09#

3K 176 3
                                    

Anya menumpahkan kekesalan nya malam ini, Agam membuat nya kesal tadi pagi dan sekarang Ayah nya juga seperti itu. Kenapa Anya selalu terlihat salah dimata semua orang.

Sedangkan di sisi lain Agam terus saja menghubungi Anya berharap gadisnya itu telah memaafkan nya. Pesan dari Agam pun tidak ada satu pun yang di balas, dibaca pun tidak.

Saat Anya sedang menangis tiba-tiba ponsel nya berdering lagi menampilkan nama Agam yang tertera di layar nya. Sedang malas berbicara  Anya langsung menggeser tombol berwarna merah. Rijeck.

Kemudian Anya membuka pesan, ada sekitar 276 panggilan tak terjawab dan 158 pesan yang di kirimkan oleh Agam. Dengan isi yang hampir sama, Agam meminta maaf padanya.

Baru saja Anya ingin membalas pesan kekasih nya itu, lagi lagi ponsel nya berdering. Agam masih belum menyerah, dan panggilan terakhir baru lah di angkat oleh Anya.

"Hallo Gam"

"Kenapa baru di angkat? Masih marah?"

"Masih"

"Maaf yang, aku gak tau lagi gimana cara nya buat minta maaf sama kamu"

"Dimaafin"

"Jangan bohong An"

"Serius"

"Kamu lagi dimana?"

"Dirumah"

"Tumben gak ada di balkon?"

"Kenapa emang ny--jangan bilang kamu di--"

"Iya"

Kemudian Anya berjalan menuju balkon, mencari sosok Agam di sekitar rumah nya. Dan benar, di sudut jalan dibawah pohon mangga ada seorang laki-laki menggunakan baju kaos berwarna Hitam dan celana pendek berwarna Coklat. Dengan ponsel yang berada di telinga nya, melihat ke arah kamar Anya. Kemudian tersenyum.

"Kamu habis nangis?"

"Enggak"

"Kamu sakit?"

"Gak juga"

"Kok suara nya beda"

"Masih sama kok"

"Dari tadi tebakan aku salah terus"

"Hehe coba tebak lagi dong"

"Kamu Anya ya?"

"Iya, kok tau"

"Jelas dong, pacar nya Agam kan emang cuma kamu"

"Gombal haha"

"Kamu masih sayang sama aku?"

"Selalu, kalau kamu?"

"Sedikit berkurang, tapi bakal aku usahakan terus An"

"..."

"Maaf"

"Aku gak terima maaf berkali kali dari orang yang sama"

"Aku janji semua nya akan baik-baik aja"

Selanjutnya panggilan diakhiri sebelah pihak oleh Anya, dada nya semakin sesak mendengar penuturan kekasih nya.

Kedua mata nya kembali memanas, kedua kaki nya terasa lemas. Seberat ini kah cobaan yang harus Anya hadapi?, menunggu sampai Agam kembali sayang padanya? Sampai Kapan. Anya belum tentu sanggup untuk itu.

"Pergilah jika memang sudah tidak ada rasa karena diam mu disini hanya menciptakan sakit. Jangan bertindak seolah kamu mencintai tapi nyata nya tidak. Aku gak perlu semua kepalsuan kamu" 

• • • • •

To be continue...

22 Mei 2018

JEEVAN [TAMAT]Where stories live. Discover now