[13]

1.2K 148 14
                                    

[Wayo]
Lari 10 kali lapangan basket itu sangat melelahkan bagiku, ditambah lagi postur tubuhku yang agak gemuk ini. Ini semua karena aku menunggu P'Pha di halte itu.

Aku tidak ingin menyalahkan siapapun atau apapun, itu memang kesalahanku. Dan bersama dengan Boom pula aku menjalankan hukumanku karena ini juga karena aku. Dia menjemputku dengan mobilnya dan membuatnya terlambat.

Untung saja kepala sekolah memperoleh kita untuk masuk karena kami berdua murid yang berprestasi, tapi tetap kami diberi hukuman.

"Hoiiihh ..."

Aku pun lantas menjatuhkan tubuhku di lantai karena aku merasah letih dan hampir kehabisan nafas.

"Kenapa?" Tanya Boom yang melihatku mengeluh.

"Apa kau tidak lihat, aku benar-benar capek." Ucapku mengeluh.

"Heh, kau tidak bisa seperti ini. Masih ada kelas yang harus kita ikuti. Ayo bangun." Pintanya.
"Oh iya, dimana kaca matamu?" Tanya Boom yang baru sadar bahwa Yo tidak memakai kacamata.

"Berhentilah menilai pemampilanku." Gumamku.
"Ah! Ayo kita kekantin sebentar. Aku benar-benar haus." Seruku yang lantas duduk.

*Beeeep ... Beeeep ...*
Ponselku berderi didalam saku celanaku, P'Pha menelfonku lantas saja aku pun menjawabnya dan berbicara seperti biasanya.

"Hallo, P'Pha?" Ucapku menjawab telfon darinya.

"Hallo, Yo. Apa kau sudah ada disekolah? Aku benar-benar minta ...."

"Heh, P'Pha." Boom lantas mengambil ponselku dan menyahutinya.
"Jika kau ingin membatalkan kencanmu dengan temanku, batalkan sejak semalam. Jangan memberi harapan pada temanku." Ujar Boom yang memarahi P'Pha.

"Hah? Kencan? Harapan?" Aku bingung sendiri dengan perkataan Boom.

"Hoii, aku tidak sedang berkencan dengan temanmu. Aku hanya ingin mengajaknya untuk sarapan saja." Ujar P'Pha.

"Karenamu, temanku sekarang menjadi kurus karena harus berlari 10 kali lapangan basket." Ujar Boom yang selalu meledekiku.

Aku pun lantas bangkit dan menepuk kepalanya.

*Plak*
"Ouch, apa yang kau lakukan?" Tanyanya setelah ku pukul kepalanya.

"Apa kau sudah tidak waras?" Tanyaku.

Aku pun lantas mengambil ponselku dari tangannya dan berbicara kepada P'Pha untuk mengakhiri obrolan.

"Krub, P'." Ucapku.

"Yo, aku minta maaf ya? Aku tidak bisa menemui mu tadi." Ujar Phana.

"Pha ... ayo kita pergi. Ow, kau sedang menelfon siapa?" Terdengar suara seorang wanita yang masuk kedalak mobil Phana, hal itu sontak membuatku diam.

"Iya, ayo." Jawab Phana kepada gadis itu.
"Yo, kita ketemu nanti malam ya? Beritahu aku harus bertemu dimana." Ujar Phana padaku.

"Terserah kau saja." Jawabku.

"Baiklah, nanti aku akan mengabarimu. Sampai jumpa.".

"Um." Jawabku mengiyakannya.

*Tit*
Aku lantas memasukan kembali ponselku kedalam sakuku dan Boom lantas menanyakan ekspresiku yang begitu datar.

"Ada apa?" Tanya Boom.

"P'Pha ingin bertemu denganku nanti malam." Jawabku.

"Apa?" Boom yang dibuat terkejut.
"Lalu kau akan menemuinya lagi? Bagaimana jika dia tidak datang?" Ujar Boom.

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang