[22] Dimana kau?

2.3K 356 13
                                    


Dua minggu kemudian

Forever we are young
Narineun kkonip bi sairo
Hemaeeo dallineun i miro
Forever we are young
Neomeojyeo dachigo apado
Kkeuteopsi dalline kkumeul hyanghae

Enam lelaki yang mengarahkan mic pada ribuan penontonnya itu kemudian bergandengan, sebelum pada akhirnya membungkuk bersamaan. Terus menerus mengucapkan terima kasih tanpa lelah, sebab mereka tau, ribuan orang di hadapannya adalah yang membuat mereka dapat berdiri di sini, di panggung Gocheok Sky Dome ini, yang mendukung dan bersedia berdiri walau mereka sudah seringkali membuat kesalahan, walau mereka tidak sempurna.

"Sampai jumpa, Army! Kami minta maaf karena tidak bisa tampil lengkap!"

"Aku sayang kalian semua!"

"Aku sangat mencintai kalian! Kalian cahayaku!"

"Terima kasih banyak, sampai bertemu! Aku cinta kalian!"

"Kami mencintai kalian! Kalian adalah malaikat kami!"

"Kami akan kembali! Sampai jumpa tahun depan! Kami akan kembali dengan lengkap!"

"Sampai jumpa! Selamat tinggal! Army, kami mencintai kalian!"

Seruan yang silih berganti itu mengiringi selesainya konser, dan keberadaan mereka di panggung yang perlahan-lahan tenggelam ke bawah. Setelah lampu redup, dan teriakan Army masih belum padam karena masih disuguhkan VCR sebagai penutupnya.

Sementara keenamnya sudah berjalan di bawah panggung, menunduk jika tak ingin kepala beradu dengan kerangka panggung, sembari di kanan kiri mereka—stylist yang memberi berlembar-lembar tisu guna menyeka keringat. Setelahnya mereka membanting diri di sofa artist room, mengucap banyak syukur akhirnya konser berjalan dengan lancar. Untuk ke tiga kalinya.

Walaupun tanpa Kim Taehyung.

Ya, mereka berenam tetap menjalankan konser Hyyh epilogue, terpaksa meninggalkan Kim Taehyung. Sudah menjadi keputusan bulat Bang PD yang tak ada siapapun berani mengganggu gugat. Lingkupan konser mereka hanya sekitar Korea dan Jepang. Sekali lagi, karena hanya ada enam member tersisa.

Bang PD masih belum menyetujui surat pengunduran diri Taehyung. Ia masih mengerahkan anak buahnya untuk mencari laki-laki itu di Daegu—dan tidak ada lokasi yang pasti di mana tempat tinggalnya.

"Kerja bagus, Bangtan. Istirahatkan tubuh dulu, setelahnya kita pulang ke dorm." Manager mereka datang untuk memberitahu. "Oh ya, aku lupa mengatakan pada kalian, tapi... hari ini kita pulang ke dorm kalian. Bukan di gedung Bighit lagi. Sepertinya keadaan sudah aman, dan aku yakin kalian butuh privasi."

"Terima kasih infonya, hyeongnim." Namjoon menyahuti sebelum managernya itu pergi. Meninggalkan mereka berenam dalam keheningan. Ia membuka kembali aplikasi twitter, menggali terus informasi—kalau-kalau salah satu Army menemukan petunjuk di mana Taehyung—tapi tidak ada yang berubah. Hastag #WEMISSYOUKTH masih bertengger menjadi trending topic no.1 selama seminggu belakangan ini. Jujur, Namjoon juga merindukan adiknya yang berisik itu. Ia rindu dengan suasana dormnya dulu.

Semenjak Taehyung pergi, Jimin dan Jungkook sudah jarang tertawa, atau sekedar meributkan hal sepele. Keduanya menjadi lebih tenang dan tak banyak bicara, cenderung menurut saja. Hoseok juga kewalahan menghibur adiknya sendiri. Bagaimana Jimin tidak sesedih itu, jika yang pergi adalah sahabat terdekatnya? Sudah begitu, tidak ada kabar apapun darinya.

Namjoon rasanya ingin memarahi Taehyung habis-habisan saat kembali nanti. Memarahi dalam artian kelewat cemas.

Namjoon melirik satu per satu membernya. Jimin memilih memejamkan mata di pojok sofa. Hoseok menyumbat dua telinganya dengan earphone, sedangkan dua matanya fokus pada layar handphone. Seokjin dan Yoongi juga fokus pada handphone-nya. Jungkook, anak itu tidur menyandar di bahu Seokjin.

FATAMORGANAWhere stories live. Discover now