T.I.G.A.T.I.G.A

6K 994 70
                                    

"Woi pengen boker." Ucap Cero sambil memegangi perutnya.

Rezky berhenti dari jalannya. Lalu melihat ke arah Cero datar.

"Seriously?" Tanyanya.

Cero terkekeh.

"Gak sih becanda. Gak asik aja kalo hening." Kata Cero membuat Rio memutarkan bola matanya malas.

"Btw rez, gue mau nanya." Cero menarik tangan Rezky. Membawanya sedikit lebih jauh.

"Yang laen jangan nguping ya!" Katanya memperingati.

"Najis." Sahut Rio, kemudian dia melanjutkan pencarian Rendy.

"Rez, lo suka sama Dara?" Tanya Cero. Membuat Rezky kaget mendengarnya. Namun yang membuat Cero bingung, Rezky tidak menjawabnya. Dia malah berjalan lebih dulu mendahului Cero.

"Woi curut gue nanya!" Seru Cero. Rezky tidak menghiraukannya.

"Apa urusannya sama lo?" Tanya Rezky yang seketika membuat Cero kicep memikirkan jawabannya.

"Ya jangan, kan ada Elyn."

Rezky diam.

"Kalo lo gitu, Elyn buat gue aja."

"Jangan."

"Haha. Hahaha."

"Autis." Rezky menyelesaikan percakapan itu dengan berjalan lebih jauh dari Cero.

"Lo bedua ngomongin apa?" Tanya Rio ke Cero.

"CIEEE KEPOO." Teriak Cero yang langsung membuat Rio kaget bukan main mendengar suaranya.

"Bacot bangsat." Maki Rio.

Cero memasang wajah sedih dibuatnya.

"Woi gue punya tebak-tebakan." Ucap Cero.

"Apaan?" Tanya Dion.

"Kenapa gue ganteng?"

"Karena lo halu." Jawab Rezky.

Dion terkekeh mendengarnya.

Rio yang mendengar ucapan itu dari jauh, menyahut.

"Itu bukan tebak-tebakan, tapi creepypasta." Sahutnya.

"Anjiiiing."

"Hahaha."

"Hari udah mulai gelap. Ayo balik ke gubuk." Ajak Varo.

"Tapi Rendy belom ketemu."

"Kalo gelap, bahaya. Kita gak tau gangguan apa yang ada di hutan ini." Ujar Varo.

"Okelah. Ayok ke gubuk."

***

"AAAAAA BANGSAT." Teriak Rio sangat kencang dikala melihat sebuah kepala menggelinding ke arah kakinya.

"Apasih lo kaya cewek aja teriakny-AAAAA APA ITU ANJING-" Cero yang tadinya berlagak sangat berani juga akhirnya teriak seperti perempuan ketika melihat kepala tersebut.

"Anak cewek gak ada. Kosong." Sahut Dion berjalan menghampiri mereka.

"Ri tendang ri palanya tendang." Ucap Cero sambil mendorong Rio pelan. Memaksanya melakukan itu.

"GAK ANJING. SEREM." Tolak Rio langsung.

"Cepet tendang!" Seru Cero di telinga Rio yang membuat Rio reflek menendang kepala tersebut.

"Goblo—" sebelum perkataan Rezky selesai, Rio dan Cero sudah lari terbirit-birit karena melihat mata kepala tersebut terbuka.

"AAAA BEGO KENAPA LO TENDANG?!" Teriak Cero sambil berlari.

Rio diam. Tidak menjawabnya. Mungkin dia lelah.

"Woi tunggu!" Sahut Rezky.

"LO NGAPAIN GANDENG GANDENG TANGAN GUE SIH!" Seru Rio karena sedari tadi Cero memeluk tangan kanannya.

"YA TAKUT BEGO!"

"DIEM!" Percakapan mereka terhenti ketika Rezky datang lalu menyuruh mereka berdua untuk diam.

"Sekarang gimana?" Tanya Dion kepada mereka.

Rio dan Cero menggelengkan kepalanya.

"Lo ngapain ikut-ikut sih?" Tanya Cero.

Rio menghela nafas, emosi.

"Cari yang lain lah." Sahut Varo.

"Oke kita cari yang lain sekarang."

***

WKWKWkwkwkKwkkwkwkk part ini kenapa receh ya?

Jangan serang gue karna ngilang hampir 5 bulan ya! Lofyu all<3

Ini part buat yg kangen Cero. Sabar deh ya sama kebacotan dia :)

Gue mo malak. Karena tanggal 28, 280 vote ya? Hihi.

VOTE AND COMMENT💜❤️

Dont Believe (School Horror 3) [END]Where stories live. Discover now