[2] Memulai Lembar Baru

4K 520 38
                                    

22 Mei 2010

Musik bergema nyaring, hentakan kaki dan nafas memburu ikut mendominasi, membuat  ruangan ber-AC itu terasa pengap, padahal hanya 2 orang yang sedang berlatih disana. Kaca besar yang menjadi patokan untuk mengoreksi gerakan jadi buram, berembun. Mereka tak mempedulikan lelaki yang sedari tadi berdiri di ambang pintu studio--disisi kanan keduanya-- dengan hoodie abu dan celana hitam pendeknya. Ia memperhatikan tanpa minat untuk ikut campur.

Bruk!

"Ah sudah, aku tidak kuat lagi!" seru salah satunya yang langsung menjatuhkan diri. Ia mengatur nafasnya seraya merebahkan diri, menghirup oksigen di sekitarnya yang seolah langka. Satu orang lainnya menyusul, merebahkan diri tanpa mematikan lebih dulu speaker.

"Hyeong! Matikan dulu... hahh... speakernya!"

"Ani, aku...hahh... juga tidak kuat... hahh... hyeong, tolong matikan..."

Dia yang tertua, yang bersedekap menyandarkan punggung di pintu. Mata sipitnya menatap tajam kedua kakak beradik yang sudah kelelahan itu, namun, ia tetap berjalan untuk mematikannya.

Trek!

Selesai mematikannya, ia berjalan ke sudut ruangan, dimana ada 2 botol air mineral masih baru, memungutnya dan memberikannya di samping kepala keduanya. Oh, tak lupa ia membukakannya dulu.

"Wahh... gomapta... Yoongi hyeong..." Hoseok--yang berani menyuruhnya untuk mematikan speaker-- segera duduk, menegak air itu hingga setengah. Ia lalu menatap adiknya yang masih berbaring, memejamkan mata. "Jimin, minumlah dulu, kau bisa dehidrasi,"

Jimin hanya menurut saja, duduk dan minum seperti yang diperintah Hoseok, tapi ia berbaring lagi. Hoseok menggeleng maklum, kemudian beralih menatap Yoongi.

"Hyeong tidak berlatih?"

"Nanti saja."

"Ini sudah seminggu, kulihat hyeong hanya masuk ke studio,"

"Itu karena tugasku. Kupikir, aku tidak mungkin debut bersamamu. PD-nim bilang, aku cocok jadi composer lagu saja,"

"Tapi hyeong bisa rap, kan?"

Yoongi hanya mengangguk. Memang, sudah seminggu berlalu sejak ia lolos di bighit audition. Ia, Hoseok, dan Jimin datang bersamaan, dan kebetulan mereka sama-sama lolos. Trainee yang diterima tidak main-main, banyak jumlahnya, dan dibagi atas kelompok. Setiap seminggu mereka dinilai, entah dari segi vocal, rap, atau dance, dan yang terlihat tidak bersungguh-sungguh, mereka akan diberikan surat pembatalan kontrak.

Kejam? Iya. Namun, itu demi kemajuan entertaiment. Apalagi, BHit entertaiment masih tergolong baru, belum terlalu dikenal. Dulu, mereka sempat mengasuh sebuah girlband, sebelum semuanya hancur oleh kasus salah satu anggotanya. Semua hanya berjalan setahun, belum sampai terdengar kalangan.

Cklek.

Pintu latihan tiba-tiba terbuka, dan seorang pria berusia 30-an masuk, membuat mereka yang tadinya bersantai jadi berdiri, membungkuk.

"Annyeonghaseyo Sondeuk seonsaeng-nim," sapa ketiganya serempak.

"Ah, apakah kalian baru saja latihan? Disini panas sekali," Sondeuk--pelatih choreography--mengibaskan tangannya guna mengusir udara pengap, "wah, sampai kacanya berembun," Ia mengusapkan telunjuknya ke kaca seraya tertawa kecil. Ada rasa bangga jika melihat anak didiknya mau berjuang.

"Ne, seonsaeng-nim,"

"Apa Yoongi juga ikut dance?"

"Aniyo, saya berada di studio tadi,"

FATAMORGANADove le storie prendono vita. Scoprilo ora