E.M.P.A.T.S.A.T.U

7K 750 158
                                    

#Elyn Story.

Elyn tetap pada persembunyiannya. Menutup bibirnya agar isakannya tidak terdengar. Ia sangat ketakutan saat ini.

Srek...Srek...

Mata Elyn seketika melotot, jantungnya berdetak dua kali lebih kencang. Dia mengkatup bibirnya rapat-rapat. Elyn melihatnya. Sepatu coklat lusuh yang bernoda bercak lumpur dibawahnya. Diseret oleh pemiliknya karena mungkin sang pemilik tidak dapat berjalan dengan baik. Yang terlintas dipikiran Elyn saat itu adalah dua hal.

Kabur atau melawan.

Elyn meraba sekitarnya. Mencari sesuatu yang mungkin dapat digunakan untuk melawan karena Elyn berfikir mungkin akan mudah untuk melawan karena orang itu terlihat lemah dengan kaki pincangnya. Namun ternyata gerakannya terlalu kentara. Seseorang yang sedari tadi dia deskripsikan, mulai bergerak ke arahnya dengan menyeret kaki kirinya. Pelan tapi pasti.

Elyn bangkit dari posisi tengkurapnya. Buru-buru berdiri dan saat ia ingin berlari,

tangan dingin sudah melingkar di pergelangan tangannya.

Deg!

Elyn melihat ke arah orang itu dan dengan cepat ia berusaha menghentakan tangannya agar terlepas dari pegangan orang itu. Namun gagal.

Pandangan Elyn beralih ke tangan lelaki itu.

Terdapat sebuah sabit di tangannya.

Dan pada saat yang bersamaan, lelaki itu melayangkan sabitnya ke arah wajah Elyn. Dan dengan spontan, Elyn menahan tangan lelaki itu dengan kedua tangannya. Namun karena tenaga lelaki itu jauh lebih kuat, Elyn jatuh terlentang kebelakang.

Pupil matanya seketika membesar. Lelaki ini berada tepat diatasnya. Dengan sabit yang berada tepat di depan matanya. Elyn menelan ludahnya kasar. Air matanya jatuh tanpa henti. Bibirnya sama sekali tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

"Mati kamu!" Ucap lelaki itu lirih.

Elyn menggelengkan kepalanya. Tangan satunya beralih meraba sekitarnya. Mencari sesuatu yang mungkin dapat ia gunakan untuk menyelamatkan diri. Dan ya! dia berhasiil meraba sebuah batu. Dengan sigap dia mengambil batunya dan melayangkan tangannya ke arah kepala lelaki itu.

Brak!

Lelaki itu berhasil tersingkir dari atas tubuh Elyn. Elyn langsung buru-buru ingin bangkit namun ternyata lelaki Elyn hanya mengalihkan lelaki itu sebentar. Lelaki itu menahan kaki Elyn.

"AAAARRGH LEPASIN." Teriakan itu akhirnya berhasil lolos dari bibir Elyn. Kaki Elyn menendang nendang lelaki itu. Membuat lelaki itu mengerang kesakitan. Elyn terus memberontak dan lelaki itu juga terus-terusan menahan kaki Elyn agar tidak bisa pergi.

Namun secara tiba-tiba, Elyn berhenti menendang. Matanya melotot dengan air mata yang penuh di pipinya.

Entah bagaimana caranya, sabit itu berhasil menancap paha kiri Elyn.

***

#Rachel,Rio Story.

"GUE GAMAU TAU RI! KITA HARUS BALIK. KITA HARUS TOLONGIN CERO!"Seru Rachel sambil memukul-mukul tubuh Rio agar mau mengikuti kemauannya.

"Chel, dengerin gue. Dia ba-" Belum selesai Rio menyelesaikan perkataannya, Rachel memotongnya.

"RI, KITA HARUS TOLONGIN DIA." Rachel menangis sesegukan. Ia tidak dapat menahan emosinya saat itu.

"Gue yakin Chel, dia bakal baik-baik aja. Gue jamin itu." Ucap Rio menenangkan.

"Semua gara-gara gue. Kalo aja kaki gue gak gini, gue gabakal jadi beban bagi kalian, kalo aja gue-"

Rio memeluk Rachel. Membawa tubuh Rachel kedalam dekapannya.(Ah kenapa ni cerita jd romance sih hahha)

"Udah shh. Lo gak salah, jangan cengeng ah." Rio mencoba menenangkan Rachel yang masih menangis.

Dengan satu hentakan, Rachel melepaskan pelukan Rio lalu menatap ke arahnya tanpa arti. Air matanya tetap mengalir, membasuh cipratan darah yang sudah mengering di wajahnya.

"Ri, dia itu temen kita, KALO DIA KENAPA-KENAPA GIMANA? GUE GAMAU, GUE GARELA RI." Seru Rachel penuh penekanan.

"Gue mau balik kesana. Terserah lo mau ikut apa ngga." Lanjutnya sambil berusaha bangun dengan perlahan. Dilihatnya pergelangan kakinya yang membiru. Rachel menghapus air matanya kasar. Mengikat rambutnya yang tergerai berantakan.

Namun saat Rachel ingin melangkahkan kakinya, Rio menahannya.

"Chel..."

"KALO LO GAMAU IKUT YA GAPAPA! LEPASIN GUE RI." Rachel berusaha melepaskan tangan Rio yang melingkar di tangannya.

"Bukan gitu chel, gu-gue takut lo--"

"KENAPA?! LO TAKUT KAN? LO EGOIS RI. LO LEBIH MENTINGIN DIRI LO SEN--" Belum selesai Rachel berceloteh, Rio membentaknya.

"GUE TAKUT LO KENAPA-KENAPA!" Bentaknya,

yang membuat Rachel diam membeku dengan air mata yang terus-terusan berhasil lolos dari matanya.

***

Bersambung...

Hahahaha, duh. Akhirnya update ya? Ini gue gatau beneran kena feel seremnya atau ngga. Tapi buat yang masih baca sampai sekarang, i wuf u guys! xoxo.

VOTE AND COMMENT💜💚

Dont Believe (School Horror 3) [END]Where stories live. Discover now