18#

2.8K 145 0
                                    

Weekend kali ini Anya menyempatkan diri untuk menemani Erick ke salah satu pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di daerah Jakarta, hanya menemani tidak lebih.

Dari atas balkon kamar Anya melihat mobil mewah berwarna hitam itu telah masuk ke pekarangan rumah nya, senyum Anya mengembang melihat siapa yang keluar dari mobil tersebut. Dengan cepat Anya mengambil sling bag nya dan memoles sedikit lagi liptint di bibir kecil nya itu.

Menuruni tangga dengan rambut yang bergoyang mengikuti irama langkah Anya. Rambut itu masih sama, berwarna ungu di bawah rambutnya dan selalu dibuat sedikit ikal disetiap ujung rambut nya. Anya melambaikan tangan nya saat melihat tingkah Erick seperti sedang mencari seseorang.

"Haii" sapa Anya

"Maaf Ky gue langsung masuk, abisnya sepi banget" ucap Erick dan diselingi dengan kekehan pelan.

"Gak apa-apa, kaya sama siapa aja si lo" Anya memukul pelan lengan Erick, sedangkan Erick hanya menatap Anya dengan tatapan yang sama seperti dulu. Tatapan penuh cinta, seperti sedang menatap Anya yang dulu masih berstatus kekasih nya.

"Mau langsung jalan atau—" Anya menggantungkan ucapan nya menunggu Erick terlebih dahulu yang memutuskan.

"Langsung jalan aja deh, sepi banget gue takut jadi fitnah Ky"

"Fitnah apa sih Rick. Walaupun lo dulu jahat sama gue setidaknya lo gak brengsek, dan gue masih percaya itu"

"Gue sadar diri Ky, gue lahir dari rahim seorang perempuan. Jadi mana bisa gue ngelakuin hal keji kaya gitu, bakal sama aja kaya gue nyakitin nyokap gue"

Anya tersenyum kemudian beralih menggenggam tangan Erick dan segera memasuki mobil Erick, sedangkan Erick hanya memperlihatkan ekspresi datar. Ini kedua kalinya Anya menggenggam tangan nya, seperti ada gelenjar aneh dan aliran darah nya terasa berhenti saat jemari mungil Anya menyentuh jemari milik nya.

"Nomor lo kenapa gak aktif Ky? Tadi pagi gue coba hubungin lo tapi yang jawab malah operator" mendengar penuturan mantan kekasih nya itu membuat Anya terkekeh.

"Gue ganti nomor Rick, kan lo sendiri yang nganter gue ke konter" 

"Kenapa ganti nomor? Kaya cabe-cabean aja lo"

"Sialan lo, gue gini juga ada alasan nya" Anya mencoba untuk membela diri.

"Salah satunya Agam?" mendengar nama itu keluar dari bibir Erick membuat Anya memalingkan wajah nya keluar jendela.

"Lo kenapa sih Ky sama Agam, kalo ada masalah di selesain. Jangan tiba-tiba lo deketin gue lagi kaya gini, bukan nya gue gak suka deket lagi sama lo justru dengan lo begini malah bikin suasana jadi gak karuan" sambung Erick

"Dia yang minta kita buat break ,jadi salah kalo gue mau deket lagi sama lo?" kali ini Anya menatap wajah nya Erick yang sedang melihat lurus kedepan.

"Sangat salah kalo memang alasan lo adalah menjadikan gue sebagai perantara supaya lo lupa sama Agam, gue kaya ngerasa di manfaatin Ky"

"Tapi gue gak berniat manfaatin lo" lirih Anya

Mendengar lirihan Anya membuat Erick menepikan mobil nya di sudut jalan yang lumayan sepi, jadi tidak akan mengganggu pengendara yang lain. Erick memutar tubuh nya kearah kiri agar bisa menatap Anya dengan intens, sedangkan Anya masih saja tidak mau menghadap kearah nya.

Tangan kanan Erick bergerak untuk memutar tubuh Anya, betapa menyesal nya Erick dengan kalimat yang tadi ia ucapkan itu ternyata membuat air mata mengalir di pipi Anya dan sungguh Erick sangat membenci ini.

"Maaf Ky, maafin gue" Erick menggenggam kedua tangan Anya dan menatap nya penuh dengan penyesalan.

"Gak apa-apa, lo bener Rick"

JEEVAN [TAMAT]Where stories live. Discover now