[11]

1.1K 171 13
                                    

[Wayo]
Ketika kami sampai disebuah taman, semuanya berpencar seperti perkiraanku. Beam dengan pacarnya itu sedangkan P'Pha dengan P'Ming.

Lah aku? Aku sendirian disini. 😢😢

Percuma juga aku ikut kalau ujung-ujungnya aku sendirian juga. Tapi tuhan menjabah do'a anak yang malang sepertiku, P'Beam datang menyapaku karena ia bilang bahwa ia juga sedang mengambil gambar disekitar sini.

"Ow, N'Yo?" Sapa P'Beam.

"Ow, P'Beam, kan?" Ucapku yang sedikit lupa dengannya.

"Kau masih mengenaliku."

"Tentu aja." Jawabku.
"Ow, dimana P'Captain?" Tanyaku yang tidak melihat P'Captain bersamanya.

"Oh ... dia akan segera kesini. Aku baru saja menelfonnya." Ujarnya.

"Oh. Sedang apa kau disini P'?" Tanyaku melihatnya terus membawa kameranya.

"Aku sedang mecari gambar untuk inspirasiku membuat buku."

"Ow, kau seorang penulis?"

"Aku masih belum memualinya, jadi jangan panggil aku penulis."

"Novel, bukan?"

"Hoi, bagaimana kau bisa tahu?"

"Kau terlalu mudah ditebak P'Beam."

"Benarkah?" Tanyanya.

"Um. Benar." Jawabku.

"Oh ya, dengan siapa kau disini?"

"Dengan temanku. Ada Boom, Peak, P'Pha dan P'Ming juga."

"P'Pha? P'Ming?" Ucapnya yang sepertinya mengenal mereka berdua.
"Pha dan Ming yang itu?" Ucap P'Beam yang mengenali mereka.

"Um. Benar. Mereka." Jawabku.

"Ow, bagaimana kau bisa mengenal mereka?"

"Ceritanya panjang P'. Oh ya, maukah kau menemaniku P'? Mereka semua sudah minggalkanku sendirian disini. Aku tidak punya teman mengobrol."

"Um. Baiklah." Jawabnya.

Kami pun lantas berjalan pergi untuk mengobrol sambil menyusuri taman ini untuk menghilangkan kejenuhanku yang ditinggalkan yang lainnya.

[Author]
Boom berjalan dengan Peak, menelusuri sekitar melihat bunga-bunga yang cukup indah untuk mereka yang berpasangan. Tangan mereka saling bersentuhan namun tidak bergenggaman, karena Boom sangat malu melakukannya.

"Sepertinya kau dengan P'Ming tidak begitu akur. Kenapa?" Tanya Boom mengenai kedekatan kakak beradik ini.

"Oh, P'Ming bukanlah kakak kandungku tapi dia kakak tiriku." Jawab Peak.

"Ayahnya menikah lagi dengan ibuku, tapi ... P'Ming tidak mau menerimaku dan ibuku sebagai keluarga keduanya." Sambung Peak.

"Sialan. Itu sangat menyakitkan."

"Aku sudah berusaha untuk mendapatkan hatinya agar ia mau menganggapku sebagai adiknya, tapi semuanya sia-sia dan sampai kapanpun dia tidak akan pernah menganggapku sebagai adiknya."

Mereka berdua pun berhenti dan kemudian kami saling berhadapan satu sama lain. Kuraih tangannya dan memberikan semangat padanya

"Peak. Kau jangan menyerah ya? Ku yakin P'Ming pasti akan menganggapmu sebagai adiknya. Percayalah Peak, semua usahamu tidak akan sia-sia." Ujar Boom yang begitu memperdulikan Peak.

"Um. Terima kasih ya?" Ucap Peak.

"Sama-sama." Jawab Boom.

[Author]
Setelah mereka jalan di taman sejenak mereka semua makan siang bersama di salah satu Cafe and Resto. Ada pula Captain dan Beam yang sengaja Yo ajak agar lebih seru lagi berjalan, terkecuali Boom yang lesu karena niatnya hanya mengajak Yo saja untuk menemui Peak, tapi ternyata Yo mengajak banyak orang.

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Where stories live. Discover now