Epilogue

1.1K 176 13
                                    

[Wayo]
Kita baru saja selesai menikmati indahnya malam, dia memberiku kebahagiaan malam ini.

Menghabiskan malamku berdua dengannya, aku tidak bisa mengungkapkan kebahagiaanku dengan kata-kata saja melainkan dengan ungkapan hati yang akan terbang seiring dibawa angin agar sampai tepat pada hatinya.

Dan ketika kami hendak pulang, Sejenak P'Pha menarikku dan membuat kami berhenti di tengah taman.

"Tunggu, Yo." Pinta P'Pha saat menarikku.

"Ada apa P'?" Tanyaku.

"Terima kasih ya? Kau sudah meluangkan waktumu untuk bersamaku malam ini." Ujarnya P'Pha yang pasti membuat semua orang yang mendengarnya luluh.

"Sama-sama P'Pha." Jawabku.
"Aku juga berterima kasih padamu karena kau sudah mengajakku." Ucapku berterima kasih pula.

Aku melihat raut wajahnya serasa ada yang ingin ia katakan padaku.

"Ada apa P'Pha? Apa ada sesuatu yang ingin ku katakan?" Tanyaku.

"Yo. Apa kau masih ingat saat aku membawamu ke belakang gedung sekolahmu?" Tanyanya.

"Um."

"Aku masih belum memberitahu apa permintaanku hingga sekarang. Dan apakah aku boleh memintanya sekarang?"

"Boleh. Apa yang kau minta?"

"Uh ... itu ...." Ucapnya yang terlalu panjang.

*Hug*

Nampak P'Pha sangat bingung meminta apa padaku. Ia pun lantas memelukku dengan begitu erat.

*Deg Deg*
*Deg Deg*
*Deg Deg*

Jantungku berdegub kencang saat berada dipelukannya, sangat-sangat kencang sampai terasa jantungku ini menyentuh didadanya.

"Aku masih membutuhkanmu."

Aku tidak mendengarkan ucapannya karena seluruh saluran kupingku rasanya hanya mendengar suara detak jantungku saja.

"Aku minta padamu. Tolong jangan pernah menghilang dariku lagi."
"Jangan pernah pergi dariku lagi."
"Karena ......"

Aku pun baru menyadarinya dan mendengar ...

"Aku mencintaimu."

Aku mendengar perkataan itu, ucapan itu, dimana aku dibuat spechleess karenanya.

Dia melepaskan pelukannya dan terus mencengkram kedua pundakku dengan tangannya.

Aku terus menatap matanya yang menatap tajam kearah mataku, sehingga sinar matanya masuk kedalam mataku.

Tangannya pun mulai membelai turun secara perlahan dengan seiring ia memiringkan kepalanya dan mendekat kearah wajahku.

Ia membuatku merinding seketika dan membuatku memejamkan mata dan menulan ludahku, sentuhan tangannya itu terasa lembut di kulitku.

Dan ia mendaratkan bibirnya tepat dibibirku saat ia mulai menggenggam tanganku. Bulu matanya yang sedikit panjang kurasakan menyentuh mataku saat ia memejamkan matanya.

Ia terus menciumku tanpa henti dan bahkan ia beberapa kali merubah posisi kepalanya. Ia memutarnya kesamping kanan lalu pindah lagi ke samping kiri, dan pindahlaku kesamping kanan. Serasa bibirku ini hanyalah sebuah jendela untuknya bisa memutar-mutarkan bibirnya.

-The End-

12 Januari 2018

Hei guys!! This is not reall ending.

Aku cukup senang dengan partisipasi kalian yang sudah membaca, mem-vote, mengomentari cerita ini dan memberikan masukan-masukan dan semangat disetiap komentar kalian.

Aku juga senang dengan ranking yang didapatkan cerita ini. Hampir setiap hari mendapatkan ranking meskipun naik turun, ya ... namanya juga butuh usaha.

Terima kasih yang sudah baca buku ini. Sampai jumpa di buku kedua yaaa yang lebih mengacuh pada konflik yang makin klimaks pastinya, lebih banyak menguras air mata seperti di cerita yang sudah ku buat sebelumnya.

Terima kasih semuanya!!

Sampai jumpa 😘😚😘😚💖💖

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Where stories live. Discover now