12

557 61 88
                                    

"Aku mohon, Harry, suruh Kimberly tinggal di rumah kita saja," dari tadi yang dipinta Emma hanya itu, aku bahkan tidak berani membawa Kimberly untuk tinggal bersama kami.

Aku tetap menggeleng memberi tanda tidak setuju, "Aku tidak mau, Emma. Kimberly aman di flat milikku. Kau tenang saja"

"Tapi aku ingin merawat bayiku juga, Harry"

Bayiku? Hey, Emma, itu bayi Kimberly, "Tapi itu bukanlah usulan yang baik untuk membawa Kimberly tinggal di sini. Aku tetap tidak akan membawa Kimberly"

Emma menghela nafasnya gusar, mungkin saja dia lelah berdebat denganku, "Ya sudah, tapi aku tidak mau tahu, Kimberly harus bisa tinggal bersama kita meskipun hanya semalam"

"Emma! Meskipun itu bayimu, bukan berarti kau bisa seenaknya menyuruh Kimberly tinggal bersama kita. Kuharap kau mengerti maksudku," kesal, sangat amat kesal. Aku tidak akan membiarkan Kimberly tinggal bersamaku dan Emma. Itu pasti akan menyakiti perasaan Kimberly dan aku tidak mau menyakiti dia lagi.

"Kau tidak pernah membentakku seperti ini. Atau kau memang sudah mencintai Kimberly?" Emma menyeringai ke arahku, oh sialan ini akan menjadi bencana karena Emma mulai curiga, "Apa itu sebabnya kau takut membawa Kimberly ke sini? Kau mau Kimberly tetap di flat itu dan kau bisa sesuka hati untuk mengunjunginya? Begitu?"

Sialan, "Emma, dengar, aku bebas mengunjungi Kimberly kapanpun itu karena anak yang dikandung Kimberly itu adalah anakku!"

"Itu juga anakku!" tidak, bukan.

"Terserah kau saja. Aku akan ke kantor Robin sekarang," kataku mengambil tas dan melangkah melewati Emma tanpa memberi kecupan untuknya.

Aku muak, sangat muak. Aku tahu rumah kami sangat layak untuk ditempati Kimberly, tapi itu sangat tidak bagus jika di dalamnya ada aku dan Emma. Kau pasti paham apa maksudku.

Ku arahkan mobilku ke flat untuk bertemu Kimberly pagi ini, aku yakin dia pasti sudah bangun dan mungkin sedang sarapan.

Aku melangkah sambil menenteng pelastik berisikan beberapa buah segar yang kubeli saat tadi aku mampir ke market.

"Kim,"panggilku saat membuka pintu dan mendapati Kimberly yang tengah memakan bubur, "Bubur? Kau membelinya atau membuatnya?" tanyaku yang kini melangkah menghampirinya.

"Dibuatkan oleh ibunya Zayn. Semalam mereka kemari dan ibunya Zayn membuatkan bubur yang bisa ku hangatkan di pagi hari," jawabnya sambil menyuapkan sesuap bubur ke mulutnya.

"Ibu Zayn?" bahkan ibuku Anne belum pernah datang kemari, "Untuk apa mereka kemari, Kim?"

"Untuk melihat keadaanku. Mereka juga kemari bersama Gigi"

Bodoh, Harry, bodoh, "Aku minta maaf baru bisa datang," Kimberly monoleh ke arahku dan tersenyum tipis.

"Bayimu dan Emma sangat sehat dan sudah memasuki bulan ke 5. Selamat," katanya yang lagi - lagi tersenyum tipis, tapi senyuman itu menandakan kesedihan tersendiri.

"Kau ke dokter dengan siapa?"

"Zayn dan Gigi," ya Tuhan.

Aku menunduk malu, sangat malu. Aku ayah dari bayi itu, kenapa pula bukan aku yang mengantar Kimberly untuk memperiksa kandungannya?

"Kenapa kau tidak menungguku? Kenapa kau tidak menelponku agar aku bisa datang dan kita bisa ke dokter bersama? Ayah dari bayi itu adalah aku, bukan Zayn."

"Menunggumu, kau bilang?" aku mengangguk ragu, "Menelponmu untuk datang kemari? Hey, Harry, jika memang kau ayah dari bayi ini, aku tidak perlu menelponmu untuk mengantarku ke dokter, kau pasti sudah menyadari apa yang harus kau lakukan tanpa aku yang menelpon ataupun menunggumu yang sibuk dengan Emma itu. Paham?" Shit, bahkan mulutku bungkam setelah Kimberly mengatakan hal itu. Kenapa itu sangat sakit?

Dark Side Where stories live. Discover now