[Final Chap]

3.6K 404 31
                                    

Kita semua tahu,

mereka telah lama hidup dalam satu atap, yang punya sejuta kenangan akan perjuangan mereka untuk sampai di sini.

Membuat mereka saling memahami, saling menjaga perasaan, dan saling melindungi.

Membuat mereka menjadi sebuah keluarga.

Kita semua tahu,

mungkin jiwa mereka telah menjadi satu, hingga tak bertemu untuk sementara saja sudah cukup merasakan sepinya setiap membuka mata.

Jadi,

pada malam menuju 4 Desember, tepat 3 bulan setelah Bangtan dinyatakan hiatus, mereka berencana diam-diam kembali ke dorm dengan maksud memberi kejutan sederhana pada kakak tertua mereka.

















"Astaga, gelap sekali dorm kita,"

"Sejak kapan kita jadi hemat listrik seperti ini,"

"Aw, Jimin-ah, jangan menginjakku!"

"Bukan aku bodoh!"

"Sshh! Kalian berdua diam."

"Seokjin hyeong benar-benar mematikan semua lampu di sini, ya?"

"Eh, tunggu, mana kuenya?"

"Namjoon! Kemarikan kuenya, aku saja, jangan kau, nanti hancur sebelum sampai pada orangnya."

Di tengah kegelapan yang menelan seluruh ruang keluarga mereka, terdengar bunyi grasak-grusuk dan bisikan yang bersahutan dengan ributnya. Mereka menuju pada satu pintu kamar yang menyala dari dalam. Salah satunya mengetuk dengan sangat pelan, beberapa detik kemudian terbuka, menampakkan seseorang yang duduk di kursi roda, menatap lima kakaknya dengan mata bulatnya.

"Ohh, aku merindukanmu, sangat, adik kecilku." Taehyung bergerak maju paling awal, hendak memeluk Jungkook sebelum kerah belakangnya ditarik Jimin.

"Heh, nanti dulu acara rindunya, kau hanya akan membangunkan Seokjin hyeong." ucapnya seraya menarik mundur Taehyung.

"Dimana Seokjin hyeong?"

Jungkook menatap Hoseok yang tengah bertanya, kemudian memberinya isyarat mata pada ranjang satunya lagi. Memang, mereka tidur sekamar, agar Seokjin mudah teraih Jungkook kalau-kalau membutuhkan bantuan.

"Lalu, di mana kita akan memberinya kejutan?" kali ini Namjoon bertanya.

"Di dapur saja. Aku akan membangunkan Seokjin hyeong untuk mengambilkan minum. Kalian bersembunyi di balik counter, nanti saat Seokjin hyeong ke sana, muncul dan berteriak kencang-kencang."

"Ide bagus, adik kecil," Yoongi mengusak rambut Jungkook dengan gemas. "Ayo,"

Kemudian, segerombolan yang menimbulkan bunyi-bunyi kecil itu menghilang di balik counter dapur. Jungkook memutar kursi rodanya pada ranjang Seokjin yang bernuansa pink. Menggoyangkan pelan tangan hyeongnya itu.

"Hyeong, Seokjin hyeong, aku haus sekali," ucapnya memelas.

"Ah? Um, ada apa Jungkookie?" Seokjin langsung bangun, menjawab dengan suara seraknya.

"Aku mau minum. Antarkan aku,"

Seokjin mengangguk, mengenakan sandal bulunya yang bermotif bunga, lalu mendorong kursi roda Jungkook menuju dapur. Matanya masih enggan terbuka, jadi, dia mengambil gelas dan mengisinya dengan air yang tersedia dalam teko di atas counter.

FATAMORGANAWhere stories live. Discover now