dua manusia dipertemukan oleh takdir

14.2K 866 142
                                    

Jakarta, 16 Juli 2013

Hari ini adalah hari pertama MOS. Oh tidak. Engkau tak akan membaca sebuah pertemuan romantis antara adik kelas dan kakak senior yang tampan. Bukan. Atau seorang gadis cupu yang di-bully kakak kelas? Oh mungkin itu memang benar terjadi padaku. Tapi aku tidak mau bercerita masalah itu. Aku lebih tertarik bercerita tentang seorang cowok yang terlambat mengikuti acara orientasi sekolah hari ini. Entah karena apa, tapi dia datang dengan seragam yang sudah kusut di sana-sini. Dan sudut bibirnya berdarah! Saat ditanya salah satu kakak kelas, cowok itu hanya menjawab santai dengan kalimat "habis kecebur got."

Sontak dia lantas diberi hukuman oleh para senior untuk lari keliling lapangan sepuluh kali. Dan di sinilah aku sekarang. Berdiri canggung di pinggir lapangan dengan sebotol air mineral di tangan kiri. Sebenarnya ini air minum yang aku beli barusan, tapi rasa simpati menghampiri jiwaku. Merasa kasihan karena sepertinya dia kehausan. Aku melihat di pinggir lapangan para siswi baru lumayan banyak yang memperhatikan dirinya. Hmm... Mungkin karena cowok itu ganteng? Entahlah. Tapi setelah mengetahui para cewek itu juga membawa botol mineral, nyaliku ciut. Si cowok ganteng tak mungkin menjatuhkan pilihan randomnya pada air minum yang kubawa. Aku jelas kalah cantik. Bukankah para pria ini suka yang cantik-cantik?

Aku lantas berbalik. Bermaksud kembali ke aula karena agenda MOS yang lain akan berlangsung. Namun sebuah suara serak dan berat mengagetkan diriku. "Minta minum dong!"

Aku kaget. Sepertinya ini suara cowok itu! Tapi bagaimana bisa? Kuhitung tadi dia baru berada di putaran ke tujuh. Masa sudah selesai?

"Buruan dong! Haus nih!"

Buru-buru aku berbalik. Menahan pekikan kala mengetahui bahwa cowok di depanku ini benar-benar dia! Dari dekat seperti ini, aku bisa memandang wajahnya yang--benar kata anak-anak--ganteng. "I--ini...," kataku gugup sambil mengulurkan botol air mineral.

Sepertinya cowok ini benar-benar kehausan. Setelah menerima botol air dariku tadi ia langsung menegak airnya dengan cepat sampai jakunnya terlihat naik turun. Cowok itu menghabiskan setengah botol, lantas mengembalikannya padaku. Kuterima kembali. Sebenarnya ingin kuberikan padanya saja. Tapi bibirku kelu sulit digerakkan. Aku benar-benar gugup.

"Thanks... Nirwasita Ratih?" ucap si cowok sambil melihat name tag di kemejaku.

Aku tersenyum. Berusaha membaca name tag yang ada di dada cowok itu. Ternyata namanya Candra Mahesa Daraswara. "Sama-sama, Candra...."

Entah apa salahku, tapi aku melihat perubahaan dari raut wajahnya. Ia terlihat... Marah?

"Gue bukan Candra!" katanya datar. Cowok itu langsung berbalik kemudian berlari pergi. Aku pikir ia akan melanjutkan hukumannya mengelilingi lapangan. Tapi nyatanya tidak. Ia menghilang menuju parkiran. Mungkin cowok itu mau kabur?

Tapi aku bingung. Jelas-jelas name tag di kemejanya bernama Candra. Kenapa cowok itu bilang dia bukan Candra? Cowok itu tidak suka dipanggil Candra atau bagaimana? Atau dia salah pakai seragam orang lain?

Mungkin hari ini aku hanya bisa menulis itu saja, Diary... Atau ini adalah tulisan terakhirku? Karena halamannya sudah hampir penuh dan tak ada lagi kertas kosong. Lagipula aku tidak berniat membeli buku diary lagi. Yang benar saja, aku sudah SMA dan menulis diary itu menurutku kekanak-kanakan sekali.

Sampai jumpa. Kelak aku akan memberikan tulisan ini pada si cowok bernama Candra itu. Dia adalah satu-satunya cowok yang kuceritakan di sini. Semoga Tuhan memberkati hidupnya. Karena kurasa cowok itu penuh masalah.

***

W A R N I N G

Cerita ini jauh dari kata sempurna karena ditulis oleh anak kecil amatiran. Gak bagus. Dibuat untuk hiburan semata jadi jangan kecewa kalau kalian tidak menemukan pesan moral, amanat, dsb di sini. Kata-kata kasar serta adegan kekerasan harap disikapi secara bijak dan dewasa. Thanks.

THE NEW YOU [Completed]Where stories live. Discover now