13

482 59 67
                                    

“Harry!” langkah Harry terhenti dan menengok ke arah suara yang baru saja menyebut namanya itu.

“Em—Emma?!” Emma melangkah ke arah Harry dengan tatapan curiga yang membuat Harry bahkan bingung untuk menjawab pertanyaan yang tentu saja akan Emma tanyakan padanya, “Sedang apa kau di sini?”

“Aku....” Emma menatap Harry penuh kecurigaan seperti mengintimidasi.

“Maaf, tuan, nona Kimberly sudah sadar,” kata seorang perawat yang berdiri di ambang pintu.

Oh shit, pikir Harry.

“Kimberly ada di dalam? Apa yang terjadi?” tanya Emma. Belum Harry menjawab, Emma sudah lebih dulu masuk ke dalam ruang inap.

“Emma, tunggu!”

“Kimberly?! Hey apa yang terjadi dengan bayiku?! Kau pasti ceroboh, bukan?!” Kimberly yang menatap Emma bingung hanya diam sampai Harry ikut masuk dan detik itu juga Kimberly mengerti apa yang baru saja terjadi.

“Emma, itu bukan salah Kimberly. Dia hanya kelelahan,” bela Harry, namun Emma malah menatap sinis ke arah Kimberly.

“Kelelahan, kau bilang? Kenapa pula bisa begitu, Kim? Keluarga kami itu membayar rahim mu dengan harga yang tinggi, kenapa kau malah tidak menjaga kandunganmu dengan baik? Kenapa bisa kau kelelahan? Apa yang kau lakukan, ha? Bukankah hidupmu sangat enak saat ini?!”

Rahang Harry mengeras dan tangannya mengepal kuat dengan geram saat melihat Kimberly yang sudah menangis karena ucapan Emma.

“Emma, cukup! Kubilang, cukup, ya cukup!” bentak Harry.

“A—aku minta maaf tidak bisa menjaga bayi kalian dengan baik. Aku kelelahan dan depresi berat, itulah kenapa kandungannya melemah. Tapi, aku janji, aku akan menjaga kandunganku dengan baik lagi,” jelas Kimberly yang berusaha untuk duduk.

“Kelelahan? Depresi? Omong kosong!” tangkas Emma.

“Emma!” bentak Harry.

Kimberly menggeleng, “Tidak apa - apa, Harry. Patut Emma marah karena aku memang bodoh tidak bisa menjaga bayi kalian yang masih ku kandung,” Kimberly mencoba tersenyum, “Kurasa, aku harus kembali ke flat untuk istirahat.”

“Biar Harry yang mengantarmu, Kim. Aku memang marah padamu, kau harusnya lebih hati - hati lagi. Jangan memikirkan banyak hal yang membuatmu stress bahkan depresi.”

Tapi suami mu penyebabnya, bodoh. Pikir Kimberly.

Kimberly menggeleng, “Tidak udah, aku ingin ke apartemen Gigi dulu. Mungkin aku akan menginap di sana agar bisa lebih aman dan Gigi bisa menjagaku dengan baik,” ucap Kimberly melirik ke arah Harry.

“Kenapa tidak kau tinggal bersama kami saja?” pertanyaan bodoh dari Emma justru membuat Kimberly kembali rapuh.

Kimberly menarik nafas dalam - dalam sambil memejamkan matanya, “Itu tidak akan pernah terjadi, Emma. Aku tidak ingin menganggu waktu kalian berdua. Terima kasih untuk tawarannya.”

“Biar aku antarkan kau ke sana. Harry Styles tidak terima penolakan!” kini Harry merangkul Kimberly keluar dari ruang inap tanpa pamit lagi dengan Emma.

“Harry”

“Kau bisa pulang sendiri, Emma,” ucap Harry tanpa menoleh ke arah Emma.

Emma hanya mendengus dan membiarkan Harry dan Kimberly pergi.

Harry berhenti karena Emma yang menjauhkan jarak darinya, “Kenapa?”

“Kau tidak perlu merangkulku seperti itu. Aku hanya merasa tidak enak jika kau melakukan itu apalagi di sini ada Emma,” Kimberly melangkah dan tangannya ditarik langsung oleh Harry, “Lepaskan! Aku ingin pergi sendiri, kau tidak perlu mengantarku ke sana!”

Dark Side Where stories live. Discover now