Day thirteen

6.5K 527 29
                                    

Dewa kembali menatap hasil pemeriksaannya, setelah abangnya memberikan hasil ini, lalu entah kemana abangnya itu pergi.

Mungkin abangnya kecewa terhadap hasil ini, atau mungkin kecewa pada diri Dewa yang tidak bisa menjaga kesehatannya.

Regional recurrence of Liver Cancer stage 3

Dewa kecewa pada dirinya sendiri, bahkan dia harus menerima bahwa kini parunya ikut terkena ceceran kanker itu.

Bahkan dia tidak tahu, apa kali ini dia akan selamat atau tidak.

Dewa ingin menangis sebenarnya, tapi dia tahu, menangis tidak merubah segalanya.

Meski matanya mulai berair, dia hanya mengusapnya pelan, lalu melipat hasil pemeriksaan itu, dan menaruhnya dilaci meja belajarnya.

Dia hanya tahu, kini dia akan berperang lagi.
🌿🌿🌿

Ben menata meja makan dengan masakan yang dia masak sebelumnya, sayur bayam dan kukus tahu.

Adiknya datang setelah mandi dengan baju putih longgar dan celana rumah pendek lalu duduk disalah satu meja.

"Abang mandi dulu, udah itu kita makan". Ben berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Dewa disana sendirian.

"Bang?".

"Nanti, abang mandi dulu".

Dewa tak lagi berbicra, dia menatap masakan abangnya dalam diam.

Lima belas menit kemudian Ben datang setelah berganti pakaian, lalu duduk disebelah Dewa lalu menuangkan nasi dan masakan pada piring Dewa.

"Bang, maaf".

"Buat?". Dewa tak bereaksi banyak, dia terus mengambil lauk dan nasi ke atas piring Dewa dan dirinya sendiri.

"Gue gak bisa jaga kesehatan, gue lagi-lagi ngerepotin abang".

"Wa, bukan salah siapa-siapa. Yang harus kita lakuin sekarang itu berjuang lagi, gak ada orang yang jatuh terus bertahan dalam keterpurukan, kecuali orang yang gak mau berjuang. Dan gue tahu, lo orang yang lebih memilih berjuang daripada stuck dan tertinggal".

Dewa membenarkan, lalu mengangguk pelan. "Bang makasih, gue janji bakal berjuang lebih keras lagi sekarang. Jadi, sekarang gimana?".

"combine treatment lagi. Tapi sekarang sama radiasi, bukan tace".

"Tapi, gak bikin..."

"Enggak, lu gak bakal botak tenang aja. Kecuali kalo dosis ditambah, jadi lo harus pastiin khemo efektif".

Adiknya itu mengerutkan kening, "Caranya?".

"Selalu optimis".
🌿🌿🌿

"Kenapa bisa balik lagi?".

Pertanyaan itu mungkin sering dia tanyakan entah pada siapa, Ben tahu jawabannya, tapi dia takut entah pada apa.

Dia tahu apa yang akan Gema jawab untuk menjawab pertanyaannya, tapi tetap saja hatinya terasa perih.

"Kemungkinan ada jaringan kanker yang kembali aktif, dan tidak sempat terdeteksi, atau mungkin ada jaringan yang tertinggal dan baru kita sadari".

Ben menunduk dalam, setelah mendengarnya dia juga tahu apa yang akan dilakukan oleh para dokter lain, angkat tangan.

Tiga tahun adalah waktu yang panjang untuk menyadari adiknya pernah mengalami Local recurrence, dan sekarang mengalami regional recurrence, dimana kanker itu kembali ke hati sang adik, dan sekarang mulai menyebar melalui hati dan mulai menyebar ke bagian parunya.

Todayحيث تعيش القصص. اكتشف الآن