E.M.P.A.T.B.E.L.A.S

20.1K 2K 140
                                    

"Dia bilang disini kan?" Tanya Rendy ke Giesele. Dan Giesele mengangguk.

"CEROOOO?!?!" Teriak mereka serempak. Namun tidak ada yang menyahut.

Akhirnya karena lelah dan belom beristirahat sedari kemarin, mereka terduduk di batu yang berada di tepi pantai.

"Gue mau pulang." Ucapan sama yang keluar dari mulut Dara berkali kali.

"Dia dimana sih?" Tanya Rendy yang bingung dengan keberadaan Cero.

"Emmmmph." Tiba-tiba suara itu datang. Seperti suara orang yang di tutup mulutnya.

"Gis." Rendy langsung melihat ke tempat Giesele berada tadi.

Benar saja, Giesele menghillang.

"Giesele mana?" Tanya Rendy panik. Mungkin sangat panik.

"Tadi disini." Kata Rezky sambil menunjuk ke belakang.

"Sialan." Umpat Rendy. Lalu beberapa saat setelahnya, dia melenggang pergi.

Meninggalkan mereka bertiga.

"Woy lo kemana?" Tanya Rezky.

Dan langsung terdengan jawaban "Gue cari Giesele lo bertiga gabung sama mereka nanti."

"Sendiri?" Sahut Varo.

"Iya sendiri." Jawab Rendy yang sudah berada di kejauhan.

Beberapa saat terjadi keheningan.

"Woy?" Terdengar suara Cero dan merekapun langsung melihat ke sumber suara.

"Sialan lo. Lo dari mana?" Cecar Rezky langsung.

"Gue nyari kalian lah." Anehnya, Cero malah tertawa seakan akan ada kejadian yang lucu.

"Temen lo emang sedeng gitu ya?" Tanya Varo ke Rezky.

Rezky mengangguk.

"Anjir lo rez. Gue waras gini. Ganteng lagi. Hahah." Ucap Cero sambil nyengir.

"Kenapa lo santai gitu sih?! Kita lagi dicari. Dan pasti semua temen cewek lo bakalan mati. Kaya temen gue." Sahut Dara karena heran dengan Cero yang terlihat sangat santai.

"Hidup itu dibawa enjoy aja. Santai." Jawab Cero setelahnya dia tertawa.

"Gue meragukan kewarasan temen lo." Ucap Varo, setelahnya dia berjalan. Diikuti ketiganya.

***

"Cel." Panggil Dion dan masih terus berjalan.

"Ya?" Jawab Rachel.

"Betah lo dipunggung gue?" Tanya Dion sambil terkekeh.

"Betah gue." Jawab Rachel dengan entengnya.

"Cel anak orang keberatan tuh." Sahut Rio.

"Ish. Yaudah turun." Kata Rachel dengan berat hati.

"Kalo betah gak usah turun."Dion masih melanjutkan jalannya.

"Gak gak. Turunin gueeee. BERHENTI." Teriak Rachel kencang di telinga Dion membuat Dion sontak melepaskan tangannya di badan Rachel.

Membuat Rachel terjedak ke belakang.

"Aduh pinggang gueee." Kata Rachel merintih kesakitan sambil memegang pinggangnya.

"Eh sorry cel. Haha." Ucap Dion sambil tertawa.

"Lo gak papa?" Tanya Elyn sambil membantu Rachel berdiri.

"Gapapa." Jawab Rachel padahal terlihat jelas dia ingin menangis.

"Lo semua tau gak kenapa kita gak sampe sampe di pantainya?" Tanya Rio.

Dan mereka lantas menggelengkan kepala.

"Kita salah arah njir. Inget gak waktu kita ketemu setan tak berkepala? Kita muter arah karena takut." Kata Rio menjelaskan.

"Ah iya!" Seru Dion.

"Ayok ke arah sebaliknya." Ajak Elyn dan mereka mengangguk.

Perjalanan yang sangat panjang.

Bersambung...

***

So-sory kalo makin lama makin ngebosenin kaya doi *eh

Gue rasa ini genrenya thiller deh. Tapi gak sadis. Horror juga gak serem. Jadi apa? Teenfic?

Vote and comment💖💛

Dont Believe (School Horror 3) [END]Where stories live. Discover now