberapa hari ini gue sendiri di rumah."

Ratih yang mendengar perkataan Candra tersebut sontak menatap Candra iba. Ia sudah mengetahui kondisi keluarga Candra yang jauh dari keharmonisan. Yang membuat Ratih bersyukur masih memiliki keluarga utuh dan selalu ada untuknya.

"Gausah natap gue kayak gitu. Gue gak butuh dikasihani!" ucap Candra sambil menepuk jidat Ratih.

"Gue gak kasihan sama lo ya. Gue cuma prihatin aja. Coba deh lo yang mulai bikin keluarga lo utuh lagi. Kalau bokap nyokap lo gak bisa perhatian sama lo, coba lo yang perhatian. Gak bakal bisa nyambung kalau dua-duanya masih aja dingin. Coba lo pelan-pelan cinta dan perhatian sama bokap nyokap lo, Can. Bisa kan?"

THE NEW YOU [Completed]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora