28. Pacar lima langkah

5K 560 387
                                    

"Antara benci dan cinta; atau aku yang terus menerus mencari perhatian agar selalu bisa diperhatikan olehmu. Atau juga karena aku yang ingin selalu berada disekitarmu, namun dengan cara yang salah?"

"Anjir beneran jadian mereka!"

"Duh hilang sudah satu cogan buat dijadiin pacar..."

"Tu cowok makin ganteng aja sih? Tapi sayang udah punya pacar!"

"Gak cocok sama si nyai!"

"Ssssttt jangan keras-keras ntar denger si Candra bisa marah!"

Dan segala bisik-bisik lain di sepanjang koridor membuat Ratih memutar bola matanya sebal. Ingin rasanya ia sampai ke kelasnya cepat dan menyingkirkan gandengan tangan cowok yang sedang dibicarakan tadi. Ratih mendongak, melirik kesamping dan melihat Candra memasang muka tanpa dosanya. Tampak santai malah sambil menebarkan senyum pada cewek-cewek yang terus membicarakan mereka berdua. Cowok itu tidak terganggu sama sekali, berbanding terbalik dengan Ratih yang luar biasa dongkol karena dirinya yang menjadi bahan pembicaraan.

"Bisa lepas gak gandengannya? Kita tu bukan truk!" ucap Ratih kesal.

Candra tertawa. "Hahaha kenapa sih, Yang? Santai aja kali. Lagian kalau aku lepas nanti kamu kabur ke kelas duluan mesti!" Sial! Ingin rasanya sekarang Ratih membenturkan kepala Candra ke tembok. Biar amnesia! Biar gak tambah nyebelin!

Pertama, Candra memanggil gadis itu sayang. Ulangi, SAYANG. Sejak diputuskan mereka pacaran--tentu dengan paksaan itu--Candra terus menerus memanggilnya sayang. Entah itu saat berbicara langsung atau telpon bahkan chat semua dengan embel-embel sayang. Ratih bertanya kenapa dari sekian banyak panggilan kesayangan, harus panggilan itu yang dipakai. Dan Candra hanya menjawab, "Ya karena aku sayang kamu." sungguh alasan yang sangat tidak beralasan. Bahkan sampai sekarang Ratih masih ragu jika Candra benar-benar menyayanginya. Masih butuh bukti yang banyak untuk membuktikan itu.

Kedua, cowok itu mengganti sapaan yang biasanya lo-gue menjadi aku-kamu. Membuat Ratih jengah. Please! Benar jika mereka sekarang berpacaran. Namun tidak harus mengganti sapaan sehari-hari begitu kan? Geli sendiri rasanya menggunakan aku-kamu. Lengkap sudah! Aku-kamu ditambah sayang-sayangan. Ratih dan Candra persis seperti remaja-remaja alay yang sedang dimabuk cinta.

"CIEEEEE UHUYYYYY ADA PASANGAN LAGI ANGET-ANGETNYA NIH!"

"KONFIRMASI DULU DONG, NDRA. KALO UDAH JADIAN! BIAR GAK JADI HOAX!"

"PAJAK JADIANNYA DONG!"

"SEMOGA LANGGENG YA NYAIIII."

Ratih menepuk dahinya. Duh! Gak di koridor, gak di kelas kayanya berita gue jadian sama Candra jadi hot news banget ya di sekolah, Batin Ratih.

"TENANG-TENANG SEMUAAAA! NANTI ISTIRAHAT PERTAMA GUE BOOKING KANTIN! KALIAN BEBAS MAKAN APA AJA SEPUASNYA! AJAK ANAK KELAS LAIN BOLEH!" seruan Candra itu kontan membuat seisi kelas bersorak. Heboh sendiri mendengar rezeki nomplok di tanggal tua seperti ini.

Sementara Ratih hanya bisa melotot tak percaya. Gadis itu tak bisa membayangkan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan Candra nanti. Bukannya tak yakin cowok itu bisa membayar--bahkan beli gedung sekolah ini Ratih yakin Candra bisa melakukannya--tapi rasanya menghambur-hamburkan uang sekali.

"Can? Jangan ngaco deh! Gak perlu traktir-traktir gitu!"

Candra mengusap puncak kepala pacarnya, tersenyum menenangkan. "Gakpapa, Sayang. Ini tu namanya berbagi kebahagiaan. Banyak yang seneng biar banyak yang doain hubungan kita biar langgeng," jawab Candra.

Ratih mendengus. Mengabaikan jawaban Candra itu dan memilih langsung duduk di bangkunya. Retta hendak meminta penjelasan sejelas-jelasnya tentang berita terbaru dari jadiannya sahabatnya itu namun terhenti ketika Candra mengusir dirinya.

THE NEW YOU [Completed]Where stories live. Discover now