Part 10

41.4K 1.5K 8
                                    

             🌸HAPPY READING🌸


Ellena yang baru selesai bersiap-siap untuk ke kampus langsung menoleh ke pintu saat mendengar suara pintu terbuka, di sana berdiri seorang pelayan.

"Ada apa?" tanya Ellena dengan suara lembutnya.

"Anda di panggil tuan Aldrich ke ruang makan" jawab pelayan itu dengan ramah.

"Baiklah, saya akan segera ke sana" ucap Ellena.

Pelayan itu langsung meninggalkan kamar Ellena setelah meminta izin.

Ellena berjalan keluar dari kamarnya, melewati undakan tangga hingga tiba di ruang makan.

Ellena melihat Aldrich yang sudah duduk rapi di kursi meja makan.

"Kemarilah" panggil Aldrich pada Ellena yang masih berdiri menatapnya.

Ellena langsung berjalan ke meja makan untuk bergabung dengan Aldrich, Ellena mengambil duduk di sebelah Aldrich.

Aldrich dan Ellena mulai menyantap makanan mereka dalam keheningan, namun tanpa di sadari Ellena, Aldrich tengah menatapnya dengan intens.

Ellena yang merasa di tatap seseorang menoleh pada Aldrich, tatapan mereka langsung bertemu.

"Lanjutkan sarapanmu, aku akan mengantarmu ke kampus" ucap Aldrich yang sudah selesai dengan sarapannya.

"Aku menunggumu di mobil" Aldrich bangkit dari duduknya dan meninggalkan Ellena yang belum selesai dengan sarapannya.

***
"Jika mata kuliahmu sudah selesai langsung hubungi aku" ucap Aldrich saat mobilnya sudah berhenti di depan kampus Ellena, Ellena mengangguk mendengar ucapan Aldrich.

Ellena keluar dari dalam mobil dan langsung berjalan memasuki area kampus.

Di koridor kampus Ellena bertemu dengan Jessica.

"Good morning, El" sapa Jessica dan langsung merangkul Ellena.

"Morning, Jess" balas Ellena.

"Kau di antar Aldrich?" tanya Jessica dan di balas anggukan oleh Ellena.

"El, hari ini kita ada mata kuliah apa saja?" tanya Jessica yang tidak sempat melihat jadwal untuk hari ini.

"Hari ini hanya dua mata kuliah, hukum pidana dan hukum perdata" jawab Ellena.

"Syukurlah, aku ingin cepat pulang dan beristirahat" ucap Jessica dengan cengiran khasnya.

"Kau ini, baru juga tiba di kampus tapi sudah ingin pulang" Ellena terkekeh kecil.

"Yah, begitulah aku" Jessica mengibaskan rambutya dan ikut terkekeh bersama Ellena.

Kedua gadis itu melanjutkan langkah mereka meninggalkan koridor.

***
Di dalam ruangan, seorang dosen mata kuliah hukum perdata tengah menerangkan tentang hukum perdata yang mengatur hak-hak dan kepentingan individu yang penerapanya bisa di mana saja, menjelaskan tentang hukum perdata yang di dalamnya terdapat hukum yang mengikat perjanjian atau kontrak.

Tiga puluh menit berlalu, dosen mengakhiri pembelajarannya dengan memberikan tugas pada mahasiswa-mahasiswinya.

Setelah dosen keluar, Jessica bersorak senang karena mata kuliah untuk hari ini sudah selesai.

Berjalan melewati koridor, kini
Ellena dan Jessica sudah berada di halaman kampus.

"Pulanglah bersamaku, El" ucap Jessica.

"No, thanks. aku sudah menghubungi Aldrich" tolak Ellena dengan halus.

"Baiklah, kalau begitu aku duluan El" Jessica berjalan meninggalkan Ellena menuju ke basement untuk mengambil mobilnya.

Tidak lama menungu, Ellena sudah melihat mobil Aldrich yang berhenti di depan gerbang, gadis itu langsung berlari kecil menghampiri Aldrich.

"Masuklah" ucap Aldrich dari dalam mobil.

Ellena langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah pria itu yang mulai menjalankan mobilnya.

Dua puluh menit berada dalam perjalanan, Ellena merasa heran melihat jalanan yang mereka lewati bukanlah jalanan menuju mansion.

"Al, kita akan ke mana?" tanya Ellena yang sudah sangat penasaran.

"Taman" jawab Aldrich yang fokus dengan jalanan di depan mereka.

"Taman?" tanya Ellena lagi mencoba meyakinkan pendengarannya, tumben sekali pria itu mengajaknya jalan-jalan.

"Yah, taman bunga, aku tahu kau menyukai tempat-tempat seperti itu" ucap Aldrich yang melirik sedikit pada Ellena.

Ellena hanya diam mendengar ucapan Aldrich, dia memang menyukai hal-hal yang berbau bunga, itu juga salah satu penyebab dirinya betah bekerja pada bibi Emily.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mobil Aldrich tiba di garden flowers.

Aldrich dan Ellena yang sudah keluar dari mobil langsung berjalan beriringan menuju ke bangku taman.

"Kau senang?" tanya Aldrich yang sudah duduk di bangku bersama Ellena.

"Sangat, terima kasih Al" jawab Ellena sambil menatap takjub hamparan bunga di depannya.

"Everything for you, sweetie" ucap Aldrich tersenyum tipis melihat senyuman yang terukir indah di bibir Ellena.

"Kau tunggu aku di sini Al, aku akan ke sana" Ellena menunjuk hamparan bunga mawar dan lily yang berada di kejauhan.

Ellena langsung berjalan meninggalkan Aldrich saat dirinya sudah mendapat izin dari pria itu.

Aldrich merasakan hatinya menghangat saat melihat senyuman kebahagiaan terukir di bibir Ellena, sangat mudah membuat gadis itu tersenyum bahagia.

Ellena kembali berjalan menghampiri Aldrich dengan membawa satu tangkai bunga mawar dan bunga lily.

"Taman ini sangat indah" ucap Ellena yang sudah duduk di sebelah Aldrich.

"Jika kau menyukai tempat ini, kau bisa datang kapanpun yang kau inginkan" ucap Aldrich.

"Benarkah?" tanya Ellena dengan penuh antusias.

"Tentu saja sweetie, tempat ini sudah menjadi milikku, aku membelinya tiga hari yang" jawab Aldrich dengan santainya.

"Kau tidak menyadari, sejak kita datang tidak ada orang lain selain kita berdua" ucap Aldrich, Ellena memang menyadari jika tidak ada satu orangpun yang berkunjung ke taman itu.

"Kenapa kau harus membelinya?" tanya Ellena menatap Aldrich tidak percaya.

"Aku sengaja membelinya untukmu" jawab Aldrich.

Ellena berusaha mencerna perkataan Aldrich, pria itu membeli taman ini untuknya.

***
Mohon vote dan comentnya teman2.

THE POSSESSIVE BILLIONAIRE (END) (proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang