8. Tumbang

31 4 0
                                    

[DELAPAN]

Pagi ini, udara yang segar dan sejuk membuat gadis cantik ini masih terlelap tidur dengan nyenyak. Karena aktivitas yang ia lakukan seperti biasa, pukul 04.00 dini hari ia bangun dan menjalankan sholat subuh berjamaah. Dan lepas itu, ia menuju tempat tidur untuk melanjutkan tidur cantiknya yang siap akan membawanya ke alam mimpinya. Hingga sampai pukul 06.15 ia masih saja tidur. Biasanya ia bangun sendiri tanpa ada yang membangunkan. Mungkin merasakan malasnya sekolah tanpa teman partnernya, ia merasakan malas untuk bangun. Hingga ketukan dari luar pintu diketuknya oleh Sinta, ibunda Stella.
Tok...tok...tok...
Ya, suara ketukan itu dari Ibu Sinta. Dan memanggilnya bahwa hari ini telah menunjukkan pagi dan takut anak semata wayangnya akan terlambat tiba di sekolah.
"Stella... bangun... ini sudah pagi dan pukul 6.15, ayo cepat bangun. Kalau kamu tidak bangun, nanti kamu terlambat!" Kata ibunda Sinta yang berbicara dari luar tanpa masuk kamar Stella. 
"Hhhmmm.. ya ya bun, ini Stella sudah bangun kok" kata Stella yang sudah bangun dari ranjang tidurnya dengan rasa malas dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Hingga  Sinta telah pergi meninggalkan Stella dan langsung kebawah ruang makan keluarga dimana ia akan menyiapkan sarapan pagi, dengan menu roti di olesi selai, serta tidak lupa dengan susu putih.

^^^
Hingga 10 menit kemudian, jam menunjukkan pukul 06.28, Stella akhirnya turun dari lantai dua menuju ke ruang makan keluarga. Dan menemui Ayah dan ibundanya. Serta ia juga tak lupa menyapanya di pagi hari.
"Pagi bun, yah!"
"Pagi juga sayang. Ayo duduk dan langsung makan, nanti telat sampai sekolah. Kamu tahu sendiri Jakarta macetnya kayak apa, ya kan!?" Kata ibunda Stella yang akan siap melahap rotinya ke dalam mulut, serta diikuti oleh suaminya itu.
"Ya bunda, ini aku makan" kata Stella yang juga mengambil sepotong roti untuk di makan.
Hingga roti yang ia makan ludes tanpa sisa. Dan juga susu yang sudah tersedia, juga habis. Hingga Stella pun akhirnya pamit pada ayah dan bundanya seperti biasa. Dan langsung menuju ke tempat garasi mobil. Ia juga tak lupa untuk memanaskan mesin mobilnya terlebih dahulu sekitar 5 menit, hingga mobil itu siap mengantarkannya ke tempat tujuan ia belajar.

^^^
Setelah menempuh jalan yang lumayan jauh, hingga padatnya di jalan raya, masih ada waktu Stella bisa masuk ke sekolah dan ke kelas sebelum bel berbunyi hingga guru pun juga belum datang. Ia telah tiba di kelas dan langsung menyusuri tempat duduknya. Hingga ia menoleh ke samping kiri, bahwa sebelumnya bersama teman tercinta yang selalu bersama. Namun saat ini, ia telah pergi meninggalkan Stella karena ajakan orangtua yang akan pindah ke negara Dubai. Hingga yang menoleh ke samping dengan tersenyum tipis dan langsung mengarah pandangan ke depan, karena pas seorang guru telah hadir dan siap akan pelajaran dimulai.

^^^
Setelah jam menunjukkan pukul 14.00, para siswa-siswi pun berlalu lalang meninggalkan sekolah tersebut. Stella pun juga melakukan hal yang sama. Namun setelah sampai mobil, alat pelacak untuk membasmi mavia, telah tersambung. Jadi, Stella harus mengganti pakaian dengan pakaian yang digunakan seperti biasa.
Hingga ia langsung masuk ke dalam mobil, dan meluncur ke apartemennya.

^^^
15 menit kemudian, ia sampai di apartemen dan menuju ke kamar untuk segera mengganti baju sekolah dengan baju yang siap akan membasmi mavia tersebut. Hingga ia telah siap meluncur ke lokasi yang di dapatnya dalam alat pendeteksi penjahat. Ia segera masuk ke dalam mobil, dan melaju dengan kecepatan tinggi. Karena yang ia tahu, mavia yang akan di basmi bukanlah mavia masalah kecil. Namun ini adalah mavia masalah besar. Apalagi, ia akan berkelahi tanpa orang yang membantu. Dan iapun siap jika kalah.
Hingga tak sampai 15 menit, telah tiba di lokasi dimana ia melihat mobil-mobil itu sudah berjejeran di bagian paling atas gedung yang terlihat nampak kosong. Dan ini sepertinya jebakan bagi penjahat mavia tersebut. Namun Stella tahu, bahwa ini adalah jebakan dan ia harus berhati-hati. Hingga ia cepat keluar dari mobil, dan menelusuri dalam ruangan gedung dimana penjahat tersebut menyimpan sebuah bom yang akan diledaknya gedung yang menjulang lantai 18 ini.
Stella mencari bagian-bagian ruangan kosong, namun tak nampak satu batang hidung pun sang penjahat muncul. Mungkin ambisinya, sang mavia tersebut meletakkan bom tersebut pada titik yang tidak jauh dengan penghuni gedung tersebut.
Ia pun terus melangkah dan mencari dimana mavia bangsat bersembunyi. Hingga tak lama kemudian, ia menemukan kedua mavia berada di luar yang sepertinya adalah mengintai takut ada seorang yang mencurigai. Stella pun harus mencari akal, supaya kedua mavia tersebut pergi dan mencari sumber yang akan menjadi pengganggu keduanya.
Hingga Stella pun melihat ke samping kanan kiri, dan melihatnya kayu kecil dan diambilnya lalu di lemparkan pada tong sampah terbuat dari besi yang siap akan dilemparkan ke dalamnya.
Praaannnngggg....
Kedua mavia tersebut sontak kaget. "Suara apaan tuh. Kayaknya suara orang atau jangan-jangan...." kata mavia 1 yang membuka suara pada temannya.
"Eh.. begok, disini tuh gedung paling atas dan enggak ada orang yang bisa kesini. Lagian kurang kerjaan kesini. Berarti orang itu pengen bunuh diri, ngerti lo" kata mavia 2 yang menjelaskan panjang lebar.
"Mending kita cari aja, sumber suara itu. Takutnya orang, dan bisa celaka misi kita buat ngehancurin gedung ini. Dan bisa-bisa, kita dimarahi sama bos kita" kata mavia 1 yang mengajaknya pada mavia 2 untuk mencari sumber yang membuat mereka sontak kaget.
"Ya udah cepetan" dengan meng"iya"kan, akhirnya mereka mencari sumber suara dimana mereka dibuatnya kaget.
Hingga Stella pun siap akan masuk pada ruangan gedung yang tadinya di jaga oleh dua manusia berbadan besar, hitam, dan memiliki tindikan anting dibagian hidung, dan telinga.
^^^
Setelah ia masuk dalam ruangan, nampaknya disana ada 2 orang juga berbadan besar. Entah apa yang dilakukan. Apakah ini suruhan dari bos mereka, ataukah ini akal busuk dari mereka-mereka yang tak tahu diri ini.

Hingga Stellapun meneriak kedua mavia berbadan besar itu dan mereka pun memutarbalikkan badan, mencari sumber dimana mereka menghentikan aktivitasnya sejenak. Lalu, dilihatnya bahwa seorang gadis yang meneriak hingga mereka memasang wajah merah padam karena telah gagal merencanakan misi ini dari tuannya.
"SEDANG APA KALIAN DISINI! MAU NGEBUNUH SEMUA ORANG DIGEDUNG INI, HAH!!!" Ucap Stella dengan nada tinggi hingga membuat kedua mavia tersebut melirik sebentar dan tersenyum kecut. Hingga mereka tertawa, memecah kesunyian di gedung ini.
"HAHAHAHA.. EH ANAK INGUSAN, BERANI-BERANI KAMU DATANG DAN MENGGANGGU KAMI! KAMU MAU MATI DISINI ANAK GADIS, HAH! Ucap mavia 3 yang tak kalah lantangnya dengan suara kerasnya.
Hingga Stella pun menyunggingkan bibirnya, dan siap akan dunia perang dimulai.
"KALAU KALIAN BERANI, HADAPI SAYA DULU" ucap Stella yang menantang kedua mavia, hingga yang dilawan akan siap pula melawannya.
"KURANG AJAR. KAMU MENANTANG KAMI ANAK GADIS!" ucap Mavia 4 yang tidak sabar akan menghabisi Stella.

Hingga mereka bertiga melawan dengan kekuatannya masing-masing. Stella pun harus bisa mengalahkan mavia tersebut karena ia tak mau para penghuni gedung ini terluka atau bahkan meninggal adanya pemasangan bom yang dilakukan mavia brengsek itu.

Perkelahian pun masih saja sengit. Namun nampaknya, mavia yang tadi mencari sumber suara itu, lalu kembali ke ruangan kosong, nampaknya mereka mendengar perkelahian. Hingga mereka berdua masuk dan membantu teman-temannya.
Stella yang melihat mavia tersebut ada 4, sudah tidak kuat untuk melawannya. Tapi ia harus tetap menang dan ingin melawan kembali. Namun alhasil, Stellapun akhirnya tumbang dan sepertinya tak sadarkan diri. Ia berusaha bangkit, tenaga yang ia miliki telah terkuras dan lemah. Hingga pukulan dari tangan mavia itu melayang ke bagian perut Stella.
Hingga gadis itupun tersungkur jatuh. Ia tak mungkin bangun dengan keadaan ini. Hingga ia mendengar suara bariton laki-laki yang nampaknya ia selamat dari mavia brengsek itu. Dan akhirnya, mata Stellapun tertutup rapat, hingga ia tak sadarkan diri.
Dilawannya ke empat mavia itu dengan sembilan cowok tampan tersebut hingga mereka tumbang dan tak bisa bangun, lalu mereka pun tak sadarkan diri pula.
Salah satu dari sembilan cowok tampan tersebut, langsung menghubungi pihak kepolisian untuk menangkap, serta diikatnya dan minta untuk di tindaklanjuti oleh pihak kepolisian.

Dari sembilan cowok tersebut, ia menghampiri gadis cantik itu dengan rasa khawatir. Karena takut terjadi apa-apa, cowok bernama Elang Edi Surya Bagaskara, membawanya ke dalam mobil dan menunggu polisi untuk datang ke tempat kejadian perkara. 

Setelah polisi tiba di tempat kejadian perkara, sembilan cowok tampan tersebut melihat kondisi ruangan yang tadinya sama-sama dilihat dari alat pelacak penjahat serta bom yang tadinya siap akan dipasang. Dari anggota sembilan cowok tersebut, Albi Dias Ramadhan telah menemukan bom yang tadinya siap akan dipasang. Namun nyatanya, misi dari empat mavia itu gagal karena gadis cantik. Dan bom itu diambilnya dan dimatikan. Lalu dibawanya ke markas pribadi mereka, untuk mencari tahu siapa yang membuat ulah baru pertama kali para mavia meletakkan bom di gedung ini. Hingga akhirnya, sepuluh orang ini masuk ke dalam mobil alphard bewarna hitam metalik dengan nopol
'N1N3 B0Y'. Hingga sepuluh manusia ini telah melesat dan tak menampakkan batang hidungnya.

Assalamu'alaikum.

Wohohohoho....
Alhamdulillah, udah bisa nulis cerita lagi di bagian delapan guys. Naaaahhh... cerita ini yang akhirnya sembilan cowok tampan tersebut muncul di bagian delapan.
Wahh.. pada penasaran kan?! Gua aja penasaran. Hahahahaha.. (orang yang nulis masak penasaran sih!? Aneh!) Ckckck.. eh.. authornya ngomong sendiri. Maaf yah, saking senengnya guys.

Ya udah kalau gitu, sampai ketemu cerita gua dibagian sembilang guys. Dan jangan lupa di votement, atau boleh juga dikritik dan sarannya. Selamat malam dan selamat membaca ya guys. See yoouu. ♥♥

Wassalamu'alaikum.
Tertanda

Penulis Muda (Puisi)

Sriwahyuningsih Oliver Medina

SPIONASE "Bertemu Cinta" Part LengkapOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz