[13] Munculnya Prasangka

3.2K 374 33
                                    

Harap bersabar, chapter ini agak panjang :)



29 - 30 Desember 2015


"Hyeong, yang ini digantung di mana?"

"Di sebelah sa—ah! Namjoon! Turun dari situ! Biar yang lain memasangnya! Jangan sekali-kali kau naik, ingat, tanganmu masih cidera. Jangan menambah lagi!"

Namjoon meneguk ludah, semenjak tangannya cidera, Seokjin jadi overprotective padanya. Ia bahkan hampir tidak dibolehkan melakukan semua aktivitas yang berhubungan dengan tangan. Namjoon dilarang ke studio untuk membuat lagu, dilarang membantu di dapur, dilarang main gitar, dilarang mengangkat barang berat, bahkan, dilarang makan dengan sumpit.

Siapa lagi jika bukan Seokjin yang melarangnya.

Jadi, Namjoon turun pelan—sangat pelan seolah takut kecerobohannya datang dan melukainya lagi, atau lebih buruk, melukai member lain. Jimin merebut balon di tangan Namjoon, naik ke tangga dan menggantungnya di langit-langit.

Jungkook menepuk-nepuk pipinya yang pegal setelah meniup 3 balon. Yoongi yang menyadari itu segera menyondorkan pemompa balon—yang hanya satu dan harus bergantian memakainya—lalu ia sendiri memilih untuk meniup balon selanjutnya. Hoseok sibuk membantu Seokjin menghias kue, sedangkan Namjoon tak tau harus melakukan apa, akhirnya mendekorasi bagian dinding, dengan menempelkan beberapa polaroid foto Bangtan.

"Jam berapa dia akan sampai ke dorm?" tanya Jimin, tak mengalihkan fokusnya dari menggantung balon.

"Sejin hyeong sedang mengulur waktu. Kuharap, tepat jam 12."

"Apa tidak masalah membuat kejutan padanya? Dia baru saja sembuh,"

"Kau pikir dia punya riwayat jantung yang akan membuatnya shock saat menerima kejutan tak terduga?" Yoongi berkata datar, memangkas telak ucapan Jimin.

Namjoon berjalan ke depan pintu masuk, mengangguk-angguk setelah memastikan dekorasi sudah sempurna.

"Ayo, kita harus siap-siap, sebentar lagi jam 12 malam,"

Mereka mulai membereskan potongan-potongan yang berserakan. Namun, tanpa diduga, bunyi memekik khas tanda benar kunci password terdengar, membuat Namjoon yang tepat di balik pintu terlonjak, dan lima pasang mata lainnya membelalak—kecuali Yoongi karena dia selalu menganggap semuanya biasa saja. Namjoon ingin sekali menahan pintu yang proses dibuka dari luar, tapi ia takut itu malah melukai Taehyung, takut jika adiknya terbentur pintu, atau malah pintunya yang lepas karena kekuatan luar biasa seorang Kim Namjoon. Jadi, ia diam saja.

Dan, voila!

Taehyung terdiam di tempat, lebih tepatnya masih bingung apa yang terjadi pada dorm mereka. Pita-pita menggantung beserta balon, tulisan HAPPY BIRTHDAY, potongan kertas berserakan, Jungkook yang berjongkok dengan mata membulat lucu, Yoongi yang berlutut, Hoseok yang menganga dengan apron di pinggangnya, Seokjin di sebelahnya tak beda jauh, tapi ia memegang nampan berisi kue tart, lalu... Jimin yang membeku dengan satu kaki di lantai, satu lainnya masih di tangga, dan Namjoon yang berdiri kikuk bagai tiang di hadapannya.

Taehyung rasanya nyaris pingsan melihat keanehan membernya. Padahal, ia baru meninggalkan mereka selama 2 hari.

"Happy Birthday, Taehyung-ah!" Namjoon berseru sedangkan lainnya diam. Taehyung mengernyit, merasa déjà vu dengan kejadian seperti ini, di mana Namjoon berseru dan lainnya diam kebingungan.

FATAMORGANAWhere stories live. Discover now