T.I.G.A.E.N.A.M

5.5K 777 60
                                    

"Mencari sesuatu?" Tanya seseorang.

Dara sontak melihat ke sumber suara. Terdapat seorang wanita paruh baya melihat ke arahnya sambil tersenyum menyeramkan. Dara tahu jelas siapa orang di hadapannya ini. Dia orang yang sejak awal menculiknya. Kepala desa itu.

"Mencari ini?" Tanya nya sambil menunjukan sebuah kertas. Mata Dara seketika melotot. Dia membutuhkan kertas itu untuk keluar dari hutan ini.

"Kembaliin!" Seru Dara.

Namun bukannya mengembalikan kertas itu, wanita itu malah mengarahkan kertas itu ke arah lilin dan membakarnya. Membuat Dara seketika memberontak.

"Kalian tidak akan bisa keluar dari sini." Ucap wanita itu.

"KENAPA GUE DI IKET GINI? KENAPA BANYAK LILIN DISINI?!" Tanya Dara berteriak sambil berusaha melepaskan ikatan tali di kakinya.

"Karena kamu baru saja di sucikan."

"Hah?"

***

Malam hari tiba. Mereka bersembilan duduk mengelilingi kayu bakar yang tadi mereka bakar guna menghangatkan badan dan menerangi mereka karena gelap.

"Jadi gimana?" Tanya Rendy ke yang lain.

"Malem ini kan upacaranya?" Sahut Elyn. Membuat Giesele dan Rendy mengangguk secara bersamaan.

"Yaudah kita cari Dara." Rezky ikutan menyahut.

"Kayaknya dia di tempat semula kita diculik deh. Soalnya kan pertama kali kita liat dia disana." Rachel mengeluarkan apa isi kepalanya.

"Iya. Kalo gitu kita kesana." Ujar Varo.

"Tapi gue laper..." Cero yang sedari tadi diam tiba-tiba menyahut.

"Tuh rumput banyak." Rio menunjuk ke sekelilingnya.

Cero membalas ucapan Rio dengan senyuman yang dipaksakan :).

"Ayok kita samper." Dion bangun dari posisi duduknya.

Dan yang lain juga melakukan hal yang sama. Bangun dan mempersiapkan diri untuk menuju ke tempat itu dan Rendy memberikan senter ke beberapa orang.

Di tengah perjalanan...

"Woi gue gak yakin lewat sini." Rendy menyibak semak-semak yang menghalangi jalan menggunakan kedua tangannya.

"Ya terus lewat mana bambang." Sahut Cero.

Giesele mengusap-usap kedua tangannya karena merasa dingin. Cuaca malam ini memang lumayan dingin. Angin laut sangat terasa.

Rendy yang sadar oleh hal itu seketika berjalan menghampiri Rezky.

"Pinjem sweater lo." Pinta Rendy. Rezky menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Buat apaan?" Tanya Rezky. Namun Rendy tidak menjawab pertanyaannya.

"Pinjem aja." Ucapnya lagi yang langsung membuat Rezky melepaskan sweater yang dia pakai lalu memberikannya ke Rendy.

Rendy menerima sweater itu lalu berjalan mengimbangi Giesele. Dan tanpa basa-basi langsung memberikan sweater itu ke Giesele.

"Pake." Ucap Rendy ke Giesele.

Rezky yang melihat kejadian itu malah terkekeh pelan lalu memaki dengan suara pelan.

"Monyet sweater gue dipake ngebucin." Gumamnya pelan namun bisa terdengar oleh Elyn yang berada di sampingnya.

"Kamu ngomong sama siapa heh?" Tanya Elyn dan Rezky hanya menggelengkan kepalanya.

"Ngga." Jawab Rezky sambil tersenyum.

Bruk!

Suara itu tiba-tiba membuat mereka berhenti berjalan. Mereka langsung menengok ke sumber suara.

Terlihatlah Rachel yang tersungkur di tanah karena terselandung oleh sebuah batu yang berukuran lumayan besar.

"Nah nah kan." Cero yang melihat itu langsung menghampirinya lalu membantunya berdiri.

"HUAAA SAKITTT." Teriaknya langsung yang seketika membuat kuping mereka sakit mendengar jeritannya.

"Gak bisa jalan. Sakit bat sumpah." Ucap Rachel sambil duduk lalu meluruskan kakinya.

"Aduh bocil kenapa lagi sih." Sahut Rendy yang berada paling depan.

"Jatoh?" Tanya Rezky yang seketika membuat mata Rachel melotot.

"ENGGAK GUE TERBANG! YA JATOH LAH PAKE DITANYA LAGI." Suara Rachel meninggi dan terdengar sangat menusuk telinga.

"Sini naek." Rio yang melihat kejadian itu langsung nongkrong di depan Rachel. Menawarkan punggungnya untuk dinaiki.

"Males." Tolak Rachel cepat.

"Yaudah gue tinggal. Yuk woi." Rio bangun dari posisinya dan mengajak yang lainnya kembali berjalan meninggalkan Rachel.

"IHHH RIOOOO. Gak temen sumpahh!!" Seru Rachel sebal.

Membuat Rio terkekeh mendengarnya.

Setelah berjalan lumayan jauh, mereka akhirnya menemukan sebuah cahaya. Sebuah cahaya yang mereka yakin bahwa itu adalah rumah yang mereka tuju.

Namun mereka heran karena disitu terlihat lumayan ramai saat ini. Terdapat banyak orang disana.

Untuk berjaga-jaga, mereka bersembunyi di dalam semak-semak.

"Woi cel turun bentar pegel gue." Ucap Rio kepada Rachel yang berada di punggungnya. Rachel mengangguk dan Rio menurunkannya dari gendongannya.

"Woi mencar!" Seru Rendy dengan suara agak kencang namun masih ia kontrol sehingga tidak terdengar oleh orang yang sedang berkumpul disana.

Mereka semua berpencar.

Rendy menarik tangan Giesele dan membawanya menjauh. Rezky dan Elyn pergi ke sebelah kiri. Rio, Rachel dan Cero tetap berada di tempat. Sedangkan Varo dan Dion berada di sebelah kanan.

Posisinya sekarang mereka tengah mengelilingi tempat itu. Tempat yang saat ini sedang banyak orang berkumpul yang mereka sendiri tidak tahu sedang ada apa.

***

#Rendy Giesele story.

Rendy menerjapkan matanya. Mencoba melihat ke kerumunan.

Dia melihat keberadaan Dara. Dia berada tepat di tengah-tengah kerumunan dan diikat di sebuah kursi. Lalu di sebelahnya terdapat seorang perempuan juga yang Rendy sendiri belum bisa melihat siapa perempuan itu.

"Itu ada Dara." Bisik Giesele ke Rendy dan Rendy mengangguk.

"Terus perempuan di sampingnya itu siapa?" Tanya Giesele sambil menyipitkan matanya agar pandangannya menjadi jelas.

Rendy juga melakukan hal yang sama.

Mata Rendy seketika melotot ketika dia mengetahui siapa perempuan itu.

Dia...

Bersambung...

***

HAHAHAHA KEPO YA? Seneng bat gue buat orang kepo.

Btw gue mo bikin cast baru mereka. Kalo lo udah baca sh 2, kan itu ada kek muka mereka gt kan. Nah ada beberapa yg menurut gue kurang cocok. Jadi mau gue ganti.

Mau tau gak?

VOTE AND COMMENT💜❤️

Dont Believe (School Horror 3) [END]Where stories live. Discover now