[3] Keluarga Kedua

4.1K 532 24
                                    


28 Mei 2010

"Kelompok kalian sudah lengkap. Ingat, setiap hari Minggu akan ada penilaian. Berlatihlah, tapi jangan memaksakan diri. Arrachi?"

"Ne! Algeusseumnida!"

"Berbaik-baiklah pada sesama. Kalian disini tanpa keluarga, jadi aku harap kalian bisa menganggap, teman-teman baru kalian disini, juga para staff dan pelatih, adalah keluarga kedua kalian. Saling menguatkan dan jangan menyerah, okey?"

"Ne!"

"Baiklah, selamat berlatih."

.

.

.

.

.

.

.

.

26 Juni 2010

Kelompok 3, terdiri dari 7 anggota, seperti kelompok lain. Tinggal di apartement sederhana--tempat bernaungnya para trainee BHit Ent--di lantai 3. Mereka baru saja saling kenal, wajar jika masih ada atmosfir kecanggungan dalam dorm, maupun tempat latihan. Namun, semua butuh waktu, mungkin tak lama lagi, mereka benar-benar saling kenal dan saling mendukung.

Toh, mereka adalah teman seperjuangan.

Setiap malam, bergumul dalam 1 kamar tidur. Ada 3 kasur tingkat, dan 1 single bed. Setiap paginya, mereka saling membangunkan dan sarapan bersama, beberapa pergi ke sekolah bersama, karena tingkat umur mereka yang berbeda-beda. Sorenya, sepulang sekolah, mereka akan pergi ke tempat latihan.

Jam 4 sore hingga jam 7 malam sudah menjadi jadwal tetap mereka latihan. Memang, tempat latihan hanya ada 3, dan banyaknya trainee membuat mereka harus bergilir memakainya.

Terus seperti itu, kehidupan baru ketujuhnya.

Hingga tak terasa semuanya berjalan sebulan, dan pengumuman seleksi terakhir adalah hari ini, jam 7 malam. Tersisa kelompok 3 dengan anggota masih lengkap, dan kelompok 1 tersisa 5 anggota.

"Hmm... jujur, aku salute dengan perjuangan kalian," pria bertubuh tambun itu membuka suara selagi ke12 trainee-nya mengatur nafas setelah melakukan perform di depannya dan para staff, "tapi, percayalah... aku melakukan ini pada kalian, demi kebaikan kalian sendiri. Aku menilai, aku menyeleksi, ini demi kebaikan kalian ke depannya."

"Jadi, pada malam ini... aku tidak menyeleksi siapapun."

Pernyataannya sukses membuat kedua belas pasang mata itu membelalak, kentara terkejutnya.

"Tapi... aku hanya akan mendebutkan satu kelompok saja. Artinya, kelompok yang tertunda, akan terus menjadi trainee sampai waktunya tiba."

Bang Sihyuk--pria bertubuh tambun itu membuka selembar demi selembar kertas, hasil penilaian mereka. Ia berdeham, akan memulai hasilnya sekarang.

"Chukkahamnida... kepada kelompok..."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

4 tahun kemudian...

16 Februari 2014

Bangtan berarti bulletproof, tahan peluru. Seharusnya mereka bisa terus memegang makna Bangtan yang diberikan oleh Bang Sihyuk sebagai hadiah. Dengan nama yang diberikan, Sihyuk harap ketujuh remaja anak didiknya mampu menahan segala rintangan ke depannya.

FATAMORGANAWhere stories live. Discover now