5

803 61 141
                                    

Sedari tadi Gigi tak kunjung berhenti bertanya apa yang sebenarnya terjadi dileher sialan ini. Harry memang kurangajar.

“Sudah kubilang ini hanya digigit nyamuk" ucapku dan berdecak pelan, “Eh, tapi, aku ingin bertanya padamu”

“Ya?” tanyanya tanpa menoleh ke arahku. Ya, dia masih fokus pada laptopnya, maksudku—tugas.

“Kau kenal Harry?” detik itu juga Gigi berhenti mengetik tugas yang Ia punya dan langsung menatapku curiga,“Hey? Kau baik - baik saja?” tanyaku membalas tatapannya dengan aneh.

Gigi menggeleng dan beralih untuk duduk, “Apakah Harry ada hubungannya dengan bekas yang ada dileher mu?” tanya Gigi yang kulihat menahan tawa. Astaga.

“Aku serius! Kau kenal atau tidak?”

“Anak Sastra, 'kan? Yang tampan, mempunyai dimples? Tinggi dan mempunyai kaki yang jenjang seperti perempuan—maksudku seperti model? Matanya berwarna hijau? Rambutnya sedikit ikal berwarna coklat dan—”

“Aku tanya kau kenal atau tidak?! Kenapa kau malah terlihat seperti mengklasifikasikan ciri - ciri yang dia miliki?” tanyaku menatapnya kesal. Ya, ku akui Harry mempunyai segalanya yang tadi Gigi sebutkan.

Well, aku tahu. Tapi dia tidak tahu aku” jawab Gigi.

“Oh” jawabku singkat.

“Kenapa? Kau menyukainya?” tanya Gigi yang langsung kuberi gelengan kepala sebagai jawaban tidak. Ya, maksudku tidak mungkin aku menyukai lekaki berengsek itu, 'kan? Haha sangat lucu jika aku menyukainya.

“Tentu saja tidak. Tidak ada yang menarik dari Harry. Kau tahu? Dia tidak disiplin dan sangat lancang pada Prof. Adalson tadi”

Not surprised tho. Harry memang begitu, mungkin” ucap Gigi, “Tapi, meskipun begitu, banyak perempuan yang mengincarnya. He looks so hot

No, he is not” tangkasku.

He is. You just won't admit it, Kim. His body oh my Gosh like damn...” ucap Gigi yang tersenyum - senyum sendiri. Apakah dia gila? Ya Tuhan.

Tapi, ya kau benar, Gigi. Harry memang seperti itu.

“Sudah selesai memikirkannya? Oh ya, apakah kau menyukai Harry? Like, you have crush on him, huh?

Gigi tersenyum, “Tidak sama sekali. Dia sudah menikah” oh, jadi Gigi sudah tau kalau Harry sudah menikah.

“Kau tahu darimana?” tanyaku penasaran. Ya sebenarnya aku sudah tahu tapi lebih baik tidak tahu daripada Gigi malah curiga.

“Semua orang di Kampus tahu itu. Kalau saja Istrinya tidak sakit, mungkin setelah semester ini dia akan menjadi seorang pengacara” jelas Gigi. Itu sangat keren.

“Sakit apa?” tanyaku.

Gigi menggeleng, “Tidak tahu. Dia sudah tidak terlihat selama 4 bulan ini. Sudahlah, lupakan topik pembicaraan ini. Aku ingin menyelesaikan tugas yang sangat menumpuk”

Aku pun mengangguk dan memilih untuk tidur mendahului Gigi yang masih sibuk dengan laptop dan tugasnya.

»»»»»

Hari kedua kuliah di UCL tidaklah begitu buruk. Orang - orang di sini semua ramah.

Sambil menunggu mata kuliah ku yang pertama, lebih baik aku duduk di kursi panjang di bawah pohon rindang ini sambil menikmati cokelat panas yang tadi ku pesan.

Tatapan ku tertuju pada laptop yang menampilkan beberapa foto penulis syair ternama di dunia, mereka sangat keren dan hasil karya mereka pun diakui semua orang.

Dark Side Donde viven las historias. Descúbrelo ahora