34. An accident

5.1K 558 425
                                    

Tenang. Chapter bunuh2an cuma ada di part 31 kemaren kok😊 Udah gak ada sadis2 lagi pokoknya maapin kekhilapan gw kemaren ya ade ade gemesh👌

---------------------------------------------------





"WOIIIIIIIII CEPETAAAAN KUMPULIN! GUE TINGGAL JUGA LO PADA!"

Bagas mencak-mencak. Sibuk jerit-jerit di dalam kelas sedari tadi tapi tidak ada yang menggubris. Cowok itu ditugaskan untuk mengumpulkan tugas ke ruang guru. Namun, seperti yang bisa dilihat, anak-anak tetap santai mengerjakan tugasnya. Candra lebih parah. Ia malah asik gelendotan manja di pundak Ratih.

"Please ya, Can. Pundak gue tuh bukan tiang yang bisa dijadiin sandaran!" omel Ratih sambil mengerjakan tugasnya.

"Tiang gak enak dijadiin sandaran. Mending lo. Anget, Tih," jawab Candra sambil memejamkan mata. Menikmati kenyamanan bersandar di pundak gadis itu.

Lama-lama Ratih jadi risih. Ia gerak-gerakkan pundaknya agar Candra menyingkir. "Minggir, Can! Ini gue jadi susah ngerjain tugasnya!"

"Biarin!"

"Ih! Candra! Hush minggir--"

Ratih jadi senewen sendiri. Gadis itu lalu berdiri tiba-tiba. Membuat Candra yang tidak siap dengan gerakan Ratih lantas terjatuh karena kehilangan sandarannya. Dahinya pun terantuk kursi dengan keras.

"Anjing!"

Ratih melotot mendengar umpatan cowok itu. Buru-buru ia tatap mata Candra--andalannya ketika akan membedakan siapa yang sedang "keluar"--dan menemukan sorot yang berbeda disana. Gadis itu menepuk jidatnya. Bodoh! Kok bisa gak sadar sih gue dari tadi. Batinnya.

"Maes?" ucap Ratih lirih.

"Lo pikir siapa?!"

Ratih meringis. Pantas saja dari tadi Candra malas-malasan tidak mau mengerjakan tugas. Ternyata Maes yang sedang "keluar". Candra asli walaupun nakal tapi selalu rajin kalau urusan pelajaran.

"Tolong jangan buat ulah, ya? Ini masih lingkungan sekolah. Kasihan Candra..." pinta Ratih sambil menangkupkan dua tanggannya--memohon.

Maes menatap tajam pada gadis itu. "Berarti kalau di luar sekolah gue boleh buat ulah dong?"

"Ya enggak!"

"Candra mulu yang lo perhatiin!" ujar cowok itu sambil mendengus. "Padahal gue sudah cukup berbaik hati sama itu anak dengan mulai satu-satu nyingkirin orang-orang jahat di sekitarnya..." lanjut Maes.

Ratih mengerutkan dahinya bingung.  "Maksud lo---" Pertanyaan Ratih itu tak sempat dilanjutkan karena terpotong oleh jeritan Retta yang membuat perhatian sekelas tertuju padanya.

"DANIIIIIIIIIIIIIIIII!"

Ratih menghampiri Retta yang memasang wajah syok sambil menatap lembaran folio di tangannya. "Kenapa, Ret?"

"NIH! ULAH SETAN!" kata Retta sambil menunjukkan tugas-tugasnya yang sudah serupa alas menggambar anak TK. Ratih berdecak. Melihat tugas-tugas sahabatnya yang penuh coretan asbtrak menggunakan stabilo warna-warni.

"Santai. Tinggal kerjain ulang!"

Ratih menoleh ke arah sumber suara. Dani dengan santainya berbicara sambil memainkan ponsel di tangan.

"Ya jangan gitu dong, Dan. Lo tuh udah keterlaluan banget jahilnya sama Retta tau," ujar Ratih.

Dani menghentikan kegiatan bermain ponselnya. Ia memfokuskan perhatian pada Ratih.

THE NEW YOU [Completed]Where stories live. Discover now