12#

2.8K 165 0
                                    

"Klesya?" ucap Agam

"Ngapain Gam?, eh ada Anya juga" Anya menatap Klesya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Menjijikan" batin Anya

"Weekend lah bareng pacar gue, ngapain lagi" jawab Agam

"Oh iya gue juga bareng cowok gue" ucap Klesya

"Hih Agam juga gak nanya lo kesini sama siapa" ketus Anya

"An gak boleh gitu" sedangkan Anya hanya memutar bola mata nya malas

"Gue duluan ya Gam" pamit Klesya sambil menepuk pundak Agam pelan.

"Ish ngapain si dia pegang-pegang kamu" kesal Anya

"Lagian kamu juga aku gak pernah mau kalau aku pegang" ejek Agam

"Bodo amat" Anya berjalan terlebih dahulu mendahului Agam

"Bercanda sayang ku hehe" Agam terkekeh

"Sana kejar Klesya aja"

"Cie cemburu" Agam kembali merangkul pundak Anya

"Gak.usah.pegang.pegang" ucap Anya dengan penuh penekanan di setiap kalimat nya.

"Kalau kamu gini terus aku jadi sayang lagi deh"

"Hah?"

Agam hanya tersenyum dan mendorong rangkulan nya pelan agar Anya terus berjalan berdampingan dengan nya.

• • • • •

"Mau nonton apa An?" ucap Agam.

Sekarang mereka sedang berada di kerubungan para manusia-manusia yang sedang mengantri tiket. Wah untung aja Agam punya kartu Tiket Movie, jadi gak perlu ngantri sepanjang kereta seperti itu.

"Yang romantis, hm London Love Story boleh"

"Gak seru"

"Tadi nanya" Anya memukul pelan perut Agam membuat nya terkekeh

"Avenger aja"

"Gak. Apaan sih itu film bocah"

"Seru, coba deh nonton dulu"

"LLS juga sama seru Gam"

"Tapi aku mau nonton Avenger"

"LLS aja Agam"

"Avenger. Semua keputusan ada di pihak laki-laki dan itu tidak bisa di ganggu gugat"

"Yaudah aku nonton LLS kamu nonton Avenger Adil kan" ucapan Anya kali ini sukses membuat Agam mengaga, Agam kesini kan untuk berduaan dengan nya tapi kenapa malah jadi pisah bioskop.

"Kamu apa-apaan si yang" Agam melipat kedua tangan di dadanya

"Fix LLS. Ayo" Anya menarik tangan Agam

Sepanjang perjalanan menuju studio pun Agam terus saja memasang wajah cemberut nya. Berjalan sedikit jauh dari Anya seakan sedang menjaga jarak.

Saat sudah masuk kedalam Bioskop pun dan Agam masih saja dalam mode ngambek nya. Agam melilatkan dua tangannya di depan dada, mengerucutkan bibir dan terus membuang muka ke ke arah lain.

Justru perlakuan Agam seperti ini semakin membuat Anya puas, Anya terkekeh. Bukan terkekeh, lebih kepada tertawa terbahak-bahak.

Karena baru kali ini Anya melihat sikap Agam yang seperti ini. Agam yang selalu terlihat cool, yang selalu tetap dengan keputusan nya, Agam yang sangat keras kepala, Agam yang selalu membuatnya menangis setiap saat.

Dan sekarang Agam sedang menunjukan sisi lain dari dirinya, Agam merajuk seperti anak kecil meminta di belikan balon. Saat Film sudah mulai pun pandangan Anya hanya terfokus ke depan layar tanpa mementingkan sekitarnya.

Saat Film beradegan lucu Anya ketawa dan saat film beradegan sedih Anya akan terharu tapi tidak dengan Agam. Agam terus saja menatap Anya dengan tatapan kesal.

Bagaimana bisa Anya fokus menonton sedangkan kekasih nya sedang dalam mode marah nya, dan Anya sekolah tidak perduli. Agam benar-benar kesal dengan Anya.

"Kenapa si sayang" ejek Anya

"Tau"

"Kalo ngambek jelek loh"

"..."

"Sayang"

"..."

"Agam Maurer"

"..."

"Aku balikan aja deh sama Erick"

Ucapan Anya kali ini membuat Agam bersuara. Sedangkan Anya tersenyum puas melihat respon Agam.

"Awas kamu berani main di belakang aku"

"Lagian siapa juga yang mau balikan sama dia. Kalo udah jadi mantan ya mantan aja"

"..."

"Kenapa Gam??"

"Inget ya. Jangan pernah ada kata putus"

• • • • •

To be continue...

25 Mei 2018

JEEVAN [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant