26#

2.6K 121 8
                                    

"Hahaha"

Suasana menjadi canggung saat Anya dan Agam sudah menghentikan tawa nya. Sudah sibuk dengan pemikiran nya masing-masing. Bahkan untuk sekedar menole pun tidak.

"An—"

"Gam—" ucap mereka dengan bersamaan

"Kamu duluan" kata Agam

"Kalo missal nya kita putus apa kamu akan benci sama aku?" cicit Anya

Mendengar perkataan Anya membuat Agam menepikan mobil nya dan menghela nafas gusar. Lagi lagi Anya masih saja terus membahas soal ini, padahal untuk urusan ini sudah bisa di anggap selesai tapi kenapa Anya masih saja terus mempersoalkan nya.

"Kenapa kamu bilang gitu??"

"Berniat putus sama aku?"

"Gak gi—"

"Kenapa sih kamu selalu ngebahas masalah yang harus nya sudah selesai tapi kamu ungkit lagi" Agam melihat kearah Anya.

"Aku muak An"

Anya sangat paham betul sedang berada diposisi apa mereka sekarang, mengalah satu kalimat yang terluncur jelas di pikiran Anya. Karena kalau terus dilanjutkan perdebatan ini akan terus semakin panas dan nanti nya malah memancing emosi Agam.

"Sehebat apa si Erick sampai bisa buat kamu berubah gini!!"

"Sebutin apa kelebihan dia yang gak aku punya!!"

"Apa harus aku berubah kaya Erick supaya kamu nyaman sama aku!"

"Enggak Gam—" jawab Anya

"Aku salah"

"Aku minta maaf An"

• • • • •  

"Pada bait cerita, kala dunia mulai tersenyum, padaku dan padamu. Cinta itu awam, mengapa awam? Sebab jatuh cinta tak pernah mengenal sapa, dia ada secara tiba-tiba membuat dada menjadi berdebar, karena cinta tidak pernah terkira hadirnya.
Untuk segala rasa, aku mendakwa bahwa kau harus mempertanggung jawabkan nya. Untuk itu, tetaplah bersama ku. Untuk terus tumbuh dan hidup dengan utuh".

Setelah menulis kalimat demi kalimat tadi selanjutnya Erick kembali melipat kertas itu menjadi dua bagian dan dimasukan nya kedalam amplop berukuran sedang yang berwarna silver dan menuliskan satu nama disudut bawah kanan diluar amplop tersebut.

Bibirnya tersenyum namun bukan senyuman bahagia, lebih tepat nya senyuman pahit yang entah kenapa sengaja ia ukir di kedua sudut bibir nya itu. Sorot mata nya meredup, tidak lagi bercahaya karena mungkin setengah dari cahaya nya sudah hilang dan perlahan menjauh dari nya.

Erick tau betul bagaimana ia harus menempatkan posisi nya untuk saat ini. Tidak perlu mengeluh, tidak perlu berontak, cukup jalani saja dan lihat seperti apa hari esok. Apakah lebih baik atau justru lebih terlihat menyakitkan. Dunia sebercanda ini, sangat penuh dengan teka-teki disetiap detik nya.

Banyak yang mengira ketua dari Taekwondo yang sangat terkenal dengan ketegasan nya saat berlatih ini begitu tahan banting, kuat menghadapi apapun tapi ternyata mereka semua salah. Orang terlihat paling kuat justru mereka lah yang terlihat sangat rapuh.

Banyak luka yang Erick simpan sendirian, banyak kepedihan yang harus Erick tahan sendirian. Bukan karena Erick tidak mempunyai teman untuk berbagi cerita, namun saat diceritakan pun akan percuma karena tidak akan ada yang mengerti apa yang Erick rasakan.

Mungkin teman-teman nya pun akan menertawakan diri nya saat mereka tau bahwa sekarang Erick sudah kembali jatuh cinta dengan gadis yang masih berstatus pacar orang. Dari berjuta juta wanita didunia ini kenapa harus dengan nya. Bodoh, bodoh sekali.

JEEVAN [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant