21#

2.8K 152 1
                                    

Duduk di pinggir lapangan dengan terik nya matahari yang begitu menyengat kulit, gadis cantik itu sedang memasang earphone kesayangan nya sambil melihat seseorang sedang latihan, seseorang yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikiran nya.

Bibir nya terus bersenandung mengitungi irama lagu, kadang tersenyum melihat laki-laki itu begitu tegas nya melatih anak-anak yang lain. Suara lantang nya, teriakan nya, gerakan beladiri nya, poni nya yang sudah basah karena keringat, semua nya sangat sempurna.

Lamunan nya berhenti saat seseorang menepuk pundak sebelah kiri nya, saat ia menoleh mencari sosok yang telah mengganggu nya tapi tidak ada. Betapa terkejut nya ia saat ingin kembali menghadap kedepan tiba-tiba seseorang itu sudah duduk dengan santai di sebelah nya. Kalau saja ia tidak bisa menjaga keseimbangan mungkin sekarang sudah terjatuh.

"Lagi ngapain An?"

"..."

"Niat banget sih panas-panasan demi liat Erick latihan"

"..."

"Kemarin aku tungguin didepan gerbang, tapi kamu gak ada"

"..."

"Padahal aku nunggu sampe jam 7 malam"

"..."

"Hujan deras juga kan semalam"

"..."

Merasa geram dengan Anya yang tidak merespon sama sekali ucapan nya barusan, kemudian Agam menggerakan tangan nya untuk melepas earphone Anya dan membalikan tubuh gadis itu agar bisa menghadap kearah nya.

Namun benar-benar diluar ekspetasi Agam, gadis itu malah menghempaskan tangan Agam yang berada di bahu nya kemudian bangkit dari duduk nya, seakan tidak ingin berdekatan lagi dengat Agam.

"Masih marah?"

"Gue gak marah, tapi kecewa"

"Bilang sama aku, apa yang harus aku lakuin supaya kamu gak gini lagi sama aku" ucapan Agam berubah menjadi serius. 

"Kalau lo memang berniat memperbaiki keadaan tanpa gue minta pun pasti lo udah tau gimana cara nya. Bukan malah bertanya kaya gini, kan lo mau keadaan nya baik-baik aja bukan gue" sinis Anya

"Kamu berubah An" kalimat Agam kali ini membuat Anya tertawa.

"Gue berubah karena lo. Karena sikap lo yang sering ngecewain gue, sikap dan perasaan seseorang itu bisa berubah Gam karena keadaan. Dan lo yang bikin keadaan jadi kaya gini!!"

"Maaf" lirih Agam

"Maaf di terima"

Setelah mengucapkan itu Anya langsung melepaskan earphone nya dan menggantung kan di leher nya. Anya berdiri, sedikit merapihkan rok dan rambut nya sebelum pergi meninggal kan Agam. Sudah 3 langkah Anya pergi dari sisi nya, tiba-tiba Agam mengerluarkan sebuah kalimat yang dari tadi ia tahan.

"BUKA BLOKIRAN AKU AN" teriak Agam

• • • • •  

Sepulang sekolah pun ponsel Anya terus saja berdering menampilkan 670 notifikasi panggilan tidak terjawab dari orang sama, Agam. Ribuan pesan sudah Agam kirimkan untuk nya, tapi tidak ada satu pun yang ia balas, bahkan di baca pun tidak.

Agam tersenyum masam saat melihat post terbaru Anya, sekitar 3 menit yang lalu. Tapi Anya belum sama sekali membuka pesan dari nya, Agam tidak perlu balasan pesan hanya sekedar dibaca pun sudah lebih dari cukup.

"Mbak Lela tolong bikinin aku teh hangat ya, di antar ke kamar" pinta Anya.

Setelah mengucapkan itu Anya berjalan menaiki tangga dan menuju kamar nya. Mencabut ponsel yang sedari tadi ia charger kemudian melanjutkan langkah nya menuju balkon, tempat ternyaman yang selalu menemani Anya

JEEVAN [TAMAT]Where stories live. Discover now