D.U.A.D.E.L.A.P.A.N

8K 1.1K 50
                                    

Giesele, Elyn, Dara, dan Rachel sekarang berada di depan gubuk tua tersebut.

"Lo ngapain bawa kamera segala?" Tanya Giesele yang bingung karena Elyn memegang kamera Rezky.

Giesele juga bingung, tumben-tumbenya kamera itu tidak dibawa oleh Rezky. Biasanya Rezky akan membawa kamera tersebut kemanapun dia pergi.

"Dokumentasi. Kalo kita kenapa-kenapa. Seengaknya ada petunjuk." Kata Elyn menjelaskan dan Giesele hanya menganggukan kepala mendengarnya.

"Lo duluan." Ucap Rachel sambil mendorong pelan tubuh Elyn.

Namun dengan cepat Elyn kembali mundur dan menggelengkan kepalanya.

"Gak. Lo duluan." Kata Elyn.

Rachel juga menggelengkan kepalanya.

"Dar, lo aja." Pinta Rachel.

"Makasih." Tolak Dara sambil tersenyum.

"Gue gue. Gue duluan." Giesele tiba-tiba menyahut dan membuka pelan pintu gubuk tersebut.

Awalnya Rachel mundur karena takut. Namun dia ikut masuk karena Elyn menarik tangannya.

Mereka berempat masuk ke dalam gubuk tersebut.

"Jadi, gue sama yang lain masuk ke gubuk tua ini." Kata Elyn kepada kamera yang sedang merekam apa yang mereka lakukan.

Memang benar, disana terdapat kepala tengkorak yang dipajang sebagai hiasan dinding. Terdapat pula kuali-kuali dari yang ukurannya kecil, hingga besar. Semuanya tersusun rapi di atas meja yang terbuat dari kayu.

"Mana? Gak ada apa-apa kan?" Tanya Giesele ke Rachel sambil tersenyum mengejek.

"Emang nyatanya lo cuma halu cel." Lanjutnya.

Rachel mengingat-ingat kembali kejadian malam itu. Dimana nenek itu memakan sebuah jari dan juga memasukan beberapa potong jari ke dalam kuali.

"Kuali itu." Ujar Rachel sambil menunjuk sebuah kuali berukuran kecil yang berada di atas meja kayu.

Mereka semua berjalan kecil menuju kuali yang ditunjuk Rachel. Lalu Giesele perlahan mengulurkan tangannya untuk membuka tutup kuali tersebut.

Elyn masih memegangi kameranya sambil merekam kejadian tersebut.

Giesele sudah memegangnya. Mungkin dia sedang mengumpulkan nyali untuk membuka tutupnya.

"Ayo buka." Ucap Dara.

Dan tanpa aba-aba, Giesele langsung menarik tutup tersebut dan menaruhnya disamping kuali tersebut.

Bau bangkai dan bau anyir darah langsung menyeruak masuk ke dalam hidung mereka berempat.

Benar saja, terdapat beberapa potongan jari didalam sana.

Giesele yang sadar dengan isinya langsung menutup kuali itu kembali.

"Huek." Elyn yang tidak tahan langsung mengeluarkan cairan dalam tubuhnya saat itu juga. Dia muntah.

Dara terlihat sangat shok dan dia perlahan mundur dari tempat berdirinya semula. Tubuhnya terlihat bergetar kencang. Bahkan dia terlihat mengeluarkan air mata.

Ceklek.

Suara pintu tertutup. Mereka semua kaget setengah mati. Nenek itu sekarang sudah berada di depan mereka semua.

Saat Rachel baru saja ingin membuka mulutnya untuk berteriak.

Nenek itu menaruh jari telunjuknya di bibirnya.

"Sttttt...."

Bersambung....

04.17 am. WIB.
VOTE AND COMMENT💛💚

Dont Believe (School Horror 3) [END]Where stories live. Discover now