7

1.9K 68 171
                                    

Semenjak hari saat Harry melakukan hal itu dengan Kimberly, mereka jadi terlihat berjaga jarak selama berminggu - minggu.

Kimberly yang enggan menatap wajah Harry membuat Harry terus mengajaknya untuk berbicara. Namun, Kimberly terus saja menghindar.

“Kimberly!” panggil Harry. Kimberly menoleh dan melihat Harry yang melangkah menghampirinya.

“Not again, please,” batin Kimberly kian merutuk. Kakinya terus melangkah menjauhi langkah Harry yang semakin dekat dengannya.

“Oops! Kau hampir menabrakku,” ucap lelaki yang hampir Kimberly tabrak, “Kau kenapa? Seperti ketakutan?”

Kimberly mendongak dan melihat Zayn yang sedang menatapnya heran, “Z—Zack!”

Zayn mengernyit, “Its Zayn, duh!” koreksi Zayn. Kimberly terkekeh pelan dan menegok melihat Harry menatap mereka tajam dengan langkah yang semakin dekat dengan Kimberly.

“Kimberly, ayo ikut aku. Kita perlu bicara, sebentar saja. Aku janji,” pinta Harry. Tatapan tajamnya tak luput dari Zayn.

“Tunggu,” hadang Zayn maju selangkah membelakangi Kimberly, “Kenapa setiap perempuan ini berada di dekatku, kau selalu berusaha mengajak dia pergi. Ada masalah?” tanya Zayn menaikkan sebelah alisnya.

Ha!” Harry tertawa kecil sambil mengunyah permen karetnya dan mengalihkan tatapannya sekejap, “Bukan urusanmu,” jawab Harry. Rahangnya mengeras terlihat menahan amarah.

“Jelas aku tahu itu bukan urusanku, tapi pertanyaanku kenapa kau selalu mengajaknya pergi. Apa masalahnya? Beri alasan?”

“Kau ini tuli? Kubilang bukan urusanmu. Apa peduli mu, ha?” tanya Harry sesekali melirik ke arah Kimberly yang hanya diam di belakang Zayn, “Ayo, Kim. Jangan dekati lelaki berengsek ini”

“Jika aku berengsek, lalu kau ini apa? Seorang malaikat yang penggila seks?” tanya Zayn dengan sarkastik membuat Harry geram.

Shut up!”

What about no? Apakah kau takut orang - orang tahu betapa brengseknya dirimu itu? Entah kenapa Emma lebih memilihmu dibandingkan denganku atau dengan lelaki lain,” ucap Zayn yang semakin membuat Harry jengkel.

Because I'm—”

“What? Kau itu perusak, Harry. Perusak hubungan orang, perusak pertemanan orang, perusak perempuan juga, exactly!” Zayn menyeringai melihat Harry yang sudah sangat kesal tidak bisa berkutik sama sekali.

Kau dendam rupanya? Masih tidak terima kalau Emma menikah denganku?”

Zayn mengangguk, “Sadly, yes. Aku tidak terima orang yang kucintai menikah dengan seorang bajingan sepertimu. Atau jangan - jangan, kau sudah merusak perempuan ini juga?”

Kimberly mendongak menatap mata Harry dengan takut,“Zack—”

Its Zayn, how many times do I have to tell you? I'm Zayn, not Zack,” koreksi Zayn lagi.
“Ya, maksudku Zayn,” ucap Kimberly, “Baiklah, Harry. Kukira kita memang harus bicara”

“Jika kau tidak ingin bicara dengannya, kau bisa menolak. Kau punya hak untuk itu. Jangan menuruti semua kemauan Harry yang—”

“Hentikan, Zayn!” tangkas Harry.

“Zayn, sudahlah. Aku memang harus bicara dengan Harry,” bela Kimberly, “Kami pergi dulu. Sampai nanti”

Kimberly menarik Harry ke belakang gedung ICL yang terlihat lumayan sepi.

Dark Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang