[24]

1.1K 160 13
                                    

[Author]
Wayo pun akhirnya dibaringkan oleh Boom diatas kasur agar Yo bisa beristirahat dengan nyaman. Beberapa pertanyaan pun di lontarkan oleh sahabatnya itu karena ia merasa cemas terhadap Bas.

"Yo, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Tanya Boom.

"Boom, seharuanya kau jangan terlalu menanyainya. Biarkan dia istirahat sebentar." Ujar Peak.

"Aku hanya merasa pusing saja Boom. Aku ketinggalan kereta pagi tadi, dan kereta selanjutnya baru ada pukul 2 siang tadi. Aku tidak mau membuatmu mengurus rumahku terlalu lama, jadi ku putuskan untuk naik Bis." Jawabnya Bas.

"Astaga. Kau benar-benar menghawatirkanmu. 2 hari aku meresahkanmu karena kau tidak memberi kabar padaku. Siapa yang tidak terkejut melihat mu pulang-pulang kau langsung muntah. Ku pikir kau ha ..."

*Plak*
Peak lantas memukul kepada Boom dan memotong ucapannya.

"Heh, berhentilah membicarakan hal yang tidak-tidak." Ujar Peak. "Kau ini ada-ada saja" Peak menggerutu.

"Iya .. iya .. baiklah!!" Jawab Boom.

"Apa kau ingin aku buatkan bubur?" Tanya Boom.

"Tidak usah. Aku masih kenyang." Jawab Yo.

"Heh, bagaimana kau bisa kenyang. Kau baru saja muntah-muntah dan pasti sekarang perutmu kosong dan panas." Boom mengomel.

"Tidak perlu." Jawab Yo.

"Sssttt ... diam. Kau diam saja. Aku akan membuatkan kau bubur." Ujar Boom.

Pria itu langsung pergi untuk membuatkan bubur hangat untuk sahabatnya itu. Lalu digantikanlah posisinya oleh Peak, dan mulai menanyai Yo.

"Apa kau sudah merasa baikan" Tanya Peak.

"Um. Sudah. Terima kasih ya?" Ucap Yo.

"Sama-sama." Jawab Peak.
"Jika kau pergi, seharusnya kau meninggalkan pesan pada kami "semua"." Ujar Peak.

"Hmm? "semua"?" Ucap bingungnya Yo.

"Iya." Jawab Peak.
"P'Ming, P'Beam, P'Pha malam itu datang kemari mencarimu. Dan paginya P'Pha kemari lagi untuk menanyakanmu apakah kau sudah pulang atau belum." Ujar Peak.

"Oh." Jawab Yo.

Yo sejenak menengok-nengok untuk mencari keberadaan tasnya namun tak ada disekitarnya.

"Dimana tasku?" Tanya Yo.

"Oh! Tasmu ada dibawah. Kau mungkin datang dan langsung melemparkannya ke lantai." Ujar Peak.
"Sebentar, aku akan mengambilkannya." Ujar Peak.

Pria itu pun juga pergi untuk mengambilkan tasnya Yo, lalu Yo pun sejenak bernapas legah karena tubuhnya sudah membaik.

Keesokan harinya, Yo terbangun dari tidurnya. Terlihat wajahnya sedikit lebih segar dari semalam yang pucat sekali.

Ia pun membuka matanya dan lantas duduk bersandar untuk mengumpulkan energinya sejenak.

Ia menengok kekanan dan melihat tasnya ada disana karena semalam Peak sudah membawakannya. Lalu ia membuka tasnya untuk mencari ponselnya.

Setelah ia merogoh tasnya, ia keluarkan ponselnya dan ternyata begitu ia tekan-tekan tombolnya, ia cocol-cocol layarnya, ponselnya ternyata mati karena habis batre.

Langsung saja ia bangkit dari kasurnya dan berjalan untuk turun kelantai bawah.

Ia menuruni tangga dengan sangat lesu karena energinya masih belum terkumpul penus, ibarat sebuah ember yang diisi dengan air kecil dari kran. Setetes hingga setetes sampai ember itu terisi penuh dengan air.

SAD STORY - Happy Ending [Book 1]Where stories live. Discover now