17#

2.9K 146 1
                                    

Kecewa, kalimat itu yang dapat mendifinisikan perasaan Anya saat ini. Anya pikir setelah ia dekat dengan Erick sedikit demi sedikit memori tentang Agam akan hilang, tapi ternyata Anya salah justru semakin ingin melupakan membuat perasaan nya semakin tidak karuan. Agam terlalu mudah untuk mengambil alih hati dan pikiran nya.

Kalau di ingat-ingat kebahagiaan apa saja yang sudah Agam berikan? Sebahagia apa Anya saat bersama dengan nya? Iya singkat nya begini, Agam memberikan bahagia seluas lautan tapi Agam memberikan sakit lebih dari luas Samudra.

Terlalu bodoh manusia jika sudah menyangkut tentang cinta, semua hal yang mudah menjadi sangat rumit. Buat apa menjalin sebuah hubungan kalau hanya satu pihak saja yang merasa senang sedangkan pihak lain justru merasa sangat tersakiti dengan hubungan ini. Lebih baik selesai bukan.

"Mau makan apa Ky?"

"Hm, mie ayam boleh deh"

"Masih saja suka makanan itu ckck" Anya terkekeh

"Masih saja hafal dengan makanan favourite gue"

"Wah jelas kalau itu"

"Cepat sana pesan" kata Anya

Anya duduk di warung bakso depan komplek nya, sore ini cukup ramai karena memang ini salah satu warung bakso yang cukup terkenal, juga enak pasti nya dan yang lebih penting murah.

Membuka ponsel nya dan menjelajahi beberapa akun social media milik nya. Tatapan Anya terfokus di App Line dengan nama sang kekasih yang tertera disana, didetik selanjutnya Anya membuka Instagram dan melihat semua isi DM nya. Mengscroll sampai ke akar paling bawah.

Anya tersenyum pedih mengingat beberapa hari ini Agam tidak berusaha mencari nya, menanyakan kabar nya. Saat di sekolah pun Agam seolah menjauh, seperti benar-benar ini mengakhiri hubungan nya.

"Masih gue Block padahal Gam. Gue kira lo bakal DM gue terus lo minta gue buat buka blokiran nya, spam chat gitu Gam kaya biasa nya. Tapi semua cuma khayalan gue doang ya"

"Cuma mimpi buat gue kalau lo tiba-tiba berubah kaya gitu"

"Apa mungkin juga lo gak sadar kalau kontak lo gue Block??" gumam Anya, sedikit lagi ia akan meneteskan air matanya.

Anya menghembuskan nafasnya kasar, memejamkan kedua matanya sebentar hanya untuk meredam amarah nya. Tatapan nya sangat kosong, kedua mata nya kembali memanas dan perlahan air mata nya lolos begitu saja, dengan cepat Anya menghapus air mata nya.

"Nih pesanan lo Ky" suara itu membuat Anya tersentak

"Eh iya, makasih"

"Sama-sama Ky"

"Abis selesai makan anter gue ke konter ya Rick"

"Mau ngapain??"

"Kepo andaa" sedangkan Erick hanya memutar kedua bola matanya malas.

• • • • •

Sudah sangat biasa bagi Anya ketika ia pulang kerumah tidak ada sosok kedua orang tua nya, karena mereka memang sangat sibuk bekerja. Uang adalah prioritas utama bagi mereka, kecuali untuk Anya. Bagi Anya uang adalah urutan terakhir, yang utama adalah keluarga. Tapi orang tua nya tidak pernah mengerti itu.

Anya berjalan menuju dapur dan samar-samar ia mendengar suara penggorengan yang beradu disana, malam-malam seperti ini kenapa berisik sekali. Kemudian senyum dibibir nya mengembang saat melihat mbak Lela yang sudah mengurus dirinya sejak kecil dan mang Darman sopir yang sangat Anya sayangi itu sedang berperang didapur.

"Hayo kena lo kena!!" teriak mbak Lela

"Gila itu panci panas, curang lo"

"Bodo amat yang penting gue menang, mampus kan lo kena hayo loh hayo!!"

JEEVAN [TAMAT]Where stories live. Discover now