9. Rasa Sakit

6.3K 751 257
                                    


Teruntuk kamu hidup dan matiku
Aku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannya

Atau dengan kalimat apa aku mengungkapkannya

Karna untuk kepergian kalinya
Kau buat aku kembali percaya akan kata cinta

Dan benar bahwa cinta masih berkuasa diatas segalanya

Ketika hati yang mudah rapuh ini
Diuji oleh duniawi diuji oleh materi
Untuk kesekian kali lagi lagi dan lagi

Kutuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan dirimu
Tentang apa yang membuatku mudah
Berikan hatiku padamu

- Surat Cinta Untuk Starla





Setibanya di mall, Candra dan Ratih langsung berniat mencari makan terlebih dahulu sebelum jalan-jalan cari baju. Sedari tadi keluar dari parkiran, Ratih dibuat gugup karena Candra terus menggandeng tangannya. Dan tidak mau melepaskan barang sedikitpun. Takut hilang katanya. Emang gue bocah! Batin Ratih dalam hati.

"Lo tuh cebol banget ya. Masa sepundak gue gak nyampek! Lo tuh enaknya cuma diketekin." Candra bicara sambil mengapit kepala Ratih di ketiaknya. Yang sontak membuat Ratih uring-uringan dan berusaha meronta dari dekapan lengan cowok itu.

"Lepas gak?! Malu dilihatin orang! CANDRA!"

"Elah santai. Lagian mereka itu iri soalnya pengen juga dirangkul cogan kayak gue." Candra melepaskan dekapannya di kepala Ratih dan ganti merangkulkan tangannya di pundak gadis itu.

"Serah mau ngomong apa lo. Gak peduli gue. Lagian bukan gue yang pendek tapi lo nya yang ketinggian. Dasar bongsor!"

"HAHAHAHAHA gak usah cemberut gitu, nanti cantiknya ilang," jawabnya menanggapi sambil mencubit pipi Ratih pelan. Membuat gadis itu tersipu malu, bukannya kesakitan.

Mereka terus berjalan mencari restoran yang telah disepakati tadi dalam mobil. Sedang Candra masih terus menggandeng tangan Ratih. Ketika mereka akan masuk lift, di dalam ada beberapa pemuda yang sepertinya seumuran mereka. Dua anak manusia itu kemudian masuk lift, namun yang membuat Ratih heran. Candra membawanya berada di depan sendiri dan pojok, dengan lelaki itu berada dibelakangnya. Seolah menghalangi pandangan pemuda-pemuda itu dari Ratih. Lift berdenting. Candra dan Ratih keluar, namun pemuda-pemuda tadi masih tertinggal. Sepertinya mereka tidak satu lantai tujuan.

"Gue gak suka ya, Tih."

Ratih menghela napas. "Apalagi sih sekarang?"

"Mereka ngelihatin lo!"

"Lah? Ya biarin lah! Orang mereka punya mata." Ratih mendengus sebal.

"Tapi gue gak suka ada cowok yang ngelihatin lo tertarik gitu. Yang boleh cuma gue!"

Ratih mendengus. "Egois!"

"Ya emang harus gitu kalau sama sesuatu milik sendiri."

"Maksud lo, Can?" tanya Ratih bingung.

Candra hanya terkekeh dan mengacak-acak rambut Ratih, membuat Ratih merengek karena kepangannya yang rapi jadi awut-awutan.

THE NEW YOU [Completed]Where stories live. Discover now