[8]

1.3K 169 18
                                    

[Kit]
Saat menjelang malam, aku berkunjung kekamarnya Ming. Aku sudah mengetuk pintu kamarnya berkali-kali, tetapi ia tidak kunjung membukakan pintu.

Awalnya aku tidak bermaksud untuk lancang, tapi aku pun memaksa masuk dan ku lihat ia hanya duduk merenung di atas kasurnya dan televisi menyala menonton dirinya.

*Beeeep ... Beeep ...*

Ponselnya berdering di sampi lampu tidurnya, ia pun lantas meraba dan mengambil ponselnya itu setelah itu menjawabnya.

Aku pun lantas keluar karena aku tidak ingin mengganggunya.

[Ming]
"Malam ayah." Ucapku menjawab telfon.

"Apa kau sudah menonton berita petang ini?" Tanya ayahku itu.

"Iya." Jawabku.

"Semuanya sudah selesai. Polisi sudah menangkap wanita itu, jadi kau tidak memikirkan itu lagi."

"Iya. Terima kasih ayah." Jawabku yang masig dalam renungan.

"Jika kau ingin pulang, silahkan. Tapi jika kau masih ingin sendiri, itu tidak masalah."

"Iya, ayah."

"Berikan telfonmu, aku ingin bicara padanya." Aku mendengar suara ibuku yang ingin bicara padaku.

*Grsek .. gresek* Suara ponsel dialihkan.

"Hallo, nak?" Ujar suara ibuku.

"Hallo, bu." Jawabku.

"Apa kau baik-baik saja disana? Apa kau sudah makan? Bagaimana tidurmu? Kau tidak tidur larut malam, kan?" Aku merasa bahwa ibuku sedan khawatir denganku sekarang, dan hal itu pula sontak membuat air mataku mengalir.

"Ibu." Ucapku.

"Ada apa?"

"Terima kasih ya?" Aku langsung menahan tangisku.
"Terima kasih karena kalian masih menyayangiku. Maaf, selama ini Ming membuat kalian kecewa. Maafkan perilaku Ming yang dulu. Ming sadar bahwa apa yang telah Ming lakukan adalah salah. Ming minta maaf!!"

Aku menangis mengucapkan hal itu karena aku sadar bahwa begitu tidak terima kasihnya aku pada kedua orang tuaku dahulu. Aku selalu membentakinya, aku selalu mengabaikan nasihat-nasihatnya, aku selalu tidak menunurut pada meraka, semuanya perilaku burukku yang pernah ku lakukan pada merek berdua.

"Ming minta maaf. hiks 😭 ... hiks ..😭" Ucapku lagi.

"Tidak apa, Ming. Itu sudah berlalu. Biarkan itu menjadi pelajaran untukmu. Yang lalu biarlah berlalu, nak. Kau tidak perlu menyesalinya." Ujar ibuku.

"Maaf!!" Ucapku lagi.

"Yasudah, malam ini tidurlah. Jika kau masih ingin sendiri, kau jaga dirimu baik-baik yaaa!!"

"Baik." Jawabku.

"Selamat malam, Ming."

"Selamat malam, bu."

Sambungan telefon pun terputus menandakan berakhirlah percakapanku dengan kedua orang tuaku via telefon.

[Wayo]
Kali ini aku tidak tahu kemana lagi artis menyebalkan ini membawaku malam-malam seperti ini, yang jelas aku tidak ingin ia menurunkanku dipinggir jalan.

Tapi ku lihat ia sedang sibuk mencoba menghubungi seseorang tetapi seseorang itu tidak menjawab telfonnya.

"Sial. Dimana Ming saat ini." Gumamnya yang terlihat kesal.

Hei, bukankah dia menyebut nama Ming? Bukankah itu nama DJ Ming yang ku lihat konsernya beberapa waktu yang lalu?

"Ming? Apa kau kenal dengannya?" Bodohku menanyakan hal itu, yang jelas-jelas mereka sesama artis pasti saling mengenal.

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Where stories live. Discover now