[4]

1.7K 195 13
                                    

[Kit]
Keesokan harinya aku bergegas mengenakan pakaianku karena aku harus pergi ke kompetisi Sains itu. Dan aku sejenak mendapatkan telfon dari dosenku saat aku mengenakan kalung identitas mahasiswaku.

"Swadii Krub, guru!!" Jawabku menerima telfon.

"Swadii, Kit." Jawab guruku dari telfon. "Apa kau sudah sampai di Chiang Mai?" Tanyanya.

"Sudah guru. Dan sebentar lagi aku akan menuju kegedung kompetisi."

"Yasudah, berhati-hatilah di jalan. Senin depan aku akan manyusulmu untuk menyaksikan kompetisi itu."

"Baik guru, akan aku akan menunggumu."

"Yasudah, tetap semangat ya?"

"Terima kasih, guru."

Lalu dosenku lantas memutuskan panggilan telefonnya dan setelah itu aku memasukan telfonku ke dalam saku celanaku dan kemudian mengenakan tasku, sejenak berdiri karena aku ingin berdo'a kepada ibuku.

'Do'a kan aku ibu. Aku berjanji akan membuatmu bahagia disana'
Batinku berdo'a meminta bimbingan pada ibuku.

Aku pun lantas pergi dari kamar hotelku.

Namun saat aku membuka pintu dan keluar, disaat yang bersamaan aku bertemu dengan Dj Ming yang juga menginap di hotel yang sama dan kamarnya ada didepan kamarku.

"Ow, kau?" Ucapku saat tak sengaja bertemu dengannya.

"Uhm ...." Dengungnya berfikir untuk mengenaliku. "Oh, kau orang malam itu?" Tebaknya. "Iya .. iya, aku ingat." Ujarnya

"Kau menginap disini juga?" Tanyaku.

"Iya. Aku menginap disini juga." Jawabnya. "Kau juga menginap?" Tanyanya.

"Iya. Aku ada suatu kompetisi disini, jadi aku harus menginap beberapa hari selama kompetisi itu berlangsung." Jelasku.

"Oh, ku kira kau sedang pulang ke kampung halamanmu." Ujarnya.

"Kau sekarang mau pergi kemana?" Ia menanyaiku.

"Aku akan pergi ke gedung kompetisiku. Aku harus mengumpulkan formulir pendaftaranku dulu."

"Oh, begitu." Jawabnya.
"Bolehkah aku ikut?" Ujarnya meminta.

"Apa kau yakin?" Tanyaku yang sedikit ragu.
"Uhmm .. maksudku, di luar sana fansmu sangat banyak dan masih membeci vidiomu itu." Ujarku yang tidak enak mengatakannya.

"Sebenarnya benar juga, tapi aku juga butuh teman untuk menghilangkan stres-ku karena semua ini." Ujarnya yang sedikit lemas karena mengingat masalahnya.

"Jika kau tidak masalah, tidak apa-apa." Jawabku.

"Benarkah?" Ucapnya mulai segar kembali.

"Errr ... iya." Jawabku mengiyakannya.
"Yasudah, ayo." Ajakku.

Sejenak kami menutup pintu dan menguncinya dan setelah itu aku pergi mengajaknya bersamaku.

😀😀😀😀

[Forth]
Pikiranku sejak malam itu kacau karena pertanyaan pemuda itu padaku.

[Flashback]
"Aku punya satu pertanyaan untukmu P'."

"Mengapa kau tidak pernah melukis tema Romantisme?"

"Bukankah Romantisme lebih banyak dikagumi oleh semua orang?"

"Bukankah itu berhubungan dengan "Cinta"?"
[Flashback Off]

Pertanyaan itu terus teringat dibenakku, membuatku berpikir sendiri. Mengapa aku begitu membenci Romantisme? Apa alasanku membenci itu?

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ