Dewa terbangun tiba-tiba, lalu duduk diatas ranjangnya. Jantungnya berdebar keras.
Pukul 12:15, dia melepas selimutnya dan beranjak dari kamarnya.
Dia mengetuk pintu kamar abangnya, dia tidak akan menyesal nanti walau abangnya meledek dia yang memintanya tidur bersama, padahal dia sudah semester tiga sekarang.
Ketika tidak ada jawaban, dia memilih membuka pintu kamar yang tidak pernah terkunci itu.
"Bang?"
Ben belum menjawab, setelah Dewa menggoyangkan tubuh Ben, baru abangnya bangun.
"Apaan sih? Ganggu aja!".
"Bang, gue takut!" Adunya dengan suara pelan.
"Takut apaan? Hantu?"
"Ihh, bukan! Ini lebih serem"
Ben memaksa membuka matanya, "Paan?".
"Takut mati" ujar Dewa pelan.
Ben menghela nafasnya pelan, "Wa! Kata ustad kan, mati itu pasti terjadi".
"Kalo gue mati besok, gimana?"
"Iya lo cukup baca istigfar, memohon ampunan buat dosa lo sebelumnya" nasihat sang abang.
"Tapi bang?".
"Make your today is your best day if today is not your last day!".
Dewa mengangguk pelan.
"Ambil wudhu gih, mungkin lo lupa solat, makanya Allah bangunin lo".
Dewa nyengir pelan, "Iya bang, gue belum solat".
"Sana ah, lo solat".
"Udahnya gue tidur disini, ya?" Pinta Dewa sambil turun dari ranjang Ben.
"Seraahhh!" Ben kembali berbaring lalu menidurkan tubuhnya lagi.
The real ending
I was confused honestly.
But it has two side of story
Kalau kalian mau nganggep 27 part kebelakang itu mimpi buruknya Dewa, terserah!
Mau nganggap ini flashback, terserah!
(Ini buatku cmn flashback, ya)
Kadang, kalo ketiduran aku sll tiba2 bangun, gk ada angin, gk ada mimpi aneh, gue kadang tetiba inget mati.
Takut kalo besok gue meninggal. Entah jadi habit atau apa.
Atau mungkin efek doyan cerita death chara 😂
Jadi, yg dikatakan Ben itu sebenernya kek moto gue gitu.
Jadikan hari ini sbg hari terbaik, jika hari ini bukan hari terakhir.
Today is officially end 😆
Pssssttt, ini yg khusus minta photonya Dewa pas dia msh hidup, uhuyyy
Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
