[16]

1K 167 5
                                    

[Wayo]
*Tring*

Aku mendapatkan sebuah pesan masuk dari Boom saat aku menjad kambing congek diantara P'Pha dan Pring yang selalu minta digaruk alias gatal.

Boom :
Bagaimana si nenek sihir itu? Apa dia masih belum mengenalimu?

Wayo :
Sepertinya belum.

Wayo :
Berkat kepribadianku yang kedua ini ia tidak mengenaliku sama sekali.

Wayo :
Aku bisa saja mempunyai 99+ kepribadian. 55555 😄

*Tit*

"Pha, setelah mengantarkan bocah ini ayo kita pergi makan." Ucap Pring meminta pada pria yang sedang menyetir mengantarkanku.

"Bukankah kau harus pergi kekampusmu?" Tanya P'Pha.

Dan ternyata suara *Tit* itu dari Yo yang sedang merekam pembicaraan mereka dan setelah itu mengirimnya dengan text

Wayo :
Dengarlah. Betapa buruknya dia.

Boom :
555555 Tidak terlalu buruk. Tapi sangatlah buruk. 😄😄😄

"Masih ada waktu dua jam. Jadi ayo kita pergi makan." Ujar Pring.

"Um."

Boom :
Aku harap kau tidak kepanasan. Jadi kau tidak perlu membawa lemari es mu jika si nenek sihir itu terus mengganggumu dengan P'Pha.

Wayo :
Hei, apa maksudmu?

Dan setelah itu Boom tidak membalas pesanku.

"Yo, apa kau juga ingin makan?"  Tanya P'Pha yang juga mengajak Wayo .

"Tidak, P'. Aku tidak mungkin bolos dua hari." Jawabku.

"Oh, benar juga." Jawabya. "Yasduah kalau begitu lain kali aku akan mengajakmu makan lagi." Sambungnya.

[Kit]
Aku berada disamping mobilku yang terpakir didepan condominiumnya Peak, karena ia meminta kepadaku untuk menumpang padaku karena jarak sekolahnya dengan kampusku cukup dekat.

Dan aku tidak menyangka kalau aku akan bertemu dengan Ming lagi.

Iya.

Ming dan adiknya itu tengah keluar bersama sambil membawakan tas adiknya itu. Tapi bertemu denganku wajah Ming yang terlihat ceria tiba-tiba saja berubah seketika begitu melihatku.

"Ow, P'Kit." Seru Peak menyapaku.

"Hai, Nong." Jawabku pula.

"Aku tidak membebanimu, kan?" Tanyanya yang terlihat sungkan padaku.

"Tidak, tentu saja. Anggap saja ini sebagai pertemanan pertama kita setelah dua tahun." Ujarku.

"Oh ya, kakakku ..... bisakah dia ikut?" Ucapnya.

"Tentu saja." Jawabku yang sedikit canggung begitu melihat Ming.

Dan di jalan, kami ... maksudku aku dan Ming saling diam satu sama lain, dan aku hanya asyik mengobrol dengan Peak.

"Hoi! Kalian berdua mengenal satu sama lain tapi kalian tidak pernah mengobrol. Apa kalian bertengkar?" Ucap Peak yang menanyakan hubungan kami.

Dan pertanyaan itu membuat kami berdua saling menengok karena aku juga bingung apa yang harus ku jawab.

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Where stories live. Discover now