[21]

1K 155 11
                                    

[Beam]
*Brak*
Suara pintu tertutup dari luar oleh ku dan Forth. Aku lantas pergi menuju pagar rumahku dan disusul oleh Forth.

"Terima kasih ya?" Ucap terima kasihku padanya.

"Sama-sama." Jawab Forth.

Sejenak Forth melihat sekitar dalam rumah ku yang terlihat sepi tak ada aktivitas.

"Ow, rumahmu terlihat sepi ...." Forth yang tidak jadi bertanya karena aku langsung menyahutinya.

"Eitsss ... jangan bilang kau mau melakukannya lagi." Sahutku.

"Heh, apa kau gila? Aku bukan pecandu (sex)." Ujar Forth.

"Huufffttt ... baguslah." Jawab ku yang merasa lega.

"Hanya saja aku heran, aku tidak pernah melihat orang tuamu sama sekali." Ujar Forth.
"Dimana mereka?" Sambungnya Forth yang masih bertanya.

Mendengar pertanyaan itu sontak membuat wajahku yang ceria seketika kusut secara perlahan dan memudar.

"Ada apa?" Tanya Forth.

"Bukan apa-apa." Jawabku.
"Yasudah, aku masuk. Aku ingin tidur." Pamitku.

"Beam?" Panggilnya Forth.

"Sampai jumpa." Aku tak berhenti juga.

Begitu Beam melewati pagar rumahnya yang ia buka, Beam kembali menutup pagarnya dan jalan masuk kerumah.

Sesampainya aku didalam rumahku, sejenak aku bersandar dipintu karena aku merasa sangat bingung. Dan aku melihat kearah foto ibuku yang terpampang diatas laci meja disamping lampu hias.

Sejenak aku duduk disofa untuk memandanginya. Foto keluarga bahagia yang lengkap, tapi mengapa justru meninggalkanku sendirian?

Sejenak aku berpikir, apakah aku memang harus mempertemukan Forth dengan orang tuaku?

[Kit]
Aku tidak tahu apakah Ming membaca pesan dariku ataukah tidak, tapi aku menunggu kedatangannya karena aku ingin membicarakan sesuatu dengannya.

Taman yang indah tapi tak seindah seperti apa yang aku pandang. Melihat orang lain berpacaran, sedangkan aku menunggu seorang teman.

Ow, benarkah yang ku tunggu seorang teman? Tapi mengapa hatiku sulit untuk menganggapnya hanya sebatas teman?

Datanglah Ming padaku, aku pun lantas berduri melihat kedatangannya itu.

"Kau sudah datang?" Ucapku.

"Ada apa?" Tanyanya yang sepertinya ingin langsung ke inti poin.

"Duduklah." Pintaku sedikit.

Kami berdua pun lantas duduk untuk berbincang sejenak.

"Ada apa kau memanggilku? Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya yang lansung membuatku dilema.

"Uh .." Dengung bingungku.
"Entahlah Ming. Aku tidak tahu." Jawabku.

Aku mencoba terus berpikir apa yang terjadi padaku saat berada didekatnya. Serasa berbeda bila dekat dengan Ming di bandingkan dengan Ploy.

"Tentang ciuman itu ..." Ucap bingungku.

"Kenapa?" Sahutnya lansung dan membutku menengok.
"Apa kau tidak menyukainya?" Tanya Ming.

"Uh ..."

"Aku menyukainya." Jawabnya langsung.

Aku sontak tidak bisa berkata apapun lagi hanya diam seribu bahasa mendengarnya. Tapi anehnya aku merasakan dua hal yang berbeda, senang dan takut.

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang