33. Elang Kerumah?

19 1 0
                                    

Stella Cornelia Veronica Alexa

Notifikasi pesan WhatsApp terdengar dari ponsel Stella. Segera di raih ponsel itu di samping nakas dekat tempat tidurnya. Memang! Dia masih belum bangun. Segera ia membuka mata yang masih tersimpan nyawa di alam mimpi indahnya. Seketika itu juga, Stella segera membuka pesan WhatsApp yang membuat matanya membulat seketika. Dia, Elang! Laki-laki yang katanya, ingin kerumahnya dia menepati janji.

Sungguh! Laki-laki pejantan tangguh dan pemberani.

"Ni cowok ok juga nih nyalinya!" ucap Stella dalam hati.

Segera ia balas pesan dari laki-laki yang menurutnya memang tampan. Seketika itu, ia sudah mengirim pesan pada Elang-laki-laki yang akan menjadi kekasihnya. Entahlah! Stella masih belum menemukan jawabannya. Yang dipikirkan oleh Stella adalah, bagaimana laki-laki itu menanyakan tentang jawabannya nanti dirumahnya? Apa yang harus Stella lakukan, dan harus bilang apa padanya? Memang ini adalah berat menentukan.

Dirinya masih bingung. Dan seketika itu, suara notifikasi pesan kembali masuk. Dan yang membuatnya terkejut adalah, laki-laki itu sudah ada di depan rumahnya. Dan bahkan, Stella belum bangun dari tidurnya. Dirinya juga masih belum melakukan ritual untuk membersihkan badannya. Dia menepuk jidat.

"Aduh! Kenapa jam segini sih dia kesini? Enggak bisa apa ya dia kerumah jam 10 gitukah? Ganggu orang masih ngantuk aja." gerutunya kesal. Hingga akhirnya, Stella segera bangun dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Sepuluh menit kemudian...

Akhirnya, Stella sudah keluar dari kamar mandi dan menuju almari pakaian. Saat ini, Stella sudah mengenakan baju santai yang bukan untuk dibuat bepergian. Karena baju yang dikenakan khusus ada sendiri-sendiri. setelah semua sudah terlihat baginya-cantik untuk bertemu dengan laki-laki tampan sepertinya.

Hey.. bolehkah aku memuji diriku untuk berpenampilan cantik jika bertemu dengan seorang yang akan menjadi kekasihnya?

Setelah cukup lama berkaca, Stella segera keluar kamar,menutup pintunya dan turun ke lantai dasar untuk menemui laki-laki yang sudah tiba di rumahnya.

Elang, yang saat ini di temani oleh ibu dan ayahnya. Sesekali dirinya masih diam. Tidak segera mendekat. Dan akhirnya, Elang melihat Stella yang masih tetap mematung. Kedua orang tua Stella segera menoleh.

"loh, kok malah diem disitu sayang? Ayo duduk sini," ucap bundanya yang sudah menyuruh Stella untuk mendekat dan duduk di samping bunda. Sesekali Stella melirik Elang dengan senyuman kikuk. Terdengar suara deheman, membuat Stella sadar siapa yang berdehem.

"Ehem!" Suara deheman terdengar dari indera pendengaranku. Dan aku langsung menunduk dan sepertinya, pipiku bersemu merah. Seketika itu,pasti bunda dan ayah tersenyum apa yang terjadi padaku. Termasuk ulahku!

" Ya sudah kalau gitu. Nak Elang, Stella kan sudah ada nih... Jadi, Tante dan om ke belakang ya? Kalian ngobrol-ngobrol dulu." Seketika itu, bunda langsung berbicara padaku.

"La... bunda dan ayah ke belakang dulu ya? Kamu temani dia buat ngobrol ya? Jauh-jauh dia datang ke sini cuma buat ketemu kamu sayang, ok!" Ucap bunda pada Stella. Hingga gadis yang sedang Elang lihat hanya mengangguk dan menurut apa kata bundanya. Sehingga kedua orang tua Stella beranjak dari tempat duduk sofa dan langsung menuju ke belakang halaman rumah. Di ruang tamu, hanya ada dua insan yang mungkin saat ini mereka sangat canggung. Suasana seperti ini,pasti akan ada hawa nafsu yang menyerang. Dan sepertinya, Elang segera mengajak Stella berbicara.

"La..." ucap Elang merasa bingung harus berbicara dari mana. Untuk berbicara tentang bagaimana jawaban Stella tentang perasaan dia padanya. Apakah harus berbicara sekarang? Tidak!

Mungkin nunggu Stella berbicara terlebih dahulu. Dan seketika itu, Elang berbicara kembali padanya.

"La, aku mau ngajak kamu jalan sekarang, apa kamu tidak keberatan?" Ucapnya yang memang sengaja Elang mengajak Stella untuk keluar. Yang di tanya malah diam. Bingung! Apakah harus meng"iya"kan ataukah tidak bisa diajak olehnya?

"Memangnya, kamu mau ngajak aku jalan ke mana?" Ucap Stella dengan ragu dan khawatir. Melihat raut wajah Stella seperti itu, Elang tersenyum dan segera membalas apa yang ditanyakan oleh gadis di depannya saat ini.

"Enggak usah masang wajah seperti itu. Saya bukan penjahat. Kamu yang tenang, ok! Lagipula, saya yang mengajak kamu jalan, ngapain ragu dan khawatir? Percayalah pada saya. Jika memang saya ngapa-ngapain kamu, kamu boleh lapor ke polisi atau ke siapa, jika omongan saya tidak benar." Dengan menggigit bibir bawahnya yang mungil dan bewarna merah, akhirnya Stella mengangguk menyetujui ajakan Elang. Hingga Elang merasa lega sepertinya jika ajakannya membuahkan hasil.

"Ya sudah. Aku ganti baju dulu,setelah itu aku ijin orang tuaku dulu." Ucap Stella yang hendak berdiri dan langsung naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya.

"Ya Tuhan... Ini kenapa jantung gua deg-degan sih, ih!" Merasa sebal dengan dirinya saat ini. Sebelum turun, dia harus menetralkan jantungnya dulu sebelum bertemu dengan Elang, dan mengenakan baju yang sesuai dengan kegiatan yang akan ia lakukan, yaitu jalan-jalan dengan laki-laki tampan.

Semuanya sudah selesai. Dan akhirnya, sebelum membuka pintu,aku harus membuang napas terlebih dahulu. Akhirnya, Stella keluar kamar dan segera turun. Pamit kepada bunda dan ayahnya.

"Bun, yah, aku pamit keluar ya? Di ajak sama Elang." Ucapnya membuat kedua orang tuanya tersenyum.

"ya sudah. Ayo kita ke depan," ucap ayahnya yang saat ini kami bertiga ke ruang tamu.

"Nak Elang, hati-hati ya? Jangan ngebut di jalan. Tante khawatir. Apalagi Stella anak kami satu-satunya." Ucap bunda yang sudah menasehati Elang.

"Baik Tante. Akan saya pegang apa yang Tante ucapkan barusan. Tante tenang saja. Om, maaf jika saya mengajak Stella keluar sebentar." Ucapnya sopan pada orang tuanya.

"ya. Hati-hati di jalan. Lebih baik kalian sekarang berangkat. Keburu sore." Ucap ayah Stella yang sudah menyuruhnya segera berangkat. Hingga Stella dan Elang mencium punggung tangan orang tuanya. Seketika itu, Elang dan Stella berangkat. Entah tujuan apa Elang mengajak Stella untuk keluar. Apakah, Elang menunggu jawaban dari Stella? Ataukah Elang hanya mengajaknya jalan-jalan saja? Tidak ada yang tahu pasti! Dan jawaban itu, masih saja bingung pada pemikiran Stella. Jika memang Elang nantinya bertanya, dia masih fifty fifty. Rasa bimbang, dan sudah ada jawabannya.

Yeay...mau hampir tamat loh guys!

Gimana nih ceritanya NB&OG guuuyss.. bagus apa gimana?! Jujur yaa.... Please.. author pengen denger dari kalian komentarnya kayak apa! 😂😂

Oh ya, sebelum author nya udah mau selesai nulis, jangan lupa vote serta komentar kalian di cerita ini. Sejujur kalian,ok! Di tunggu loh yaa.. jangan enggak komentar plus vote. Hehehehe..

Pokoknya di tunggu! Noh, author bilang di TUNGGU! Enggak sabar author nya pengen tahu komentar kalian. Ckckck.

Ok guys, udah dulu ya?? Mau ngerjain cerita di sebelah noh. Hahaha. Yuk mampir ke cerita sebelah guys. Pasti bakal seru deh dari pada yang ini.

Hahaha.. author nya jujur banget dah! 😀

Sampai jumpa di cerita selanjutnya ya??
See you 😘

Published ;

19 Maret 2019

Penulis;

Sriwahyuolivm

SPIONASE "Bertemu Cinta" Part LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang