[22]

1K 163 21
                                    

[Phana]
Pagiku yang biasa saja, ku sambut pula dengan biasa saja. Mandi, pakaian, sepatu, jam dan jaket adalah hal biasa yang ku lakukan di hari-hari yang ku lalui.

Ku nikmati sarapanku pagi ini sambil menonton video clip ku yang di putar di salah satu program musik di channel international.

Tapi datanglah sebuah bulu babi yang menggangguku. Maksudku, Pring datang padaku dan bersikap senang tak memiliki salah padaku.

"Selamat pagi sayaang!!" Gadis kejam ini berseru menyapaku.

Ia lantas duduk begitu saja dibangku dekatku dan langsung memandangiku.

"Hoi, mengapa kau tidak menjawabku?" Tanyanya.

"Pring, ikut aku." Pintaku yang sedikit ketus padanya.

Aku pun lantas pergi, dan wanita ini mengikutiku dengan tas cantiknya itu.

Dan ku bawalah iya keluar rumah berdiri didepan pintu.

"Ouch, apa yang akan kita lakukan disini?" Tanyanya.

"Menyuruhmu pergi." Jawabku lantus.

"Apa maksudmu?" Pring yang kelihatan bingung.

"Pergilah, jangan pernah kau kembali lagi didepan mataku." Ucapku yang sedikit ku tekan dan melotot padanya.

Ketika aku hendak masuk, pring menggapai tanganku dan menghentikanku.

"Kenapa? Apa yang terjadi, sayang?" Tanyanya yang benar-benar tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu.

"Jangan panggil aku "sayang"." Jawabku.
"Dan sebenarnya kau tidak tahu atau kau berpura-pura tidak tahu?" Tanyaku yang mulai kesal padanya.

"Apa maksudmu? Aku benar-benar tidak mengerti?"

" "Mengerti" dan "Tahu" adalah dua hal yang berbeda, Pring." Jawabku.
"Dan aku tahu kalau sebenarnya kau ingin mengatakan "aku tidak tahu", iya kan?" Sambungku memojokinya.

"Pha, aku bingung. Aku tidak tahu apa yang kau maksud? Apa yang kau katakan?"

"Ini tentang persidanganku." Sahutku langsung.
"Mengapa kau tidak datang? huh?" Tanyaku.

"Pha, sudah ku katakan kalau aku benar-benar sibuk. Aku ..."

"Sibuk, huh?" Sahutku lagi.
"Sibuk keliling eropa kah? Atau sibuk mencari sesuatu untuk kau JILAT selain aku?" Tanyaku yang ku tekankan lagi.

*Plak*
Pring menamparku.

"Apa maksudmu dengan kata "jilat", huh?" Tanyanya yang terlihat kesal padaku.
"Aku tidak pernah menjilatmu. Apa yang telah ku perbuat padamu sehingga kau seperti ini padaku Pha?" Ujarnya dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Baik. Aku akan mengatakannya." Jawabku.
"Aku membutuhkan dukungan darimu saat di persidangan. Kau pacarku kan? Kau menyayangiku kan? Setidaknya kau menyemangatiku melalui pesan itu sudah cukup Pring." Jelasku yang benar-benar merasa kecewa.

"Tapi .... kau sama sekali tidak ada untukku." Sambungku.

"Dan ..... aku ingin kita putus." Lanjutku yang sempat terhenti.

Aku pun lantas kembali masuk dan meninggalkannya diluar dengan pintu yang ku tutup. Aku tak tahu apa yang ia lakukan di luar, selain ku merasa sedikit legah putus dengannya aku juga merasa sakit hati putus darinya.

[Author]
Malam pun tiba.
Boom menanti kedatangan sahabatnya yang tak kunjung mengabarinya itu bersama dengan Peak dirumah Yo.

Peak tengah asyik bermain playstation milik Yo sedangkan Boom tengah berjalan mondar-mandir karena ia tidak bisa menghubungi ponsel Yo yang sedang mati itu.

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Where stories live. Discover now